Turbulence

109 12 0
                                    

Amerika Serikat
pukul 10.25
International Los Angeles Airport

Carya Masahen Aryasatya adalah seorang mahasiswa berumur 25 tahun yang baru saja menyelesaikan studinya di Amerika Serikat dan akan pulang ke kampung halaman, Jakarta.

"ahh gue paling ga suka naik pesawat." Batinnya.

Sahen sangat mudah kaget pada banyak hal. Turbulensi termasuk hal yang membuatnya gelisah dan takut.

Ia sangat takut pada turbulensi, terakhir kali setelah ia turun pesawat, ia langsung jatuh sakit karena terlalu khawatir dan pikiran negatifnya menurunkan imunnya.

----

Sahen sudah ada di seat pesawat yang memiliki tujuan Jakarta, Indonesia. Sembari menunggu beberapa passenger yang merapihkan barang-barang mereka, di sanalah Sahen mulai merasa gelisah.

Dokter satu itu tidak takut dengan alat alat operasi atau bahkan organ tubuh manusia, ia lebih takut pada turbulensi pesawat yang hanya sepersekian menit itu.

Ia duduk di seat 12A dengan passenger laki laki di sebelahnya.

Sudah waktunya turbulensi, ia benar benar sudah siap siaga tetapi memang Sahen sedari lahir mudah kaget, kesiapannya tidak cukup kuat untuk mengalahkan ketakutan pada guncangan itu.

ia mencoba untuk berpegangan pada sesuatu dalam keadaan panik itu. Sembari menutup matanya, keringat yang mulai membasahi wajahnya sedikit. Tanpa ia sadar, ia sudah meremas tangan dari passenger disebelahnya, orang yang duduk di 12B.

Setelah pesawat sudah benar benar tidak berguncang lagi, Sahen baru sadar bahwa ia meremas tangan orang disebelahnya dengan keras hingga membuatnya luka, bahkan ia bisa melihat kulit yang sedikit terkelupas di tangan orang tersebut.

"maaf, maaf banget, saya reflek sampe ga tau kalo saya terlalu keras meremas tangan anda, i'm very sorry sir." Ucap Sahen.

"ya gapapa kok, you okay? you seem very scared before?"

Sahen menjawabnya sembari memberikan plester untuk luka itu. Ia benar benar merasa bersalah tentang kejadian ini.

"saya emang takut sama turbulence, makanya saya ga suka naik pesawat"

Saat sedang memberikan plester itu, beberapa orang berpakaian jas hitam rapih menghampiri orang disebelahnya. Orang itu tampak memberi isyarat bahwa "dia tidak apa apa" kepada orang orang ber jas hitam itu.

"i think you're a doctor right? can i have ur number?"

"yes you can, saya biasanya kerja di rumah sakit Medical Aryasari. Nama saya Carya Masahen, kalo ada apa apa bisa datang saja dan temui saya."

"Saya Pramu Nizar, dok bisa panggil saya Nizar" Ucap passenger itu.

Tanpa Sahen tau, ini malah menjadi awal mereka berdua saling berkenalan. Ia tidak tau bahwa ini merupakan sebuah perkenalan yang seharusnya tidak ia lakukan.

Karena dia Pramu Nizar Atmaja, seorang criminal dari Underground.

➷➹

Pramu Nizar Atmaja, Pria berusia 24 tahun. Mungkin Sahen memang tidak pernah mendengar tentang hal hal ini tapi siapa mengira bahwa ia akan dekat dengan criminal satu ini.

Partner In CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang