01

73 7 0
                                    

Bugh!

Bugh!

Bugh!

"Akhhhhh pahh Gevan minta maaf!!" meringis kesakitan terduduk sambil memohon-mohon

Tak menggubris, Abraham terus saja memukulnya, meskipun sudah bersimbah darah itu tidak mengidahkan Abraham untuk berhenti.

Terus, memukulnya tanpa ampun.

"Saya sudah bosan mendengarkan kamu minta maaf, tapi kamu tidak bisa berubah anak setan!!" sarkasnya menendang Gevan yang tengah memohon-mohon di lututnya.

Cairan merah keluar dari hidung Gevan, seolah tidak merasakan sakit, Gevan hanya menyusutnya.

Beruntung dering telpon berbunyi saat Abraham hendak ingin menumpahkan air panas ke tubuh tak berdaya Gevan.

Kringg

Kringg

Kringg

Dia melemparkan panci berisi air panas itu kesembarang arah "Sialan!!!!" teriak Abraham saat melihat siapa si penelpon, Abraham mengatur nafas, lalu mengangkatnya.

📞📞

"Halo sayang? tumben telpon papah?"

"Pah! bang Gevan kok belum dateng?! adek udah sendirian di sekolah"

"Abang masih di kampus sayang, adek papah jemput aja yaa?"

"Iya pah, tapi adek mau dijemput abang"

"Adek..."

Sambungan telpon terputus sepihak oleh Safa. Abraham menghela nafas beratnya.

Pandangannya langsung beralih ke arah Gevan yang masih terduduk dengan darah disekelilingnya. Tangannya mengelap membersihkan darah yang berceceran di lantai.

Bi Inah yang memang seorang pembantu dirumah itu pun tersentak memegang dadanya, sungguh sesak melihat tuan muda nya disiksa seperti itu.

Ingin rasanya Bi Inah membantu tuan mudanya, tapi dia tidak punya nyali.

"Bersihkan darahmu sendiri, setelah itu masuk ke kamar kamu dan jangan keluar! saya tidak ingin putri saya tau saya seperti ini terhadap kamu sialan!" titahnya yang langsung diangguki oleh Gevan.

...

Malam yang hening, Gevan hanya duduk sambil mendengarkan musik. Sepi, hanya dunia yang seperti ini yang Gevan inginkan, sepi tidak berisik, tidak ada siksaan.

"Bun... apa Gevan boleh nangis? Apa Gevan harus nyusul bunda? Gevan tersiksa bun"

"Fisik dan mental Gevan udah gak kuat bun..."

Tingg

Tingg

Tingg

Tingg

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gevan AldebaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang