Part 2

524 17 10
                                    

Sebelum Baca, Biasalah untuk menghargai Author dengan memberikan Vote pada cerita ini...
Kalo gak vote, Author nanti ngambek dan gak bakal lanjutin 😎

============

Sementara itu dikamar Ilham. Terlihat, Zahra yang sekarang mendiami tubuh kakaknya mulai sadar.
saat membuka mata, Ia celingukan sambil memegangi kepalanya yang masih terasa pusing.

"loh, aku kok dikamarnya mas Ilham?" gumamnya yg mengenali dekorasi kamar kakaknya.

tentu saja ia hafal, bukankah ia yang setiap hari membereskannya.
Tak hanya itu saja, Zahra juga terkejut dengan kedatangan kakaknya Rizki.

"Mas Ilham, Syukurlah kamu udah sadar." ucap Rizky ketika tiba. ia kemudian berjalan mendekati Zahra yang masih terbaring di ranjang.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kalian pingsan?" tanya Rizki yang kini duduk diujung tempat tidur.

"Tunggu-tunggu! Mas Ilham?"
karena masih bingung, Zahra pun bertanya balik. "Mas Rizki, Sebenarnya Apa yang telah terjadi padaku?

Belum sempat Rizki menjawabnya, tiba-tiba saja Ilham dengan wujud Zahra muncul. kemudian ia menarik Zahra keluar dari kamar.
Zahra yang masih belum mengerti dengan keadaannya kaget. bagaimana bisa dirinya ada dihadapannya.

"Hey, kamu siapa? kenapa wajahmu bisa mirip denganku?!" kata Zahra yang masih mengikuti jalan Ilham yang sedang menariknya.
Ilham diam, Hingga akhirnya mereka berdua sampai di dapur.

"Kamu masih belum sadar ya dek?" kata Ilham.

"Apa sih? aku gak nger...?"

tiba-tiba Zahra menutup mulutnya dengan kedua tangannya. ia menyadari suaranya telah berubah.

"Dek, dengerin ya, tubuh kita udah ketuker." ucap Ilham memberitahu.

Zahra pun panik, ia sangat syok hingga meraba-raba seluruh anggota tubuhnya.

"Ini beneran badannya mas Ilham?" ucap Zahra setelah selesai memegang bagian yang ada bijinya.

"Woy Zahra, apa yang kamu lakukan?" Ilham marah adik kecilnya dipegang-pegang.

Setelah menyadari pertukaran tubuh yang dialami, mereka berdua berunding. bagaimana cara mengembalikan tubuh mereka seperti semula.

"Zahra gak mau terus-terusan jadi mas Ilham!"

"Diamlah, jangan merengek menggunakan tubuhku." suruh Ilham

"kamu pikir mas mau berada ditubuhmu ini? kamu ini kebanyakan makan. lihat nih lemak semua." ujar Ilham merasakan tubuhnya yang sekarang.

"Ish, mas Ilham kok gitu sih?"

"Gitu gimana?"

"kok jadi body shaming ke aku."
Zahra kesal dengan perkataan kakaknya. ia tak suka disinggung masalah fisik.

"Lah, emang kenyataannya kamu gendut."

"mas Ilham!" Zahra kembali merengek.

kesabarannya sudah habis. "Baiklah kalo memang maunya mas Ilham begitu. kalo gitu aku gak mau ikutan nyari solusi buat ngembaliin badan kita. dan selamat menikmati jadi Zahra yang gendut!"
Ilham yang berjiwa Zahra kemudian pergi.

Sementara Ilham yang melihat tubuhnya pergi coba menahannya. "Hey Zahra, jangan ngambek. Mas cuma becanda kok."

"iya, tapi aku gak becanda. aku akan mencoba jadi mas Ilham. biar mas Ilham tau rasanya jadi aku!" Zahra sudah terlanjur sakit hati, ia tak peduli lagi meski harus menggunakan tubuh kakaknya.

"Zahra, mas mohon jangan gitu. maafin mas ya. ayo kita cari cara buat balik ke badan masing-masing." Bujuk Ilham.

Ilham masih terus berusaha membujuk Zahra. ia mengaku salah, candaannya memang sangat keterlaluan.

"Enggak mau!" tolak Zahra. ia kemudian memperingatkan sesuatu kepadanya. "Denger! sekarang mas Ilham adalah aku. jadi bersikaplah seperti adik yang manis!"

Bagaimana ini?
Zahra benar-benar marah.
ia bahkan sudah berani mengancam Ilham.

