Tandai typo!
"Berani ngusik, kita bantai."
-Geng PandawaBUGH BUGH
BRAK
KREKH
"MATI LO NJING!" ucapnya sambil memukul lawan yang sama kuatnya.
"HAHA, LO YANG BAKAL MATI ALTEZZA!"
Altezza Biantara Eijaz, cowok pentolan SMA Galaksi yang sering melanggar aturan sekolah. Cowok yang selalu memasang wajah datar ke lawan jenis namun, wajah datar Altezza tidak pernah di hiraukan oleh para cewek yang menyukai sosok Altezza. Lahir dari keluarga berada membuat dia merasa seakan-akan lebih berkuasa. Altezza sendiri merupakan seorang ketua geng Pandawa generasi ke lima. Dimana ia beserta inti Pandawa, yang tak lain adalah sahabatnya suka membuat onar. Dari yang suka bolos sekolah bahkan sampai tawuran antar pelajar yang membuat para guru angkat tangan dengan kelakuan mereka.
Bukan hanya guru-guru saja. Bahkan, jejeran polisi di Jakarta sampai paham wajah wajah inti Pandawa akibat seringnya kepergok balap liar dan tawuran pelajar. Meski sering kena tahan polisi, mereka tidak kapok sama sekali. Yang ada mereka menganggap polisi itu seperti temannya sendiri.
Siapa yang tidak kenal dengan geng Pandawa. Geng yang sudah terbentuk sampai generasi kelima ini terkenal sampai ujung negara Indonesia. Bukan karena berandalnya saja tetapi juga sikap kerja sama nya yang suka membatu masyarakat sekitar. Bahkan ketika ada bencana alam di luar pulau Jawa, mereka semua datang untuk membantu serta memberikan donasi.
Geng Pandawa yang memang sudah terkenal membuat beberapa musuh bekerja sama untuk meruntuhkan geng tersebut. Namun, untuk musuh yang saat ini mereka hadapi merupakan musuh bebuyutannya. Sebut saja Kurawa geng. Meski sama sama banyak anggotanya, namun karena sebuah dendam mengakibatkan perseteruan kedua geng tersebut tidak berhenti.
"ALTEZZA, STOP DIA BISA MATI!" lerai Shankara.
Shankara Adyaksa Radeva, wakil ketua geng Pandawa yang terkenal dengan kepintarannya dan juga keramahannya terhadap orang yang lebih tua. Jika Altezza suka semena mena terhadap orang, maka lain hal nya dengan Kara yang di kenal sosok humble. Tak jarang pula cewek-cewek langsung histeris ketika melihat senyuman Kara.
Namun yang pasti, Kara tidak pernah yang namanya jatuh cinta. Bukan karena tidak normal, hanya saja Kara tidak pernah merespon cewek-cewek yang menurutnya alay.
"WOY ANJING, PENGECUT LO BABI!"
Suara lantang Wisnu mengalihkan atensi sang ketua. Jika Wisnu tidak bergerak cepat, mungkin Altezza sudah tertusuk dari belakang.
Purnama Wisnu Maheswara, salah satu anggota inti Geng Pandawa yang menyukai permen kecuali permen jahe. Selain karena ketampanan nya tentu nya, Wisnu dikenal sebagai maniak Mobile Legend. Di antara kelima inti Pandawa, Wisnu lah yang mendapatkan penghargaan dari perlombaan game online tersebut. Bahkan, dia juga sedang mempersiapkan untuk ke tingkat internasional.
Di antara anggota inti Pandawa, hanya Wisnu yang tidak menyukai daging serta ikan. Entah apa alasannya, dari lahir Wisnu sangat jijik jika harus memakan daging. Bahkan jika dia di sunguhi makanan tersebut dengan sukarela akan memberikannya ke kucing.
"KELAMIN AJA COWOK TAPI TINGKAH KAYAK BANCI!" sinis Putra.
Raden Putra Arjuna, kerap di panggil Putra. Cowok yang menyandang status playboy cap kaki tiga namun enggan berpacaran, dan juga si pemilik suara emas merupakan keturunan Jawa asli. Meski tumbuh di kota Jakarta, Putra masih sering menggunakan bahasa Jawa. Terlebih lagi, bahasa Jawa yang dia pakai merupakan ciri khas warga Banyumas, yaitu bahasa Ngapak. Jangan heran jika tengah berkelahi, Putra menggunakan andalan bahasa Jawa nya untuk mengecoh musuh dan berakhir menjadi bahasa paksel. Tidak jarang, Putra selalu mendapat tonyoran dari teman nya karena teman nya tidak memahami bahasa yang Putra gunakan.
"BANCI KALIAN SEMUA. AWAS NANTI MASUK LUBANG NERAKA!"
Suara nge-bass yang memiliki ciri khas tersendiri terdengar di kumpulan remaja yang tengah tawuran. Siapa lagi kalau bukan suara Azam.
Sadewa Azam Mahatma, dari kelima anggota inti Pandawa, hanya Azam yang paling benar hidup nya. Tumbuh dari keluarga berada dan mapan namun tetap menjunjung tinggi nilai agama. Kepintarannya yang hampir sama dengan Shankara bahkan sering mengikuti Olimpiade di sekolahnya.
Bunda nya sering kesal dengan sikap berandalan Azam. Sering mengancam nya akan memasukan Azam ke pesantren milik kakek nya. Namun, Azam menolak dengan tegas, dan berjanji nilai nya akan selalu tinggi setiap semesternya.
Tinggal di pesantren? Iyuh, nggak banget menurut Azam. Lebih baik dia tinggal di desa daripada harus terpenjara di tempat yang menurutnya sangat sakral itu.
Inilah kelima inti Pandawa. Geng yang sudah berdiri hampir lima tahun ini, banyak sekali jasa yang mereka keluarkan. Meski seringnya mereka menjadi kejaran polisi karena balap liar dan tawuran.
Bahkan jejeran polisi pun sampai akrab dengan inti Pandawa itu.
"Babi emang koe koe pada. Ngajak tawuran tapi nggawane golok. Ora sisan graji senso kae hah!"
Nahkan, sudah tidak asing lagi bagi kelima inti Pandawa mendengar cibiran Putra. Bahasa Jawa yang di gunakan itu mampu membuat musuhnya terkecoh. Kenapa tidak coba. Saat berbicara pun, Putra seperti ibu kos yang menagih tagihan. Begitu pedas dan bikinmusuh nya bingung Putra ngomong apa.
"Graji senso apaan sih. Gue nggak ngerti njing!"
"Dasar wong kota, graji senso aja ora ngerti, ck ck," decak Putra.
Bugh, tanpa aba aba Putra menendang perut sangat lawan. Putra tersenyum sinis saat melihat lawannya terkapar lemas di tanah.
"Rasain tuh. Main main sama orang Jawa. Jawa keras bos, beton aja dipangan haha!" ucap Putra sambil tertawa jahat.
"Serius lo Put? Orang Jawa di tempat kakek lo makan beton?" tanya Wisnu tak percaya.
Rasanya Putra ingin tertawa keras saat ini juga. Yang dia maksud bukan beton yang di cor, melainkan beton biji nangka.
"Iyalah, nggak tau kan lo pada. Ntar deh libur kenaikan kelas gue ajak lo ke Purwokerto. Gue ajak keliling kulineran deh."
"Siap. Tapi lo traktir ya," pinta Wisnu.
Putra merotasikan mata nya malas. Jika masalah traktiran aja, Wisnu paling cepat. Baru saja mau membalas, intruksi Altezza sangat ketua menyuruh mereka untuk kembali ke markas nya.
"Cabut!"
To be continued!!
Terimakasih sudah mampir! Jangan lupa vote dan komen!
[ jumlah kata : 934 kata ]

KAMU SEDANG MEMBACA
PURWOKERTO dan Kisahnya (TERBIT)
Teen FictionTersedia di Shopee Terbit di Teori Kata Publishing JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE, DAN KOMEN!! ☕︎︎[ Event menulis solo bersama lapaspenulis Teori kata publishing 25days ] PART LENGKAP! NOTE : REVISI + PROSES TERBIT =>> PURWOKERTO, Salah satu kota yang...