Xiao Zhan keluar rumah untuk pertama kali setelah satu minggu ia berbaring tak berdaya di kamar.
Rumah yang Xiao Zhan tempati berada di pinggir hutan. Di sisi kanan bisa terlihat sungai jernih yang mengalir membawa aroma basah. Jauh di depan hamparan hijau membentang sampai garis langit.
Xiao Zhan terdiam.
"Ini benar-benar sangat terpencil!"
Jiwa Xiao Zhan yang terbiasa dengan kehidupan serba instan. Sekarang harus hidup sangat miskin!
"Hm...tidak miskin juga sih." Xiao Zhan menoleh ke belakang dimana rumah besar yang terlihat baru dan beberapa pelayan yang membantu mengurus rumah.
"Huh....aku harus terbiasa di sini."
Xiao Zhan kembali berjalan di rerumputan. Hidup seperti ini tidak buruk juga.
"Udara di sini sangat bersih." Xiao Zhan memejamkan mata dengan menghirup udara dengan dalam.
"Oek....oek oek..."
Xiao Zhan menoleh ke rumah. Oh si kecil sudah bangun ternyata.
Mempunyai anak, Xiao Zhan sudah berdamai dengan itu. Toh anaknya memang tampan. Apalagi wajahnya selalu mengingatkan dengan Wang Yibo di kehidupan sebelumnya.
"Tuan muda...." panggil Mianmian. Salah satu pelayannya yang cerewet.
Panggialan 'tuan muda' sudah lebih baik jika dibandingkan sebelumnya. Dipanggil 'nyonya' Xiao Zhan merasa aneh.
"Ada apa?" Xiao Zhan menatap wajah si kecil di gendongan Mianmian. Wajahnya memerah dengan mulut kecilnya yang tidak berhenti menangis. Begitu mata bulatnya melihat Xiao Zhan, kedua tangan mungilnya terulur.
"Sangat manja." Xiao Zhan mengetuk hidung mungil si kecil. Menggendongnya. Perlahan tangisannya berhenti.
"Mianmian...." panggil Xiao Zhan.
"Ya tuan Muda?"
Xiao Zhan tersenyum. "Bisakah aku bertemu tuanmu?"
Seingat Xiao Zhan, dia hidup sendiri di rumah sederhana. Tapi dilihat dari rumahnya saat ini... Itu jelas sudah diperbaiki menjadi lebih besar dan nyaman. Terlebih banyaknya pelayan.
Mianmian menggigit bibirnya. Dia terlihat begitu gelisah.
"Salam Wangfei...." suara berat menyapa mereka berdua.
Mianmian bernafas lega, menghindari pertanyaan Xiao Zhan.
Lelaki dengan pakaian serba hitam. Rambutnya diikat sebagian, dan sebagian lagi dibiarkan begitu saja.
Xiao Zhan baru melihat lelaki ini setelah ia pindah ke tubuhnya saat ini. Tapi ia ingat bahwa lelaki inilah yang pertama kali mendatanginya, mengatakan bahwa ia adalah utusan 'tuan'nya.
"Tuan muda kecil.... Sudah lahir..." ucapnya dengan binar, ia sedikit mencuri pandang ke wajah kecil yang ada di gendongan Xiao Zhan.
"Tentu saja tuan kecil lahir dengan sehat. Kamu saja yang pergi dua minggu tanpa kabar!" Ketus Mianmian.
"Ya... aku harus menjemput Tuan muda Wang di perbatasan." jelasnya.
Xiao Zhan menyipit. "Tuan kalian sudah pulang?"
"Ya.... Saat ini Tuan Wang belum bisa datang."
Xiao Zhan mengedikan bahu. Bukan urusannya. Toh dia cuma penasaran.
"Bisakah aku pergi dari tempat ini?" tanya Xiao Zhan.
Tempatnya saat ini sangat jauh dari pemukiman. Jaraknya bisa setengah hari jika berjalan kaki. Xiao Zhan ingin tahu lebih banyak tentang dunia barunya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesempatan Kedua (YIZHAN)
AventuraXiao Zhan menyesali keputusannya. "Yibo.... maaf.... maafkan gege." "Jangan minta maaf... dan berhentilah menangis gege..."