04. Buku

404 50 7
                                    

✧✧✧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✧✧✧

Sekarang, mereka semua mengikuti rencana Hero dan Revlan. Yaitu, pergi ke rumah Bu Rina, dengan alasan ingin membeli rumah kosong yang berada di sebelahnya. Benar-benar rencana yang cukup mengagumkan bagi semuanya.

"Lo yakin rumahnya di sini, Ro?" Tanya Lionel saat melihat rumah tersebut.

Rumah Bu Rina, yang berdempetan dengan rumah kosong di sebelahnya. Mungkin itu adalah rumah yang Bu Rina maksud tadi pada Hero.

"Iya, gak mungkin Bu Rina ngasih alamat yang salah, udah yok ikut aja!" jawab Hero.

Hero pun berjalan lebih dulu dari pada yang lainnya, sedangkan yang lain mengekorinya dari belakang. Jiwa berada di barisan paling belakang, ia merasakan ada sesuatu yang mengganjal. Tapi entah apa yang ia rasakan, ia sendiri pun tidak paham. Sepertinya memang ada sesuatu yang harus mereka semua selesaikan dengan cepat, tapi apa?

Tok. Tok. Tok.

"Kenapa lo harus ketok pintu si? Orang ada bel juga!" Sarkas Caiser pada Hero.

Hal itu membuat Hero merasa sedikit malu, ia menggaruk-garuk tengkuk lehernya yang tidak gatal sebelum ia menekan bel rumah Bu Rina.

Ding dong!

Bel tersebut berbunyi saat Hero menekannya satu kali, karena belum ada jawaban juga.. Akhirnya Hero menekan bel itu lagi hingga berbunyi sampai dua kali.

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya Bu Rina keluar sembari menggendong seekor kucing. Hal itu langsung membuat ketujuh pemuda itu mengembangkan senyumnya, akhirnya Bu Rina membukakan pintunya untuk mereka.

"Loh kalian? Beneran dateng ya? Ayo masuk! Biar Ibu telpon pemilik rumahnya dulu," titah Bu Rina.

Ketujuh pemuda itu pun masuk, ada satu orang yang memerhatikan lamat-lamat rumah Bu Rina. Ya, itu adalah Jiwa. Sedari tadi, ia memang memerhatikan rumah Bu Rina. Seperti ada yang mengganjal.

Jiwa menarik tangan Jaezar agar mendekat padanya, Jaezar yang ditarik pun hanya mengerutkan keningnya lalu bertanya, kenapa? Kenapa Jiwa menariknya? Apakah ada sesuatu? Tapi Jaezar tidak merasakannya.

"Apa??" Tanya Jaezar.

"Lu gak ngerasain sesuatu gitu? Lu gak bisa liat masa lalu yang terjadi di rumah ini?" Bisik Jiwa pada Jaezar.

Jaezar menggelengkan kepalanya mantap, ia pun mencari barang untuk ia pegang. Siapa tau, Jaezar mendapatkan petunjuk dari kekuatannya, yaitu melihat masa lalu.

Jaezar memegang vas bunga yang berada di atas meja, tapi ia tidak bisa melihat apa-apa. Karena memang, mungkin vas itu adalah barang baru. Hingga membuat Jaezar tidak bisa menemukan apa-apa pada penglihatan masa lalunya itu.

Jaezar menoleh ke arah Jiwa, ia menaikan kedua bahunya sembari menggelengkan kepalanya. Isyarat bahwa dirinya tidak berhasil melihat masa lalu menggunakan kekuatannya itu. Jaezar pun berjalan menghampiri Jiwa, mereka berdua berniat ingin ikut masuk ke dalam rumah Bu Rina.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Seven dýnami | NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang