Huhuh maaf banget kelupaan ga update ceritanya 😔
Authornya lagi dikejar deadline tugas kuliah hiks 😪
Tapi gapapa, tetep happy reading yak!--------------
"Ini kos an lu? Sepi amat?" tanyaku saat langkah ini mulai memasuki kos kos an dengan penerangan yang minim.
"Maklum, belum pada balik. Mayoritas kating." jawab Raka yang mendapatkan anggukan dariku.
Raka memapahku menuju kamar di lantai atas dengan sangat hati-hati. Sesampainya di atas, aku melihat ada beberapa kamar dan tempat untuk menjemur baju di depannya. Tanpa berpikir panjang, kami berdua masuk ke dalam kamar di paling ujung, dekat dengan jalan raya, karena tubuh ini masih sangat lemas.
Tubuhku dibaringkan di atas kasur, sementara Raka sedang merokok di depan kamar setelah ia membaringkanku. "Bentar ya, nunggu Alvin." ujarnya, disertai dengan mulutnya yang mengeluarkan asap rokok berbau khas.
Di dalam kamar ini, aku merasa sangat panas, hingga tubuhku yang sedari tadi berkeringat, kini mulai mengeluarkan keringat lagi, sangat mengganggu. Hingga akhirnya, aku duduk dan mulai melepaskan kancing kemeja satu persatu.
"Sini gue bantu, Yan." sebelum aku mengiyakan tawarannya, ia sudah lebih dulu membantuku melepaskan kemeja putihku.
"Celananya sekalian?"
"Gue cuma pake celana panjang ini. Ga pake daleman."
"Gapapa, kan kita sama-sama cowo. Lu malu gegara kontol lu kecil?"
"Enak aja lu!" sergahku, seraya berdiri lalu menurunkan celana hitamku yang sudah basah oleh keringat.
"Wihh, ampun-ampun. Gede bener." ia berdecak kagum melihat benda pusakaku.
Aku hanya bisa tersenyum puas dan duduk kembali di atas kasurnya. Tak lama Kemudian, Raka mulai mendekat dan langsung menanggalkan semua yang melekat dalam dirinya, hingga kini kami sama-sama telanjang bulat.
"Anjir! Ngapain lu, Rak?"
"Gerah! Pake nanya!"
Aku mencuri pandang padanya, mencoba menangkap benda pusakanya melalui ujung mataku. Sepertinya ukurannya hampir sama denganku, tetapi lebih perkasa diriku!
Saat tengah mencuri pandang dengan Raka, dari arah pintu terlihat seorang lelaki seumuran kami dan bertelanjang dada mulai memasuki kamar Raka.
"Nahh, tuh Alvin. Vin, cepetan gih obatin tuh doinya Wulan. Biar bisa enak-enak lagi sama Wulan dianya."
"Siapp, Rak."
Alvin duduk di sampingku, kini aku berada di tengah-tengah mereka berdua, dan kami sama-sama bertelanjang semua.
"Yang sakit mana, Yan?" tanyanya memecah keheningan, membuatku menunjuk bagian anusku
"Coba telungkup, biar bisa gue obatin."
Aku menuruti permintaannya dan tanpa kuduga, Alvin pun menurunkan celananya hingga kami benar-benar dalam keadaan bugil tanpa sehelai benang pun.
"Biar ga kotor. Males nyucinya." jawabnya, seakan menjawab tatapan keherananku.
"Rileks aja ya, Yan. Biar enakan." ujarnya, kemudian tangan kekarnya mulai menyentuh pantat kokohku.
"Oh, ini mah ada yang ga beres di dalemnya. Maaf ya, Yan. Gue masukin bentar." kemudian, jari tangan Alvin mulai memasuki lubangku. Rasanya aneh. Ada sensasi sakit disertai rasa enak yang tak terdefinisikan.
"Ahhhh, shitt." tiba-tiba saja aku mendesah saat beberapa lama jari tangan Alvin berada dalam lubangku.
"Sorry, Yan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Muscle
Teen Fiction18+ Menceritakan berbagai kisah unik di dunia pelangi. Yang mana didominasi oleh cerita muscle bottom.