|*⁠.⁠✧( Tidur bersama )✧.*|

60 3 8
                                    






"Memangnya harus banget ya, tidurnya di kamar ku"








Tanya lelaki berambut biru gelap yang sedang berdiri di depan pintu masuk kamar. Ia hanya bisa pasrah melihat teman-temannya yang sudah gila berkumpul di kamar nya.

"Sini Isagi! Tidur di samping ku aja" Ajak Bachira yang menepuk tempat di samping kirinya yang kosong walaupun sempit "Isagi sini, jadi gulingku aja.." Nagi mengajaknya juga sebelum menguap.

"Sepertinya lebih baik kalau aku tidur di kamar lain." Balas Isagi yang sudah begitu pasrah dengan keadaan, ia keluar dari kamar yang diberi oleh Archduke Itoshi dan menutup pintu sebelum dengan cepat lari menjauh dari pintu kamar itu. Tak lama kemudian pintu kamar itu ditendang oleh Bachira yang langsung mencari isagi yang kabur, itu pun sama dengan yang lain yang bagaikan binatang liar yang mencari mangsa.

Isagi walaupun sudah lelah berlari-lari tanpa arah, tetap tidak berhenti ia bahkan berlari di ruangan yang berbeda, dirinya sudah berlari dan melewati lorong ke rumah inti Archduke Itoshi. Setelah beberapa menit berlari, Isagi berhenti untuk mengatur nafasnya. Ia berjalan dengan pelan sesambil menarik dan membuang nafas sebelum ditarik oleh dua tangan yang keluar dari salah satu kamar. Bahkan isagi belum sempat teriak karena mulutnya sudah di bekam lalu ditarik kedalam kamar itu.





"Diam." Ucap suara yang familiar untuk Isagi, mulutnya tapi masih ditutupi oleh tangan lelaki yang menariknya "Kau tidak tau etika kah? Berlari-lari dirumah orang" Suara itu berlanjut, pintu balkon di ruangan itu terbuka dan sinar bulan pun masuk. Yoichi akhirnya bisa melihat lelaki yang menariknya adalah putra kedua dari Archduke Itoshi yaitu Itoshi Rin.

Posisi sekarang mereka adalah Isagi dengan punggungnya di tembok samping pintu kamar Rin, kedua tangannya terjepit dibelakangnya, mulutnya ditutupi tangan kanan Rin sedangkan tangan kiri Rin menahan Isagi ditempat.

"Ketimbang tidur saja susah sepertinya untuk kalian semua ya." Bisik Rin yang wajahnya tepat di depan wajah Isagi yang berkeringat dingin.

"Bukannya tempat penginapan ada di lorong yang beda ya dengan rumah inti mu? Gak mungkin kau kebangunan karena itu" Isagi membalas balik dengan pelan, dirinya membisik juga karena sudah malam

"Oh ya? Mau coba?" Mata Rin terlihat semakin mentajam saat mengatakan kata-kata itu, Isagi seketika makin takut dengan lelaki dihadapannya ini tetapi tidak bisa mengeluarkan kata-kata apa pun sebagai balasan akhirnya Rin dengan paksa menarik pergelangan tangan Isagi dan mendorongnya ke kasur miliknya.

Rin lalu menjepit Isagi di kasurnya dengan dirinya yang sedang berada diatas lelaki yang lebih pendek itu. Kedua tangan Rin yang menahan dirinya di posisi merangkak berada di sisi kiri dan kanan kepala Isagi, kaki Isagi juga terjepit diantara kaki milik Rin, ia bahkan sudah tidak bisa menelan ludahnya dikarenakan posisi yang tidak tersangka ini.

"...Kau anak Duke yang sungguh aneh-.." Isagi mengatakan tanpa sadar secara reflek, ia lalu mengarahkan pandangannya ke arah kanan saat merasa begitu tajamnya tatapan Rin.

"Maksud kau apa." Seakan-akan aura Rin menggelap membuat Isagi semakin menciut dibawahnya, Isagi sudah mengantisipasi dirinya akan di jatuhi hukuman mati atas apa yang ia katakan tetapi anak kedua dari Duke ini hanya menghela nafas kasar sebelum membiarkan dirinya jatuh ke atas kasur disamping pemuda yang sedang berkeringat dingin.

"Kalau kau beri tau 1 orang pun aku akan pastikan kepalamu dipajang di kamarku." Ucap Rin sebagai ancaman sebelum menutup kedua matanya, Isagi sudah tidak hanya berkeringat dingin tetapi juga bergemetar dengan keberadaan psikopat disebelahnya ini.

My Prince | AllxIsagi | Blue Lock |Where stories live. Discover now