Ilham sendiri  yang berada di tubuh adiknya tak bisa berbuat apa-apa menghadapi Zahra yang telah marah.
Dengan terpaksa ia musti mencari jalan keluarnya sendiri.
Untuk sementara, Ilham akan berpura-pura menjadi Zahra sampai tubuh mereka kembali.

***

Besok paginya, Ilham bangun dan bergegas menuju cermin dikamar adiknya. sejak pertukaran tubuh itu, ia terpaksa tidur dikamar Zahra. akan aneh jika ia tidur dikamarnya sendiri. bisa-bisa Rizki yang sekamar dengannya akan curiga.
Ilham yang berharap bisa kembali ke tubuh aslinya harus kecewa saat melihat pantulan dirinya dicermin. ia masih melihat wajah Zahra pada bayangan dirinya.

ini sungguh sebuah kesialan. mengapa ia bisa terjebak di tubuh adiknya. apakah ini merupakan karma karena sering meledek Zahra?
Jika memang benar begitu, berarti ia musti meminta maaf kepadanya.

Pagi itu Ilham bergegas mencari Zahra. saat menuju ke kamarnya ia seperti mendengar sebuah teriakan yang berasal dari kamar mandi.
Ilham mengenali suara itu. ia pun langsung menuju kesana. memeriksa apa yang dilakukan oleh Zahra.

Sampai dikamar mandi, Ilham langsung menggedor pintu. "Zahra, kamu kenapa?"

Dan tiba-tiba pintu kamar mandinya terbuka. Ilham pun masuk ke dalam.
ketika masuk, Ilham terkejut melihat tubuhnya yang sekarang digunakan Zahra tengah telanjang.

"Mas Ilham, tolongin aku!" pinta Zahra dengan raut wajah panik.

"Tolongin apa?" Ilham bingung.

Zahra kemudian menunjuk kebawah. "ini gimana ngelemesinnya?"

Zahra tak tahan dengan sesuatu yang menegang di bawah selakangannya. ia belum terbiasa dengan tubuh lelaki.
Ilham yang melihat tingkah Zahra cuma menepuk jidat, ia tak menyangka. rupanya adiknya sangean.

"Loh, malah dilihatin. ini gimana mas?" bentak Zahra. wajahnya terlihat tak tahan menahan sensasinya.

Akhirnya Ilham menyuruh Zahra untuk tenang. "gpp Ndut, itu hal biasa buat cowok kalo pagi-pagi. kamu santai aja, ntar juga lemes sendiri."

"santai gimana? rasanya gak nyaman banget." keluh Zahra.

"udahlah, kamu lanjut mandi aja tar juga lemes. udah ya, mas tunggu diluar." Ilham pun keluar dari sana.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Zahra pun keluar dari kamar mandi dengan wajah sumringah. Ia masih bisa merasakannya, sensasi enak yang tak pernah ia rasakan selama ini.

"Ndut, kamu kenapa senyam-senyum?" tanya Ilham yang sedari tadi menunggu.

"Ternyata enak ya mas kalo udah keluar." ujar Zahra yang membuat Ilham bingung.

"Hah, Enak...? Apanya yang enak?"

"Itu loh..." Zahra mendekatkan bibirnya ketelinga Ilham, lalu berbisik. "coli"

Ilham pun tercengang dengan penuturan adiknya. bisa-bisanya dia coli menggunakan tubuhnya.

"Dasar adik kurang ajar, bisa-bisanya kamu gituan pake tubuhku!" Ilham geram sampai menjewer telinga Zahra.

Zahra pun tak tinggal diam, ia juga menjewer telinga Ilham. soal tenaga tentu sekarang Zahra lebih kuat. hingga pada akhirnya malah Ilham yang menjerit kesakitan.

"Aw... Zahra, sakit!" teriak Ilham.

"Hahaha... Rasain! Sekarang aku yang jadi kakak disini. kamu jangan berani macam-macam sama aku!" kata Zahra yang masih menjewer telinga Ilham.

"iya, maaf. Zahra, tolong lepasin kupingku." Ilham memohon.

"Baik lah, tapi panggil aku kakak." suruh Zahra tertawa. ia benar-benar puas bisa menindas kakaknya.

"Iya, kakak. lepasin aku!" ucap Ilham. ia benar-benar tak bisa berkutik dengan Zahra yang ada di tubuhnya.

Setelahnya Zahra melepaskan tangannya dari kuping Ilham. "Denger ya, sekarang kamu mandi. terus bersiap-siaplah untuk sekolah." suruhnya kepada Ilham.

"Apa, sekolah...?" Ilham kaget.











Bertukar Dengan si GendutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang