KELOPAK mata Taeyong terbuka, napasnya terengah dengan keringat yang memenuhi seluruh tubuh, ia mengubah posisi berbaringnya menjadi duduk, tangannya meremas bagian dada kiri yang terasa nyeri. Taeyong menatap ke sekeliling, pikirannya kalut bukan main. Tunggu, bukankah seharusnya ia sudah mati karena jatuh dari gedung dua puluh lantai?! Apa semua ini hanya mimpi?
Tangan Taeyong meraih ponsel dari atas nakas tempat tidur, tapi kemudian pandangannya mengedar secara menyeluruh. Ini—apartement lamanya? Lagi, detak jantung Taeyong semakin menggila, ia menatap ponsel dan sedetik kemudian melempar benda pipih tersebut hingga menimbulkan bunyi keras di lantai.
14 Februari 2015. Tanggal itu tertera di bagian depan ponselnya, Taeyong berlari menuju jendela apartemen dan menatap gedung-gedung di sekitar. Ah, ini sepuluh tahun yang lalu, ada beberapa gedung yang belum di buat. Pikiran Taeyong kalut bukan main, ia meremas kencang surai hitamnya lalu jatuh terduduk di lantai dingin.
Mimpi buruk itu masih membekas di ingatan, ketika tubuhnya dihantam kuat oleh mobil SUV, lalu di buang begitu saja di atas gedung tinggi oleh sepupu-sepupunya. Taeyong mengingat semuanya, tanpa terkecuali.
Apa Tuhan benar-benar mengabulkan permintaan nya? Apa Tuhan memberikannya kesempatan kedua? Apa Tuhan menyetujui balas dendamnya?
Tunggu, 14 Februari?
Dering ponsel Taeyong berhasil mengejutkan si pemilik ponsel, ia meraih benda pipih itu dan menatap nama yang tertera 'Kim Doyoung'. Tanpa menunggu lama Taeyong mengangkat panggilan tersebut lalu menempelkan ponsel di telinga.
"Asisten Lee! Sepertinya proposal tim kita di curi oleh tim lain, bagaimana ini?!"
Asisten? Ah, sepuluh tahun yang lalu Taeyong masih bekerja sebagai Asisten Manager di perusahaan keluarganya. Ia bahkan bekerja keras untuk mendapatkan posisi ini. Phoenix Corp, perusahaan yang membuang Taeyong dengan kotor.
Proposal yang di curi? Pelakunya adalah Woozi. Taeyong ingat dengan jelas ketika Woozi mengaku setelah jabatan Taeyong dicabut. Sial! Taeyong mengigit bibir bagian bawah, ini pukul satu malam.
"Aku akan membuat yang baru."
"Tapi waktu kita hanya sampai besok, bagaimana Asisten Lee akan membuatnya? Kita bahkan mempersiapkan proposal sebelumnya dalam waktu tiga minggu!"
"Tenang saja Doyoung-ssi, aku akan membuatnya sekarang dan menyerahkannya pada manager jam sepuluh nanti."
Doyoung mendesah berat di seberang sana. "Apa kita tidak bisa mengambil kembali proposal kita?"
"Aku punya ide yang lebih menarik." Taeyong tersenyum simpul ketika sekelebat ide muncul di kepalanya, "serahkan padaku."
Tentu saja Doyoung pasti ragu, mereka sudah menyiapkan proposal sebelumnya selama tingga minggu dan lembur. Tapi Woozi, sepupu sialannya itu mencuri proposal Taeyong lalu dipromosikan menjadi manager di tim pemasaran. Phoenix, perusahaan ini berkembang di bidang Food And Beverages. Jika sebelumnya proposal Taeyong berisi tentang resep baru untuk musim dingin tahun ini, maka kali ini Taeyong akan membuat sesuatu yang baru, sesuatu yang pasti meledak di tahun 2015.
Taeyong tentu saja berbeda, ia mengingat sedikit demi sedikit apa yang terjadi di tahun 2015, dan dengan hal tersebut—Taeyong akan membalaskan dendamnya. Membangun perusahaan sendiri? Tidak. Taeyong tidak mau melakukan hal itu. Kali ini Taeyong akan mengambil alih Phoenix Corp. Perusahaan yang di bangun oleh seluruh keluarganya. Ya, Taeyong berniat menjadi CEO dari Phoenix Corp.
"Kuharap aku bisa mempercayaimu, Asisten Lee."
"Terima kasih, aku tidak akan mengecewakanmu, Doyoung-ssi." panggilan itu terputus. Doyoung pasti mengetahui tentang proposal yang dicuri dari rekannya yang berada di tim dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Devil [JAEYONG]
Fanfiction[Fantasy] [Mature] Kematian adalah hal yang tidak bisa di hindari, dan Taeyong menghembuskan napas terakhirnya pada 14 Februari 2025. Sebelum akhirnya kembali ke 14 Februari 2015. •BXB •Jaehyun x Taeyong •Don't read If u don't like it