01. Pertemuan

688 83 13
                                    

✧✧✧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✧✧✧

Suara langkah kaki seseorang, terdengar begitu pelan di lorong stasiun kereta. Lelaki itu tampak menggendong tasnya dan juga membawa koper yang cukup berat, ia sudah sampai pada tujuannya. Yaitu sekolah asrama yang ia inginkan sejak lama.

Lelaki itu bernama, Jiwata Adyashakha. Lelaki tampan itu terlihat memegang sebuah kertas yang berisikan 'jawaban tertuju pada cakrawala bentala' kalimat yang sampai sekarang tidak ia mengerti.

Selain tujuannya ingin bersekolah di sebuah asrama yang ia kunjungi saat ini, ia juga ingin mencari tahu sesuatu yang memang seharusnya ia tahu.

Bruk—!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bruk—!

Seseorang menabrak tubuh Jiwa, membuat kertas yang sedari tadi ia pegang melayang lalu terjatuh.

Orang yang menabrak Jiwa berhenti sejenak, ia pun membalikan tubuhnya ke arah Jiwa, "hai? Sorry.. Gue nyenggol lo tadi. Tapi, lo gapapa kan? Ah iya!" Orang tersebut membungkuk untuk mengambil kertas yang tidak sengaja ia jatuhkan saat menabrak Jiwa tadi, ia pun segera memberikan kertas tersebut pada Jiwa.

Jiwa menerima kertas tersebut lalu menganggukan kepalanya, "gapapa, thanks udah ngambilin," jawab Jiwa lalu tersenyum tipis.

Orang itu melirik sekilas kertas yang Jiwa bawa, bahkan yang sempat ia pegang tadi. Sepertinya ia mengenal sesuatu tentang kalimat itu, apakah Jiwa orang yang mencari keanehan yang ia rasakan juga? Atau hanya kebetulan saja?

"Em, tunggu sebentar!" Orang tersebut menahan Jiwa yang baru saja ingin melangkahkan kakinya pergi dari sana, namun langkahnya tertahan karena orang itu menahannya. "Lo tau sesuatu tentang cakrawala bentala?" Tanya orang itu.

"Hah? Lo juga tau?" Jiwa malah balik bertanya.

Orang tersebut mengangguk, "gue ke sini buat cari kunci jawaban dari kalimat itu. Oh ya, sebelum itu, kenalin nama gue Marhel Febrian. Lo bisa manggil gue dengan sebutan Hel aja, lebih singkat." Marhel tampak mengulurkan tangannya agar Jiwa mau berjabat tangan dengannya, tanda perkenalan awal mereka berdua.

Seven dýnami | NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang