Marah

59 39 7
                                    

Mereka masih ada tapi peran mereka gk pernah gue rasakan. -Shelli Cantika.

Happy reading!

Malam menjelang. Cuaca sedang sangat dingin. Shelli masih berada dalam rumah. Sendirian tidak ada siapa-siapa yang membuatnya tidak betah tetapi walaupun begitu ia sangat senang karena tidak ada orang yang mengomeli nya terutama orangtua nya.

Shelli melihat ke arah jam dinding kamarnya. Masih jam 9 malam, belum ngantuk. Harus pergi kemana ia supaya tidak suntuk dan merasa bosan? Telpon bella? Apakah sahabatnya belum tidur??

"Bella ngapain ya?" Gumamnya.

Tidak berselang lama kemudian, gadis itu mengambil ponselnya, lalu membuka aplikasi WhatsApp dan mencari nomor seseorang disana lalu ia menelponnya. Akhirnya bella mengangkat dan terhubung.

"Bell?" Tanya shelli.

"Hmm, apa malem-malem bangunin gue tidur?" Tanya bella balik dari seberang sana dengan suara serak khas bangun tidur.

"Hehe... lagian juga kenapa lo tidur nya cepet banget?"

"Gue gak tau sumpah, gue tadi habis pulang langsung tidur."

"Oh, ya udah kalau gitu." Balas shelli langsung mematikan sambungannya.

Gadis itu lalu pergi keluar rumah mencari udara sejuk di malam hari sambil mengendarai motornya. Tiba lah ia di sungai dan duduk di pinggiran sana. Melihat air sungai yang tenang tidak mengalir. Shelli melihat wajahnya di pantulan air membuat gadis itu mengambil batu krikil lalu melemparkannya ke dalam air dan bayangan nya pun menghilang.

"Kenapa ya selalu citra yang di manja? Kenapa nggak shelli?? Shelli juga pengen kayak citra, ma. Apa mama gk kasian sama shelli? Kadang shelli tuh mikir kenapa mama sama papa bisa sedekat itu sama citra, bisa manjain dia? Sedangkan shelli," ucap gadis itu menggantungkan kalimatnya. "Shelli sendirian ma, pa. Shelli juga pengen, shelli juga pengen pergi kesana-kesini sama mama papa. Emangnya shelli ada salah ya sama kalian? Salah shelli itu apa sih!? Shelli selalu aja dibentak-bentak, di pukul, ditampar, bahkan di tendang. Shelli gak nyangka aja sih kalau kalian memperlakukan shelli kayak gitu, seolah-olah shelli ini samsak kalian." Sambung gadis itu menatap sungai yang tenang, gadis itu mengeluarkan uneg-unegnya tanpa sadar air matanya pun turun.

Ada seseorang yang tengah memperhatikannya dari balik pohon bahkan mendengarkan gadis itu berbicara sendiri.

***

Hari berikutnya adalah pembagian kertas ulangan matematika. Selalu matematika! Kenapa harus matematika!?!

Pembagian kertas ulangan dilakukan oleh ketua kelas bernama angga. Sebelum itu pak agus izin tidak masuk sekolah karena dia sedang sakit. Jam kos.

"Gue semalem mimpi di kejar-kejar hantu di kuburan." Ujar raefan memberitahu teman-teman nya disana sambil mengingat mimpinya.

"Terus waktu lo bangun tau tau nya lo kencing celana." Cetus elang dan mendapatkan gelakan tawa dari vanno.

"Enak aja lo, gue serius!" Ujar raefan dengan serius tidak mau bercanda.

"Ya gue juga serius,"

"Capek-capek." Sambung vanno yang masih tertawa.

Saat kertas ulangan di bagikan mereka melihat kertas ulangan nya masing-masing. Ada yang kurang bagus nilainya, ada yang pas-pasan, dan ada juga yang lolos.

Diary S || ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang