02. Cewek Aneh

192 48 76
                                    

Kiiik ... Kiiikk ....

"Woi, bocil ... Keluar gak lo, lama banget!" teriak salah satu anak SMA dengan berkali-kali menekan klakson mobilnya.

Roy Mahaputra- lelaki dengan perawakan tinggi serta wajah tirusnya yang menawan. Seperti biasa, Roy selalu menjemput sahabatnya untuk berangkat ke sekolah. Bagaimana sabarnya lelaki itu, sudah satu jam penuh menunggu Zalya yang tak kunjung keluar rumah.

"Gilak, ngapain aja dia di dalam!" monolog lelaki berwajah tirus itu.

Kesabarannya sudah habis, ia pun keluar dari mobilnya- berjalan ke arah pintu rumah Zalya dan mengetuknya dengan keras.

"Lya! Lo gak sakit perut, kan?" pertanyaan konyol itu terlontar begitu keras menyahuti seseorang yang ia tunggu sedari tadi.

Yang ditunggu pun keluar membuka pintu dengan penampilan yang acak-acakan. Membuat Roy membelalakkan matanya mendapati seseorang di hadapannya begitu gembel.

"Lo gak habis dianiaya om-om kompleks, kan?" tanya Roy dengan sedikit mengernyitkan dahinya.

"Ngapain aja, gue sejam lebih nungguin lo dari tadi, dan lo belum siap-siap sama sekali?"

"Lihat jam, Lya! Udah setengah delapan! Lo tau? Lima belas menit lagi masuk jam pelajaran!" tegas Roy dengan menaikan nada bicaranya.

Ocehan Roy barusan hanya dibalas dengan wajah datar Zalya. Matanya begitu sayu, bibir memucat dengan rambut yang acak-acakan.

"Gue gak mau berangkat sekolah hari ini," ucapnya dengan pandangan sayu menatap ke arah lelaki di depannya.

"Hah? Gue gak salah denger, kan?" Roy mengernyit, menatap gadis yang berdiri malas di depannya.

"Ayolah, Lya! Waktu kita cuma lima belas menit lagi, lho! Atau kita akan dijemur di lapangan sekolah, mau?" tegas Roy.

"Lo duluan aja, gue males," timpal Zalya dengan suara lemas.

"Ini bukan Zalya yang gue kenal!"

Dengan cepat Roy menarik tangan Zalya dan membawanya masuk ke rumah si gadis. Membawanya masuk ke kamar Zalya yang berantakan bak kapal pecah.

"Lo ngapain bawa gue ke kamar ... lo gak akan macem-macem, kan?" ucap Zalya yang kemudian melepaskan genggaman Roy pada lengannya.

"Ngawur lo, gue cuma mau bantuin lo siapin buku pelajaran, siapin seragam supaya cepet ... gue gak mau dijemur di lapangan gara-gara lo!" tegas lelaki itu seraya memasukan buku pelajaran hari ini ke dalam tas sekolah Zalya.

Sementara gadis berwajah pucat itu masih diam mematung, memandang malas apa yang dilakukan sahabatnya.

"Lo ngapain diem aja! Buruan ganti baju!" ucap Roy begitu kesal menoleh ke arah gadis di belakangnya.

"Atau mau gue bantu gantiin juga bajunya? Mau sekaligus gue mandiin juga?"

Pertanyaan barusan membuat Zalya semakin kesal kemudian melenggang pergi ke dalam kamar mandi untuk sekedar membersihkan badan dan berganti pakaian.

Sambil menunggu Zalya yang tengah membersihkan badannya, Roy membantu merapikan tempat tidur Zalya dan beberapa buku yang berserakan di lantai.

Namun, rasa sabarnya hampir mengelupas ketika kedua netranya melirik ke arah jam dinding.

"Woi bocil! Delapan menit lagi! Buruan lo!" teriaknya begitu menggelegar seperti ledakan nuklir.

Dengan santainya gadis berwajah datar itu keluar dari kamar mandi dengan seragam lengkap yang sudah terpasang di tubuhnya.

ELLEZALYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang