Bab 1

12 3 1
                                    

Mengapa aku harus dilahirkan
Jika semesta hanya ingin
Menyakiti ku?

Selva Almira Hesa
.
.
.

"Dasar anak tak berguna!!. " bentak seorang wanita paruh baya kepada gadis didepan nya yang gemetar ketakutan.

"Kenapa nilai ulangan matematika mu hanya 90?! Bukannya kamu udah mama daftarkan les privat?! Kamu pasti bermain dengan teman mu dan tak pernah mengikuti kelas!!. " lanjut wanita itu.

"T-tapi ma.. Selva udah berusaha buat dapet nilai 100, Selva ga pernah bolos kelas kok ma. " ucap gadis itu dengan gemetar.

Benar, dia adalah Selva Almira Hesa salah satu siswi berprestasi dari SMA Kartini. Di sekolah nya banyak sekali yang mengira kehidupan nya sangat lah sempurna karena kecantikan nya dan prestasi yang ia raih. Padahal kehidupan nya tidak seindah yang dipikirkan orang-orang.

"Udah berani ngelawan mama ya kamu?! Kenapa sih mama harus ngelahirin anak kayak kamu?! Kenapa kamu ga kayak sepupu kamu itu sih?! Kamu itu Gapernah ngikutin kata orang tua selalu ngelawan!. " bentak Lea ibu dari Selva. Selva yang hanya bisa diam dan gemetar menahan tangisannya karena perkataan dari ibunya itu.

"Ma.. Bisa ga sekali aja bangga sama pencapaian Selva? Berhenti bandingin Selva sama anak anak lain ma.. Selva capek ga pernah dihargain mama. " ucap Selva kepada ibu nya yang menatap nya tajam. Ibunya yang mendengar perkataan Selva menggeram marah.

"Kamu pikir mama ga capek hah?! Mama terus bekerja buat biaya sekolah kamu! Mama cuma minta kamu meraih nilai terbaik demi masa depan kamu Selva! Apa yang salah dari permintaan mama?! Sebagai hukumannya handphone kamu mama sita! Mama kembalikan jika kamu sudah mendapatkan nilai yang lebih baik!. " bentak Lea dan berlalu pergi dari ruang tamu itu meninggalkan Selva sendiri disana.

Selva pergi menuju kamar nya dan menangis dalam diam di dalam kamarnya. Dia merindukan ayahnya yang sekarang sedang berada di luar negeri untuk mengurus pekerjaannya tetapi hingga kini ayahnya tak kunjung kembali.

"Selva kangen papa.. Kenapa papa ga kembali ke rumah? Mama berubah pa.. Papa ga kembali dari Selva kelas 3 SMP sampai kelas 2 SMA. " ucap Selva dengan dirinya sendiri. Tidak ada yang tau tentang seperti apa kehidupan Selva yang sebenarnya bahkan sahabat dan pacarnya sekalipun.

Disaat Selva menangis, ia mendengar ada suara ketokan pintu dan memanggil namanya.

"Selva! Lo didalem? Gue udah balik" ucap seseorang dibalik pintu itu. Selva yang mendengar nya menghapus air mata nya dan tersenyum.

Pintu kamar itu terbuka, dan menunjukkan sosok lelaki berumur 20 tahunan. Siapa lagi kalau bukan abang dari Selva yaitu Dion Fernanda putra. Selva yang melihat kakaknya itu langsung memeluk nya.

"Mama mana? Kok gue ga liat daritadi? Bentar.. Lo gapapa kan va? Kok mata lo kayak habis nangis?. " Tanya Dion kepada adiknya dengan raut wajah khawatir nya.

"Oh mama lagi keluar tadi.. Gue gapapa kok biasa nonton drakor terus keluar adegan sedih jadi gue nangis deh. " bohong Selva kepada abangnya. Ia tak mau abangnya nanti kepikiran dengan masalah nya.

"Gimana kuliah dan bisnis lo diluar kota? Lancar? Gue kira lo bakal bawa pacar pas pulang ternyata kagak. " ucap Selva kepada abangnya itu.

Asmaraloka Antara Kita (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang