06 - HARI-HARI TAK BIASA

21 10 0
                                    

TRINGGG!!!

Tanganku memukul mematikan benda yang baru saja berdering itu. Mataku melirik ke arah benda bulat itu jam tepat pukul empat pagi. Aku segera bangun dan menjulurkan tanganku ke segala sisi.

"Huft, masih pagi bangett," aku bangkit dari kasur dan mengambil handuk berniat untuk mandi.

Selesai dengan ritual di kamar mandi, aku sudah siap dengan pakaian yang rapih dan semi formal. Aku mengambil beberapa alat makeup ku, dan mulai berdandan. Mulai dari basic pelembab, sunscreen, sampai terakhir aku mengoleskan pewarna merah muda di bibirku. "Perfecto!" Aku tersenyum manis melihat diriku didalam kaca.

"Dulu pas sekolah gak boleh pakai makeup. Sekarang mah bebas," ucapku bangga.

Aku mengambil tote bag ku dan segera menuju ruang makan. Disana hanya ada Ayah, nampaknya Putra masih lelap dalam tidurnya. Ayah terlihat sibuk menyiapkan dua kotak bekal makan dan selembar roti berisi selai strawberry kesukaan ku.

"Selamat pagi Ayah," sapa ku pada Ayah.

Ayah menoleh "Ini bekal buat kamu ya Awa. Dihabiskan lho Ayah udah buat susah-susah." ucap Ayah menyodorkan kotak makan berwarna merah tua itu. "Siap Ayah!"

"Sarapan dulu ya," aku memanggut dan mengambil sepotong roti yang telah disiapkan Ayah. Menghabiskan nya dengan cepat.

Aku bergegas menuju luar rumah, melihat Ayah yang sudah siap dengan sepeda motornya. Tanpa menunggu lama aku langsung naik keatas motor dan mengenakan helm. "Emang subuh gini ada polisi Yah?" tanyaku pada Ayah.

"Ada." jawab Ayah singkat. "Emang iya?" tanya ku lagi.

"Polisi tidur."

Aku tersenyum masam dan segera menyatukan pengait helm. "Udah Yah," ucapku.

"Lho Awa mau kemana subuh-subuh gini?"

Aku menoleh ke sumber suara disana berdiri tetangga ku. Sepertinya ia akan menyapu halaman rumahnya. "Mau berangkat kerja, dia masuk jam tujuh." ucap Ayah menjawab pertanyaan tetangga ku itu. "Duluan Bu," Ayah tersenyum singkat dan dibalas anggukan oleh tetangga ku lalu melajukan motornya.

***

"Selamat pagi semuanya, sebelum memulai briefing alangkah baiknya kita berdoa terlebih dahulu. Berdoa mulai."

Aku ikut memejamkan mata dengan kedua telapak tangan ditadangkan ke atas. Aku berharap dihari pertama ini berjalan lancar. "Berdoa selesai. Aamiin." ucap wanita paruh baya yang menginterview ku waktu itu.

"Selamat pagi semuanya!" ucapnya menggelora penuh semangat.

"Pagi! Pagi! Pagi!" sahut setiap orang yang ada di sana.

Tanpa sadar sudut bibirku terangkat menahan tawa. "Seperti latihan militer," ucapku dalam hati.

Seorang laki-laki yang tidak terlalu tua namun memiliki rambut tipis berdiri dari sudut tengah. Ia merapihkan kerah bajunya. "Pagi semuanya, mentari sudah bersinar cukup tinggi."

"Perasaan mendung," celoteh salah satu laki-laki yang ku perkirakan usia dua puluhan memotong pembicaraan.

"Diam kamu!" tegasnya. Ia melihat ke sekitar dan pandangan nya berhenti kearah ku. Perasaan ku mulai tak enak. "Wah ada yang baru nih, kamu, iya kamu silahkan perkenalkan diri kamu," ucapnya menunjuk-nunjuk diriku.

Aku memanggut menurut langsung berdiri dan memperkenalkan diri ku. "Halo semuanya, salam kenal aku Nashwa Senjani. Biasa dipanggil Awa. Aku merupakan karyawan baru di perusahaan ini, aku harap kita bisa bekerjasama dengan baik." ucapku memperkenalkan dan kembali duduk.

HELLO, DUNIA TIPU-TIPU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang