Happy Reading
.
.
.
.
.
Pagi yang cerah, burung-burung yang berkicau indah, dan matahari yang masuk lewat celah-celah tirai menerangi kamar nan megah milik sang gadis yang kini tengah terlelap di kasur empuknya.
Anindya Nayanika A.A Gerlio, gadis cantik kelahiran Indonesia, bermata biru, kulit putih dan berambut panjang pirang.
Tuk...
Tuk...
Tuk..."Anind, udah jam 7 nak, kamu gak sekolah" ucap seorang mengetuk-ngetuk pintu kamar Anind dari luar.
Namun sang empu tetap tenang dalam tidur, seakan-akan sedang bermimpi bertemu dengan pangeran tampan.
"Ni anak, kalau udah tidur gak ingat waktu" cicit wanita itu sedikit kesal.
Untung wanita itu membawa kunci cadangan kamar Anind. karena sudah biasa Anind-gadis itu tidur sampai siang, dan sangat susah untuk dibangunkan. Gelar putri tidur sudah pantas di sematkan untuk gadis itu.
Cekrek...
Pintu terbuka lebar, ia mendapati Anind yang sedang bergelumun dengan selimut kesayangannya.
"Nak, bangun sayang, nanti kamu telat" ucap wanita itu sambil mengusap-usap rambut panjang milik Anind.
Anind bergeliat, dia tidak bisa tidur lagi jika mami kesayangannya sudah mengusap-usap kepalanya.
"Ehmm, iya mi, lima menit lagi ya"
cicit Anind pelan dengan suara khas orang bangun tidur.
"Gak ada, bangun sekarang sayang, atau enggak uang jajan kamu mami potong" ancam maminya dan yak Anind langsung duduk dari tidurnya.
"Ih mami mah, itu Mulu ancemannya, gak ada yang lain apa" rengek Anind kepada maminya.
Wanita itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, terlalu gemas melihat tingkah putri kesayangannya itu. Anind itu sangat manja pada dirinya dan suaminya, namun saat bersama orang lain, anind sangat dingin tak tersentuh.
***
Anind bersama kedua orang tuanya tengah sarapan bersama-sama dimeja makan.
Anind mengoleskan slay coklat diroti dan langsung melahap rotinya.
"Sayang, besok kita bakal pindah ke Indonesia, papi ada kerjaan di jakarta" ucap papi Anind memecah keheningan.
Anind langsung terdiam mendengar nama negara itu, negara yang di benci Anind, tak berbeda dengan kota jakarta.
"Tapi pi, kenapa Anind harus ikut?" Tanya Anind sambil menaikan sebelah alisnya.
"Karena papi bakal lama disana sayang" jawab papinya sambil tersenyum hangat kepada putrinya..
"Pi Anind gak mau, Anind gapapa kok disini sendiri, Anind bisa jaga diri, ya kan mi?"
Rengek Anind kepada papi dan maminya, ia tak ingin sekali kembali kesana.
Mami Anind menghembuskan nafas pasrah, ia harus extra sabar membujuk anak bungsunya itu.
"Bukannya papi sama mami gak percaya kamu bisa jaga diri disini sendiri, tapi kamu kan tau sendiri, papi kerja di Jakarta sampai 2 tahun, kamu gak kesepian disini?" Jawab mami Anind sambil berusaha meyakinkan sang anak.
"Enggak mi, disini kan ada Reyna sama cika pi, ada bibi juga, jadi gapapa kok aku disini mi, pi" rengek Anind lagi.
"Sayang, papi gak mau ninggalin kamu disini karena papi gak mau kamu jauh-jauh dari papi sama mami, ya kan mi? Kami juga khawatir kamu disini sendirian" Jawab papinya , maminya balas menggangguk, mereka sangat menyayangi Anind dan tak ingin jauh-jauh dari Anind.
"Tapi pi,mi kak varo aja tinggal di Jakarta sendiri, mami sama papi gak khawatir tuh"
Anind sangatlah keras kepala, susah untuk membuat Anind untuk berkata ia jika gadis itu sudah berkata tidak.
Papi dan maminya saling menatap dan menghembuskan nafas pasrah, mereka tak tau lagi cara membujuk anak gadis kesayangannya itu.
Hening sesaat sebelum papinya kembali berucap.
"Sayang ini tu negara LA, kita gak tau apa yang bakal terjadi jika kamu disini sendirian, papi udah ambil keputusan kamu harus ikut ke Indonesia sama papi dan mami"
Putus papi Anind lalu berdiri dari duduknya dan melenggang pergi, ia tau jika ia berlama-lama disitu maka ia akan kalah dengan rengekan gadis itu.
Anind menatap melas kearah maminya, seakan memberi isyarat jika ia tak ingin balik ke Indonesia.
namun maminya hanya mengangkat habu seakan-akan menjawab dia tak bisa melalukan apa-apa jika papi sudah mengambil keputusan.
Anind menghembuskan nafas pasrah, ia tak tau harus melakukan apa, ia berdiri dari tempat duduknya sambil berjalan lemas kearah kamarnya.
Dia memikirkan apa yang akan terjadi jika dia balik kesana, tanpa dia sadari disitulah awal mula drama dihidup Anind dimulai.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
ANINDYA
Teen Fiction"Audrey, balik sayang" ucap wanita paruh baya menangis tersendu-sendu di hadapannya. "Maaf anda siapa? Saya Anindya, bukan Audrey, mungkin anda salah orang"jawab Anind sambil berjalan acuh. "Nak ini mama, mama yakin ini kamu, maafkan mama nak, mama...