6

95 4 0
                                    

Suara adzan subuh mulai berkumandang Teddy terbangun untuk menjalankan sholat subuh, pagi ini ia berniat untuk sholat subuh di masjid komplek karena hari ini jadwalnya tak sepadat kemarin. Setelah bersiap ia keluar kamar untuk berangkat ke masjid saat melewati kamar tamu terbuka pintu kamar itu dan sang penghuni kamar keluar dengan pakaian sudah rapi.

"Eh pagi bang" Sapa Ajif

"Mau kemana lo?" Tanya Teddy

"Itu suara adzan subuh jelas banget kayaknya deket sini masjidnya jadi mau sholat dimasjid aja. Abang mau ke masjid juga?"

Mendengar ucapan Ajif Teddy memicingkan mata melihat Ajif dari atas hingga bawah, Teddy ingat pakaian yang Ajif kenakan adalah pakaian yang Ajif kenakan kemarin. Teddy menyuruh Ajif menunggu sebentar, tak lama Teddy kembali dengan membawa sebuah sarung lengkap dengan baju koko serta songkok ia juga memberikan celana dan kemeja kepada Ajif.

" Nih pake, ganti baju lo bau" Ajif langsung menciumi bajunya, namun yang tercium hanya aroma parfum yang selalu ia kenakan.

"Buruan ganti gue tunggu depan 5 menit, kaga selesai gue tinggal"

"Itu bukan baju-baju baru tapi masih gue pakai sekali terus kaga cukup entah ngapa nyusut tu kain, tar ke kantor pake kemeja ama celana yang gue kasih itu juga. Tenang udah dicuci bersih kok gue juga kaga panuan jadi kagak usah takut" Lanjut Teddy dan pergi meninggalkan Ajif.

Ajif mengangguk, sebenarnya ia tak mempermasalahkan itu baju baru atau tidak ia hanya sedikit kaget dengan pernyataan Teddy tentang Kain baju itu menyusut. Ia sekarang tau seberapa tinggi gengsinya Teddy hingga ia terlihat cuek dan acuh dengan sekitar sedangkan kenyataanya ia sangat peduli tapi tertutup dengan gengsinya. Setelah Ajif mengganti pakaiannya mereka berangkat bersama menuju masjid.

Karena setelah sholat subuh Kia tak bisa kembali tidur ia memutuskan keluar kamar untuk mengambil minum, sesampainya di dapur Kia melihat Buk Tem yang sedang menyiapkan sarapan. Setelah menghapus dahaganya Kia berjalan kembali ke kamar saat ia melewati ruang makan ia berpapasan dengan Ajif dan Teddy yang baru saja pulang dari masjid. Kia mematung terpesona melihat penampilan Ajif yang menggunakan sarung dan baju koko layaknya santri, sedangkan Ajif terkejut melihat Kia menggunakan baju tidur yang bermodelkan chemise berwarna dusti pink. Dengan model baju tanpa lengan dengan panjang diatas lutut itu cukup mengekspos sebagian tubuh Kia yang putih bersih itu.

"Ekhm.." Teddy mencoba menyadarkan mereka.

Mendengar deheman Teddy Ajif langsung berbalik sambil beristigfar berkali-kali, sedangkan Kia yang juga tersadar langsung berteriak berlari sambil berusaha menutupi tubuhnya. Kia berusaha berlari secepat mungkin hingga ia tak memegang gagang pintu dengan benar alhasil ia menabrak pintu kamarnya yang masih tertutup, Ajif dan Teddy yang melihat jidad Kia terbentur pintu berusaha untuk menghampiri Kia namun Kia bergegas masuk dalam kamar dan menutup pintu rapat-rapat saat sudah didalam kamar Kia berteriak sangat kencang karena malu. Melihat kelakuan Kia Teddy dan Ajif saling pandang dan menggelengkan kepala, Teddy hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan adiknya yang masih seperti anak-anak diumurnya yang sudah bukan lagi anak-anak.

Mereka kembali ke kamar masing-masing untuk bersiap-siap. Ajif tersenyum sembari kembali ke kamar, lagi-lagi ia memergoki Kia saat ceroboh dan sekarang ia paham kenapa Abang Kia begitu protektif pada adiknya. Ajif sudah duduk di meja makan menunggu Kia dan Teddy untuk sarapan bersama, saat sedang memainkan ponsel ia melihat Kia dari sudut matanya yang sedang berjalan kemeja makan sambil memainkan ponsel. Kia masih sibuk memainkan ponselnya tanpa menyadari keberadaan Ajif, ia menarik kursi makan dan mendudukinya.

"Mas kok mas gak bilang sih ada mas Ajif" Ucap Kia sambil tetap fokus ke ponselnya.

"Ih bang diajak ngobrol diam aja sih" Tak mendapatkan respon dari sang kakak ia menaruh ponselnya dan melihat lelaki yang ada di depannya.

My SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang