Chapter 2

1.2K 133 5
                                    

Westlake Apartment, Downtown, Seattle, Washington

Wangi lavender sudah mengelilingi tubuhnya yang ideal. Riasan wajah yang dark sebelumnya sepenuhnya bersih, Freen sudah tampak natural dengan riasan yang biasa dia gunakan. Sekarang, lipstik. Tak terlalu merah, tapi membuat bibir penuhnya lebih seksi dari biasanya. Semua kostum serba hitam sudah dia kenakan, jam tangan tak pernah lupa melingkar di tangan kanannya. Kali ini, dia sudah siap untuk meluncur ke Zero Club dan menemui ponakan Alferd. 

Tak tau mengapa, Freen merasa harus mandi dan bersiap-siap untuk menemui wanita itu. Biasanya, dia tak se-effort ini untuk menemui seseorang yang akan menjadi stripper di club-nya. Dia hanya akan datang dan melihat dari atas sampai bawah tubuh wanita tersebut dan berkata, baiklah, kerja mulai malam ini. Tapi kali ini, mungkin karena rasa horny yang belum juga padam walaupun sudah mandi air dingin tersebut, Freen merasa ingin mencari kesempatan jika saja ponakan Alferd ini mau diajak main sebentar. Hitung-hitung pelepas penat dan membuatnya lupa akan acara pesta pernikahan Beatrice siang sebelumnya. Atau kalau bisa, lebih dari itu.

Freen menghela napas, dia menatap dirinya sambil berkacak pinggang di depan cermin, dia sempat merasakan desiran tak sabaran dalam dirinya dan kali ini, dia bergumam, 'Ck. Seharusnya aku bisa turn-off karena mengingat acara itu lagi. Kenapa malah tambah turn-on?' 

Sungguh, Freen tak tau bagaimana sistem turn on-off horny ini berjalan. Sebab, dia tak sukses dari tadi untuk melepaskan perasaan ingin bercinta itu.

Tanpa ingin mempertanyakan sistem tubuhnya, Freen segera mengambil kunci mobil dan secepat mungkin keluar dari apartemennya, menaiki lift, dan gas ke club tercintanya.

Perasaan selama di perjalanan pun tak bisa dia hentikan, detak jantungnya sangat berdebar tak karuan. Freen sibuk mengetuk setir kemudi dengan jari-jarinya, dia diam-diam berharap perjalanan ini bisa disingkat dengan cepat, dengan begitu dia bisa datang lebih awal. Alferd bilang, wanita yang bernama Rebecca itu sudah berada di dalam ruangannya, menunggunya di sofa sejak dua jam yang lalu. Sebenarnya, Freen selalu membuat orang menunggu, tapi kali ini, dia takut wanita itu malah pergi karena terlalu lama menunggu dirinya. 

Katakanlah dirinya, sang horny yang putus asa. Freen takut ditinggali lagi walaupun hanya sebatas tamu sementara. Ini mungkin sering terjadi setelah pasca trauma ditinggal mantan yang langsung nikah di hari esoknya, Freen benar-benar takut jika saja orang di sekitarnya melakukan hal yang sama padanya kali ini. Yeah, walaupun wanita ini adalah orang asing, Freen tetap tak ingin itu terjadi untuk kedua kalinya dalam waktu singkat. Cukup Beatrice saja yang meninggalkanku, jangan wanita ini. Aku tidak ingin ditinggali dalam keadaan lagi horny-sehorny-horny-nya.

Kenapa harus wanita ini? Sebab, Freen tak pernah memanggil slut bitch sekali pun. Dia tak ingin bergaul dengan pelacur. Dan dia tau Rebecca masih pure, Alferd memberitahunya pekan lalu. Lelaki yang sedikit lebih tua darinya ini berkata, 'Ponakanku butuh kerjaan bos, dia butuh uang untuk membayar hutang kedua orang tuanya. Dia masih berumur dua puluh dua tahun, putus kuliah, dan selama ini kerja sampingan. Tapi sepertinya, rentenir selalu mencarinya, karena orang tuanya kabur dan meninggalkannya sendirian. Jadi, aku mohon, Bos Sam. Apa dia bisa menjadi pegawai kita untuk seterusnya? Aku yakin, dia bisa menjadi apa pun itu. Stripper tidak masalah.' 

Mendengar itu, Freen tidak bersimpati atas jalan hidupnya. Namun satu hal Freen penasaran, 'Apa dia perawan?' Saat itu Alferd terdiam, dia malah mundur sejenak dan menghubungi ponakannya dengan cara loudspeaker. Alferd malu-malu bertanya tentang hal tersebut, hingga akhirnya wanita yang mempunyai suara pelan itu menjawab, 'Mm. Aku masih perawan.' Detik itulah, Freen tertegun. Dia sebenarnya tak menyangka dirinya bertanya status keperawanan wanita lain. Namun, entah kenapa, Freen malah merasa hatinya berbunga-bunga saat tau wanita itu masih pure. Padahal waktu itu, Beatrice masih berada di kamarnya. 

MY PROPERTY - Completed (End) FREENBECK - GL  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang