I: Oddinary Morning

20 3 0
                                    

Ini sudah ketiga kalinya aku memimpikan hal yang sama.

Hari pertama, begitu aku bangun rasanya seperti mengalami kuncian hantu. Hari kedua, rasanya seperti bangun tidur ketika demam. Hari ketiga, aku tersengal seolah habis dikejar wrath. Intensitasnya memang menurun, tapi aku lebih suka kalau tidak memimpikannya sama sekali.

Aku Lucy Carlyle, pemilik daya dengar yang beberapa minggu kemarin mendapati kalau aku dapat berkomunikasi dengan Tipe Tiga. Orang yang sebelumnya diketahui bisa berkomunikasi dengan tipe tiga hanyalah Marisa Fittes, pendiri agensi Fittes yang terkemuka. Apakah aku merasa keren? Entahlah. Apakah aku merasa senang? Tidak sama sekali.

Lockwood tampak ... entahlah, khawatir aku bakal gila. Sementara George menatapku seolah akulah tengkorak di dalam stoples dan skepti--kau-pasti-gila.

Ya ... terlalu banyak kata gila dalam hidupku.

"Ha! Lihatlah, kupikir kau sudah mati! Senang sekali melihatmu bangun."

Demi celana sobek George, aku yakin aku sudah memutar tuasnya, jadi seharusnya dia diam.

Omong-omong, sebelumnya, mereka juga pernah menyebutku gila—tidak secara tersurat, kurasa—karena mengantongi sumber dari Annabel Ward—kasus menyenangkan yang pertama. Malamnya aku melihat masa lalunya, secuil petunjuk untuk dendam kesumatnya yang tertutup plester dinding.

Sejak tiga hari yang lalu, aku cukup yakin tidak mengantongi atau memajang sumber apa pun di dalam kamarku—kecuali si tengkorak. Aku juga cukup yakin dia hanya bisa mengoceh kalau ingin bebas dan hal tidak berguna semacam kepengin menendang Kipps atau George, bukan membuatku mengalami sleep paralysis.

"--menenggelamkan temanmu dalam bak mandi, lalu mematahkan tulang kecil Lockwood." Oh, aku pasti melamun cukup lama sampai-sampai dia sudah berhenti mengoceh.

"Cobalah melakukan hal baik, dan akan kupertimbangkan untuk membebaskanmu," balasku ogah-ogahan sambil mengumpulkan kembali kesadaranku, berusaha bangkit dan turun untuk sarapan.

Tangganya berderit aneh dan kamar itu selalu menarikku untuk melihat ke dalamnya meski sekarang aku sudah tidak (begitu) penasaran. Entah bagaimana, semua itu tampak dua kali lebih mengganggu dari yang biasanya kulalui.

George sibuk mencoret entah apa di atas taplak berpikir dengan setumpuk buku di sisi kirinya. Lockwood kelihatannya sedang menerima telepon. Semoga bukan hal yang merepotkan. Sedang tidak mood menghadapi hantu apa pun.

"Hey, George. Apa sarapan kita?" Aku duduk di seberang George, mencoba tidak menatap wajahnya yang mengerikan. Pasti dia begadang semalaman untuk entah meneliti kasus atau teorinya tentang masalah atau apapun itu.

"Donat."

"Lockwood sedang menerima telepon?"

"Uh-huh."

"Ada klien baru?"

"Uh-huh."

"Celanamu bau."

"Uh-huh."

Aku menggeser kursi dan praktis berdiri di sisi George, mengambil pena dan buku dari tangannya. "Demi tengkorak, kau bahkan tidak mendengarkan aku berbicara apa!"

"Uh-hu—hei, kembalikan!" George merengut, berusaha mengambil arangnya yang ada di tanganku tapi berujung—"Aduh!" lututnya terantuk meja.

"Begini, setelah kejadian kaca-tulang itu, kupikir kita sudah sepakat kalau kau membiarkan kami tahu apa yang sedang kaukerjakan, dan kami akan mendengarkan. Jadi, apa yang kau kerjakan?"

"Ya, George. Apa sebenarnya yang sedang kau kerjakan?" Sepasang mata memicing di ambang pintu. Lockwood menyilangkan dadanya seolah-olah menuntut Geroge untuk menjawab. Namun dari nada bicaranya, jelas delapan puluh persen bergurau.

Bagaimanapun, George tetap menjawab, "Sebenarnya, aku hanya ingin tahu awal mula masalah dan ... hal lain. Tenang saja, pengaruh kaca tulang itu sudah hampir sepenuhnya hilang."

"Pokoknya jangan sampai kau bermain-main di belakang kami. Aku dan Lucy akan sangat kecewa."

Astaga, aku hampir memutar bola mata.

"Omong-omong, Luce. Sebenarnya antara kau dan George, aku agak lebih khawatir denganmu. Kau yakin tengkorak itu tidak menaruh guna-guna padamu?" Aku spontan mengalihkan pandangan ke arah lain ketika mendapati Lockwood memasang tatapan menyelidik ke arahku.

"Oh benar, aku mendengarmu jatuh dari tempat tidur dua kali hari ini!" Hei, aku tidak ingat kalau aku terjatuh. Aku bahkan bangun di atas kasur! 

Lockwood mengangguk. "Kemarin juga. Aku berniat mengecek keadaanmu tapi aku ... sungkan ... kau tahu. Lalu aku mendengar tempat tidur berderak dan kau—eh, mendengkur." Suara Lockwood semakin mengecil seiring dia mencapai akhir kata yang diucapkannya.

Tunggu, apa katanya? Aku mendengkur? Aku. mendengkur. Dan Lockwood bahkan mendengarnya dari luar, kurasa mukaku sudah memerah malu sekarang.

"Oh, tidak perlu malu Lucy. Aku biasa begitu," kata George, sangat tidak membantu.

Itu 'kan kau!

"Err ... aku oke. Kurasa hanya mengigau. Daripada itu, apa ada kasus baru? Atau kau butuh bantuan, George?" Aku mengalihkan pembicaraan.

"Kalau kau bersikeras, sebenarnya akan sangat membantu kalau kau mau berbicara dengan tengkorak itu, Lucy."

"Begini, aku mau berbicara dengannya, tetapi dia cuma menggosipkan ... hal-hal tidak berguna, yang pasti tidak mau kaudengar." Aku menunjuk George dengan donat cokelat yang sisa separuh.

"Nah, sayangnya, penelitian ini harus menunggu lagi, George. Kau benar, Luce, kita dapat kasus dan aku ingin kau, George, melakukan keahlianmu. Aku akan membeli persediaan dan memeriksa sekilas tempat itu ... kelihatannya tempat yang unik dan kasus yang menarik pula." Mata Lockwood berkilat, yang biasanya berarti ini masalah menyenangkan menurut kamusnya, yang artinya potensi mati lebih besar daripada hidup.

Namun, kepercayaan diri Lockwood terkadang sangat menular—mungkin juga bagian dari kepribadiannnya yang terkadang menyilaukan—hingga George meninggalkan tumpukan bukunya tanpa menghela napas panjang. Aku pun tidak punya pilihan lain selain ikut. Terkadang aku memang ragu, tetapi aku memang datang ke kota ini untuk memanfaatkan bakatku mengatasi masalah, jadi ini bukan hal yang membuatku berpaling.

Walapun tentu saja rasa takutku akan kehilangan rekan-rekanku (lagi) tidak pernah beranjak dari dalam diriku.

===================================
Locklyle di sini nggak akan semanis itu. Maksudku bukan angst, tapi romensnya tipis-tipis aja ;-; Oh iya, timeline di sini kisaran setelah buku kedua (Whispering Skull) yang kaca tulang ituuu. Jadi tim mereka masih berempat (Lockwood, George, Lucy, sama Tengkorak) tok.

Thread of The Spring  : ̗̀➛ Anthony Lockwood × Lucy CarlyleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang