Prolog

28 13 49
                                    

Angin kencang bergemuruh, kini langit terlihat sangat gelap di cuaca sore hari ini. Beberapa orang sedang menyiapkan dirinya sendiri untuk kedatangan derasnya air dari sang langit, namun sangat berbeda jauh dengan Meyra, dia lebih memilih asik sendiri di ponselnya.

Gistara Meyra, satu gadis yang dikenal tolol karena kebucinannya yang gamon terhadap sang mantan. Selain hobi bucin, Meyra juga hobi menjalin hubungan tanpa status dengan mantannya yang satu itu. Tapi kelebihan lain dari dirinya, Meyra bisa menjadi guru cintanya bagi teman-temannya.

Suara petir menggelegar di langit, membuat seisi ruangan kantor merasa takut dan menutupi semua sisi tirai jendelanya.

"Yah hujan... lo bawa payung?" tanya Zora teman sekantornya Meyra.

"Nggak. Gua pulang nunggu reda kayanya," jawab Meyra sambil menaruh ponselnya diatas meja.

Pandangannya menatap ke arah sekelilingnya, terlihat mereka semua sedang asik bersantai, ada pula yang masih sedang sibuk di depan komputernya. Merasa bosan, Meyra berdiri sambil membawa ponsel ditangannya, lalu berjalan ke arah luar ruangan.

Kini Meyra sudah berada di depan pintu utama gedung kantornya. Dengan asik, dia menatap ke arah luar, menikmati sejuknya hujan di sore hari. Setelah kejadian bulan lalu, Meyra mencoba untuk menyembuhkan dirinya sendiri, lagi, dan lagi. Hingga akhirnya, hatinya kini sudah mulai tenang, hidupnya pun sudah mulai terasa damai.

"Dulu kalo hujan kaya gini, kamu selalu dateng kesini cuma buat nganter payung buat aku, tapi sekarang? Kira-kira kamu kaya gitu juga gak ya ke cewek barumu itu?" gumam Meyra sambil membayangkan kembali momen itu, lalu tersenyum tipis.

Ingatannya yang kembali ke masa itu hilang ketika suara notifikasi ponselnya berbunyi. Tanpa menunggu lama, Meyra langsung menatap layar persegi panjang itu, melihat siapa yang mengiriminya pesan, lalu membalasnya.

Karena menganggap tak penting, Meyra tak membalas pesan itu lagi, dia sangat malas menanggapi orang yang seperti Sabila, salah satu cewek yang dibenci seumur hidupnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Karena menganggap tak penting, Meyra tak membalas pesan itu lagi, dia sangat malas menanggapi orang yang seperti Sabila, salah satu cewek yang dibenci seumur hidupnya.

Sedangkan Darma, pria itu hanya sebatas mantan pacar saja. Tapi meskipun begitu, keduanya masih suka berbagi kabar di sosial media. Sudah empat bulan Meyra menjalani hubungan ex-zone bersamanya, bahkan terakhir kali dia ketemu Darma pun seminggu yang lalu.

Ketika pesan itu tak dibalas olehnya, ponsel Meyra kembali berbunyi, terlihat disana Sabila mengiriminya foto, sesuai dugaan Meyra. Jika perempuan ini tiba-tiba mengiriminya pesan, pasti ada sesuatu, makanya Meyra memancing Sabila dengan membaca pesannya saja. Karena Meyra masih ingat jelas omongan Darma yang bilang, "satu cara buat Sabila kesal itu disaat dia ngechat, read aja chatnya, pasti dia kesal sendiri dan yang pasti dia langsung kirim inti pesan tanpa basa-basi lagi."

Sudut kanan bibirnya terangkat, Meyra menghembuskan nafasnya kasar setelah melihat isi foto tersebut. Dengan sedikit emosi, Meyra langsung pergi dari tempat dia berdiri.

***

Pintu lift terbuka, langkah kaki dari sosok pria tinggi nan tampan itu melewati banyak orang yang sedang mengantri di depan pintu lift. Dengan membawa beberapa berkas ditangannya, sesekali dia tersenyum saat ada teman sekerjanya yang menyapa.

Namun langkahnya terhenti saat matanya menangkap sosok Meyra yang sedang asik bersama ponselnya. Dari jaraknya yang lumayan dekat, dia memandangi Meyra lama sambil memberikan berkas tugasnya kepada seniornya.

Disaat berkas itu sudah diterima, dan beres semuanya, dia segera untuk menghampiri Meyra. Tapi tanpa di duga, Meyra malah pergi keluar gedung tanpa peduli hujan yang membasahi dirinya.

Tanpa pikir panjang, dia langsung berlari mengambil payung yang berada disamping pintu utama, lalu menyusul Meyra, tak peduli dengan orang-orang yang sekitarnya.

Terlihat disana, Meyra terduduk ditangga jalan dengan derasnya hujan. Kepalanya yang menunduk menunjukkan bahwa hatinya kini sedang merasa sedih.

Dihampirinya perlahan dia mendekat ke arah Meyra dengan payung yang sudah melindungi Meyra dari air hujan. Merasa dirinya tak kehujanan, Meyra mendongakkan kepalanya, menatap sekilas pria dihadapannya lalu kembali menunduk.

"Are you okay?"

"Mending lo balik ke kantor lagi," suruh Meyra.

Bukannya pergi, dia malah menaruh payung disamping Meyra, lalu duduk bersamanya, "Gua tanya, lo kenapa?"

Meyra tak menjawab, dia malah semakin menangis diiringi air hujan yang membasahi dirinya. Senggukkannya membuat pria itu juga merasa sakit, khawatir, dan kasihan terhadap dirinya.

"Gua gagal, gua lagi-lagi malah nangis karena dia, ini gak adil," lirih Meyra.

"Gak adil kenapa?"

"Gua yang disini nyoba buat sembuh, kembaliin diri gua yang waras, nyoba buat nerima semuanya tapi kenapa dia yang bersalah malah bahagia?" lirih Meyra lagi sambil menatap ke arah pria itu.

"Jangan nyalahin diri lo sendiri, Mey. Suatu saat juga lo bisa bahagia, biarin dia, jangan dipeduliin lagi, air mata lo terlalu bahagia buat nangisin cowok sebrengsek dia," hiburnya.

"Lo gak tau be-"

Tanpa mendengarkan Meyra selesai bicara, pria itu langsung memeluk tubuh kecilnya. Meyra terkejut, tapi dia juga ingin ada seseorang yang bisa mengerti perasaan dirinya.

Tak melepaskan pelukan pria itu, Meyra malah semakin memeluk dirinya, menenggelamkan kepalanya dibahunya, lalu semakin menangis keras dibawahnya hujan deras.


Meyra pikir dengan cara seperti akan membuatnya tenang, namun dia salah. Salah telah memeluk pria itu ditengah hujan, salah mengira perasaannya, semuanya menjadi sulit bagi hatinya sejak malam itu.

***

Halo, terima kasih sudah mencoba untuk mampir kemari, aku harap BARAMEYRA ini bisa menjadi kesukaan kalian, dan terus menetap disini bukan hanya sekedar singgah. Maaf jika ada kata salah yang disengaja ataupun tidak, dan beberapa nama yang di dalam cerita ini.

Jangan lupa untuk memberikan support disini dengan cara memberikan tanda bintang, itu sangat berharga untuk author, sampai jumpa di part berikutnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BARAMEYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang