CHAPTER 2

252 35 37
                                    

Nunew membuka matanya saat alarm di atas nakas berbunyi nyaring membangunkan. Diliriknya jam weker yang menunjukan pukul 6 pagi. Nunew sengaja menyetelnya sore kemarin sebab hari ini dia harus pergi ke studio foto bersama Kaow.

"Awh!"

Meski ini bukan pertama kalinya. Namun setiap sehabis melakukan 'itu' Nunew masih saja merasa kesakitan. Sementara dia harus segera bersiap sebelum pukul tujuh atau Kaow akan meneror rumahnya dan membuat pria itu harus adu mulut pagi-pagi dengan Zee.

Omong omong Zee masih tampak tertidur lelap di samping Nunew. Dia jadi tak tega harus membangunkan kekasihnya untuk membantunya ke kamar mandi. Tapi Zee memang harus bertanggung jawab kan?

"Hia?"

Masih panggilan pertama. Wajar jika Zee bahkan terusik saja tidak.

"Hiaaaa?"

Masih belum berhasil. Mari coba lagi.

"Hia? Ayo banguun! Bantu Nhu ke kamar mandi!!"

Kesabaran Nunew melangit membumi. Julukannya adalah nyonya Panich jadi dia harus bersikap se anggun mungkin.

"HIA INI MAU BANGUN TIDAK SIH?! BANTU NHU BERSIAP!!"

Nunew menggoyangkan lengan Zee agak brutal dan lelaki itu hanya menguap kemudian tidur kembali.

"Oke!! Minta bantuan phi Kaow saja!!"

Senjata paling ampuh dan menawan.

Nunew buru-buru meraih ponselnya. Namun belum sempat dapat sudah direbut duluan oleh Zee. Pria itu matanya langsung terbuka lebar dan nyawanya terkumpul seratus persen.

"Berani sekali?"

"HIAAA!!"

Nunew terbaring kembali begitu saja saat zee tiba-tiba mendorongnya dan melempar ponselnya sembarangan. Anak itu menggeleng dengan keras saat pria matang di atasnya sudah mengincar pucuk dadanya. Lagi?

Nunew masih berusaha menjauhkan kepala Zee dari sana namun gigi pria itu benar-benar mengganggu fokusnya. Setelah puas dengan yang kanan kini bergantian dengan yang kiri.

"Hiaa...ahh....Nunew kerjaaa!!"

Zee sama sekali tak menggubris rengekan Nunew dan asik dengan kegiatan mulutnya. Mengecap sana mengecap sini. Menghisap sana menghisap sini. Zee bahkan rela menghabiskan seluruh hidupnya untuk melakukan ini.

Plak!

Sebenarnya Nunew tak mau durhaka,tapi dia harus memenuhi tanggung jawabnya sebagai publik figure juga. Jadi mau tak mau Nunew memukul belakang kepala Zee pelan.

Pria itu berhenti dengan ekspresi terkejut yang membuat Nunew ingin maraup wajahnya.

"Ini karena Hia tak pernah mendengarkan istrinya!"

Bibir bawah Zee dimajukan sedemikian rupa,mau merajuk tapi dia masih ingat jika kemarahan Nunew tak sebanding dengan keberanian kecilnya. Dia benar-benar tunduk dibawah kuasa nyonya Panich ini.

"Minggir!"

Kan?!

Zee paling lemah saat Nunew sudah marah. Jadi dengan secepat kuda Zee segera bangun dan mengenakan boxer-nya kemudian menyambar tubuh kekasihnya yang masih berusaha pindah dari tempat tidur.

Nunew berteriak kaget saat selimut melorot dari tubuhnya yang polos telanjang sebab Zee dengan sigap mengarah brutal menggendongnya ala brydal ke kamar mandi. Membuat Nunew malu sampai harus menyembunyikan wajahnya di pundak prianya itu.

"Tak usah malu-malu seperti kucing! Hia bahkan sudah menjilat semuanya sejak 4 tahun yang lalu!"

Mulutnya!!!

NOT SAME BUT SAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang