Stalker

52 8 8
                                    

Medical Aryasari
Pukul 09.00
Ruang kerja Sahen

"mampus, mampus, mampus lu zar. Mau apa lu sekarang"

Nizar tenggelam dengan pikirannya, mendiamkan Sahen sedari tadi.

"mau trus diem gini atau mau ngasih kejelasan? masalahnya udah di denger banyak pasien yang ada disini loh. Kamu ini sebenernya siapa?" Panjang lebar omongan Sahen.

"bukan apa apa dok."

"kalo emang sedari awal kamu mau ngebun*h William, kenapa harus dibawa ke rumah sakit?" Ucapannya yang membuat Nizar kaget.

Ia tidak tau fakta bahwa Sahen mendengar semua perbincangan mereka di depan ruangan tadi. Sekarang segalanya semakin runyam.

Serius, Sahen tidak mau ada sesuatu yang terjadi dirumah sakitnya.

Keduanya tidak membuka topik obrolan apapun. Kecanggungan merenggut suhu dingin yang memenuhi ruangan. Dua insan itu sama sekali tidak ingin bercakap-cakap terlebih dahulu.

"gue ga peduli urusan nizar itu sebenernya apa, yang gue butuhin cuman kejelasan dari semua pertanyaan gue" Batin Sahen.

"sorry dok, makin gue jelasin, makin lu seharusnya ga tau tentang hal ini." Batin Nizar.

Luka yang diterima Sahen telah di balut oleh perban. Keheningan diantara keduanya dipecah oleh kedatangan junior Sahen di kampusnya.

"ABANG SAHEN-"

Tanpa mengetuk pintu, membuat gebrakan itu mengagetkan Sahen. Sumpah dadanya sesak.

"oh iya!! maaf bangg!! ini nih inhaler" Jeza panik memberikan inhaler.

Nizar juga terlihat khawatir terhadap Sahen tetapi dari sudut pengelihatannya, dari arah pintu yang masih terbuka. Ia melihat kedua temannya memanggilnya dengan tatapan serius. Membuatnya mau tidak mau harus menghampiri dan meninggalkan Sahen.

————

"bang? tadi siapa bang? ga sempet fokus sama wajahnya tadi" Tanya Jeza polos.

"biarin aja, bocil ga boleh ikut campur"

Jeza menunjukkan wajah jengkelnya kepada Sahen. Sahen hanya menggelengkan kepalanya saja tanda ia sudah lelah dengan kelakuan bocil satu ini.

Situasi sudah membaik, Sahen memikirkan untuk menjenguk sekali lagi Nizar yang tadi buru buru pergi. Ia seharusnya tidak menekan Nizar untuk mengatakan sesuatu yang mungkin baginya sebuah privasi.

"dokter Sahen cari siapa? pasiennya udah dipindahkan ke rumah sakit yang lain dari siang tadi." Ucap suster yang kebingungan melihat Sahen mencari sesuatu.

Mengapa tiba tiba saja dipindahkan? pertanyaan retoris yang seharusnya ga perlu jawaban.

"kejadian tadi bener bener masalah besar ya bagi mereka?" Disana, Sahen sadar bahwa Nizar bukan warga biasa melainkan seseorang yang dunia hidupnya berbeda.

Luka tembak pada William bisa saja ulah Nizar yang sengaja menembaknya untuk menagih sebuah hutang. Dari percakapan mereka tadi pagi membuat Sahen yakin akan asumsinya.

"Sahen, sini!" Ucap salah satu temannya, Kirana.

Kaget dengan wajah Kirana yang tampak panik. Sahen segera mengekori Kirana dari belakang, menuju arah pintu masuk rumah sakit.

Sudah terdapat beberapa polisi. Siapa yang melaporkan kejadian tadi?

"selamat siang dokter, saya dari kepolisian ingin menanyakan beberapa hal, apakah bisa kita mengobrol sebentar"

Partner In CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang