BAB SATU

8 2 0
                                    

Gesekan gaun putih gading yang Annamarie kenakan terdengar halus meskipun ia sedang berlari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gesekan gaun putih gading yang Annamarie kenakan terdengar halus meskipun ia sedang berlari. Tiupan angin turut menyertainya sehingga kain itu berkibar alami. Annamarie tiba-tiba berhenti di depan pintu jati yang berukuran besar di hadapannya. Di balik pintu itu terdapat ayahnya dan mungkin beberapa orang yang menemaninya. Annamarie tidak bisa untuk menahankan suara dalam mulutnya sehingga iapun mengeluarkannya.

"Ayah baik-baik saja?" Tidak terdengar jawaban apapun dari dalam.

"Ayah?" ...

"Tolong siapapun jawab! Aku sungguh khawatir..." wajah Annamarie semakin basah yang memang sedari awal sudah basah. Ia mulai menangis lagi.

"Ayahhh... Ayahh... Aa-" seorang pria dewasa menutup pintu di hadapannya. Annamarie segera menarik pakaian depannya agar pria itu menunduk ke arahnya.

"Ayahku? Raja Abbot!? Ghaith? A...apa yang terjadi?"

"Maafkan aku Nona," Ghaith menatap bersalah padanya. Pria yang telah diselamatkan oleh ayah Annamarie 6 tahun yang lalu itu kemudian memeluknya. Ghaith mencengkram halus kepala Annamarie ke arah dadanya. Raungan tangisan mulai membahana di sepanjang koridor Kastel Veron.

Hari ini, saat jarum pendek jam menunjuk pada angka 6, Kerajaan Mery telah kehilangan Rajanya setelah ditinggalkan terlebih dahulu oleh Ratunya 15 tahun yang lalu. Annamerie resmi menjadi anak yatim piatu. Seluruh penghuni kastel segera menyiapkan pemakaman untuk Sang Raja. Mereka semua sibuk berhilir mudik sambil menahan tangisannya. Lalu Annamarie diantarkan Ghaith menuju kamarnya agar lebih tenang. Sedang iapun bergegas untuk membantu yang lain dalam proses pemakaman Raja Abbot.

Kesehatan Abbot Royal memang semakin menurun dari tahun ke tahun. Menurut Dokter Kalsan–Dokter kerajaan yang menanganinya–Abbot dikatakan memiliki penyakit kanker kulit. Kulit Abbot yang putih berubah penuh bercak keputihan, kemerahan, lalu berubah menjadi kehitaman. Di beberapa bagian terdapat benjolan yang lumayan besar mengakibatkannya kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari.

Tangisan Annamarie semakin deras mengingat penderitaan ayahnya. Ayahnya selalu mengatakan tidak sakit perihal semua perubahan yang terjadi pada kulitnya. Namun Annamarie yang semakin tumbuh besar tidak mempercayainya. Ia tetap tersenyum paham akan maksud Ayahnya tersebut. Lalu sekarang, Annamarie tidak bisa untuk berpura-pura lagi. Ia tahu. Abbot adalah pria tua yang tidak mau menyusahkan orang-orang di sekelilingnya. Ayahnya itu tipikal orang yang tidak enakkan. Namun inilah akibatnya dari sifat tersebut mengakibatkan dirinya tidak selamat. Harusnya Annamarie segera memanggil Dokter Kalsan tadi malam. Akan tetapi Ayahnya melarangnya karena sudah sangat larut.

"Ini salahku," Annamarie menggaruk kasar pipi basahnya. Bibirnya semakin membuka lebar. Meskipun begitu ia tetap cantik karena keturunan Keluarga Royal yang di mana semua anggotanya tidak ada yang buruk rupa.

"Ini salahku... ha...harusnya semalam aku mencari Do...dokter Kals-hiks-"

"Nona... Ini bukan salahmu. Mungkin memang sudah jalannya seperti ini. Jangan menyalahkan dirimu. Aku tidak suka," Ghaith menarik sapu tangan bersih dari dalam sakunya lalu disodorkan pada Annamarie.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE ROYAL NIGHTMARE [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang