Menaklukkan Iyan (2)

4.5K 93 8
                                    

Dia bergegas mendekati kami dengan sorot mata mesumnya. Tangannya yang kekar, mulai melepaskan semua pakaian yang melekat ditubuhnya. Menampilkan tubuhnya yang terpahat sempurna.

Dia berjalan mendekatiku dan Iyan yang sudah 4 jam melewati malam yang hangat bersama.

"Minggir dulu, Rak. Gantian gue." pintanya

Aku pun mengalah, melepaskan kontolku yang masih tertancap di lubang Iyan. Menyebabkan noda darah dan pejuh bersatu menjadi satu membasahi lantai.

JLEBB

Aku terperanjat saat melihat kontol kudanya langsung ia masukkan ke dalam lubang Iyan. Tanpa pelicin, minimal ludah atau apalah?!

Pinggulnya maju mundur, mengobrak-abrik isi perut Iyan dengan tempo yang sangatlah cepat. Hingga membuat Iyan mendesah panjang.

"Gila bener lu, Al. Langsung tabrak masuk aja!" tegurku sembari mengatur napas

"Biarin. Orang dah licin banget sama pejuh lu. Udah ada pelicinnya friend, hahhh ahhhh ahhhh."

Aku yang melihatnya secara langsung pun membuat libido ku naik drastis. Membutat Raka kecil kembali menegang.

Lantas, aku mengocok kontolku sembari memandangi adegan atlet voli nasional yang sedang dientod habis-habisan oleh temanku.

"Nihh lubang atlet emang ga ada duanya. Lebih enak ini ketimbang memek." Alvin kembali meracau saat merasakan kenikmatan tiada tara dari Iyan.

Kini mereka berganti posisi. Alvin menggendong Iyan dan terus menghujamkan kontolnya tiada ampun. Membuat kontol Iyan basah dan menyemburkan pejuhnya ke dinding.

Alvin mencumbu mesra mulut Iyan, membuat adegan ini semakin panas. Lidahnya terus menjelajahi tubuh kekar Iyan, membuat desahan Iyan beradu dengan sunyinya malam.

Plok
Plok
Plok
Plok

Tenaganya yang ekstra, membuat Alvin tak kenal lelah mengentoti Iyan. Entah berapa tembakan pejuh Iyan yang berhasil keluar tanpa disentuh.

"Ambilin itu, Rak." tunjuk Alvin, menunjuk id card milik Iyan yang tergeletak penuh pejuh di dekatku.

"Ahhhh, namanya aja udah bikin sange. Hardiansyah Cakra Narendra. Gue bakal bikin lu ketagihan kontol. HAHAHAHAHA." tawa Alvin menggelegar di sela-sela desahan mereka.

Aku yang bosan karena harus memanjakan kontolku seorang diri. Akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan mereka.

Apalagi tampaknya Alvin belum juga mencapai titik kenikmatan itu. "Al, gue join yak?" tanyaku, dan langsung mendapatkan anggukan kepala dari Alvin.

Kini kami bertukar posisi, Alvin menghajar mulut Iyan, sedangkan aku kembali menggempur lubang Iyan.

*

Aku berinisiatif untuk menampung pejuh milik Iyan pada toples plastik kecil yang kubawa tadi pagi. Tak lupa, aku berbisik pada Alvin agar memerah pejuh Iyan. Ia pun mengangguk dan terus menggarap tubuh sawo matang di hadapannya.

Crott Crott Crott Crott Crott Crott Crott

Tujuh kali tembakan pejuh Iyan berhasil masuk ke dalam toples yang sudah kusediakan.

Kini Alvin dan aku fokus untuk memerah pejuh Iyan sebanyak mungkin dan merencakan rencana busuk untuk waktu yang akan datang.

"Rak, yok threesome. Kangen gue." ajaknya seraya mengubah posisi Iyan.

Tubuh Iyan ia balik dalam posisi telungkup. Membuat pantatnya yang sintal dan kokoh terpampang jelas di hadapan kami.

Bak seekor serigala yang kelaparan, aku langsung menerkam pantatnya, menampar-namparnya dan kemudian memasukkan kontolku ke pembuangan Iyan.

Young MuscleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang