4. Perasaan bimbang

46 22 1
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW AND VOTE__________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JANGAN LUPA FOLLOW AND VOTE
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_

HAPPY READING

*****

Tadinya Mahendra hanya menunggu di mobil, tapi Gea tak kunjung kembali malah keasikan ngobrol dengan kumpulan anak sekolah yang dia yakini itu teman Marselo dan Gery. Disana ia melihat putrinya bersalaman seperti sedang berkenalan, dari  pada ia penasaran lebih baik menghampirinya.

“Kalau Gery nungguin buku ini, pi” balasnya cepat, sedangkan yang lain.

“Anu, om”

“Kami semua telat datang om, makanya cuma nyampe didepan gerbang” jawab Agha pelan

Mereka semua menunduk tak berani menatap mata tajam milik Mahendra, mereka mengaku salah kerena melanggar peraturan sekolah tapi mau bagaimana lagi orang manusiawi.

“Santai aja, saya juga pernah ada diposisi kalian. Jadi gak usah kaku-kaku amat, santai” perkataan Mahendra membuat mereka saling pandang-pandangan sambil tersenyum kaku, ada juga yang tertawa garing.

“Bukannya peraturan dibuat untuk dilanggar ya” kata Mahendra lagi membuat mereka mengacungkan jempol.

“Mulai saat ini, om jadi panutan saya” putus Brandon

Mahendra terkekeh “Kamu bisa aja”

“Kalau begitu saya, sama putri saya pamit duluan. Lain kali kita ngopi bareng, ok”

“Siap, hati-hati om” ucap mereka bersamaan

“Calon mas pacar, Gea pergi dulu ya. Jangan rindu, biar Gea aja” Lagi-lagi Gea hanya mendapat jawaban kosong karena tak digubris oleh Marselo, sangat berbeda dengan Marselo yang ia temani dipinggir pantai kemari.

“Babay, Gery salut”

“Hm, hati-hati. Thanks ya”

“Babay semuanya, Gea pamit dulu”

“Hati-hati, Gea” mereka semua melambaikan tangan kearah Gea (- Agha, Marselo dan Geral).

“Jangan lupa kabarin ya sayang kalau udah sampai”

Entah siapa yang mengatakan itu, intinya ia sudah masuk kedalam perangkat seorang Gery Alterio.

“Sejak kapang kalian asik gini ke cewek?” ujar Gery, ada rasa tak suka yang ia rasakan. Takutnya, Gea akan berpaling darinya karena sudah mengenal banyak orang.

“Sejak tadi, saat ketemu dengan neng Gea” balas Biru

“Kenapa kalian masih berkeliaran di jam pelajaran?” seru pria paruh baya dengan style yang sangat rapi, jangan lupakan penggaris besi yang selalu ia bawa kemana-mana.

Laut Senja & Lukanya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang