Balik dari supermarket gue mengeluarkan belanjaan gue,tidak lama denis datang menghampiri sembari merangkak, gue mengambil mentimun dan mengarahkan mentimun tersebut ke mulut denis, tanpa arahan denis menjilatnya dan gue menamparkan mentimun ini ke pipinya.
Saat itulah Denis gue arahin naik ke atas meja dan gue mengeluarkan tabung pelumas dari nakas. Gue menampar pantatnya yang bulat dan membuatnya bergoyang, gue mengolesi tangan dengan pelumas lalu mengoleskan pada belahan pantatnya hingga masuk kedalam lubang boolnya, membukanya dan mulai menjelajahi lubang boolnya.
Gue mulai dengan dua jari agar lubang bool denis relax dulu, matanya denis mulau terpejam saat gue mulai menemukan titik prostatnya. Gue cabut kedua jari gue dan mulai mengoleskan pelumas pada mentimun, memasukkannya ke pantatnya.
Bibir Denis terbuka, membentuk huruf O saat dia mendorong mentimun hampir seluruhnya ke dalam.
"Ahhhh yaaaaa lebihh dalemnn tuann"
Kontolnya yang lembek berdenyut, mulai mengeras saat Denis merasakan mentimun besar itu semakin masuk kedalam perutnya.
Gue mengambil mentimun kedua, gue suruh denis berbaring di atas meja dan merentangkan kakinya lebar-lebar, memperlihatkan pantat besarnya yang gemuk, gue mulai memasukkan mentimun kedua ke dalam untuk menyatukannya dengan yang pertama.
"Akkhhhh ahhhhh hmmmm ahhhhh"
Teriakan kenikmatan terdengar indah dan masuk ke dalam kuping gue. Denis tampak sangat bersemangat, dengan raut wajah yang binal dan lidah yang menjuntai keluar lalu menganggukan kepalanya. Gue mulai menggerakan mentimun tersebut.
"Ahhkhhh uhhhhh ahhhhhh yaaaaa"
Desan denis sembari cum mulai merembes keluar, Gue makin mempercepat membuat genangan air mani di perutnya denis sendiri, sementara pelernya berdenyut, penuh susu.
Denis merasakan kenikmatan dan menggigit bibir bawahnya, dirasa cukup mengeluarkan kedua mentimun dan mengambil jeruk.
"Mau lanjut sesi selanjutnya?" Tanya
"Guk Guk" jawabnya sembari menganggukan kepalanya.
Gue memasukkan jeruk pertama ke dalam lubangnya yang sudah melebar, mengambil jeruk kedua dan memasukkannya ke dalam lubangnya lagi, gue mulai mengisi lubang boolnya dengan buah.
Denis meringis tidak nyaman hanya ketika jeruk keempat dimasukkan, mukanya sedikit memerah. Pantatnya sepertinya telah mencapai batasnya. Gue bisa melihat cincin anus Denis terselip di sekitar jeruk keempat. Denis mendorong dengan kuat hingga mukannya merah padam, sembari mengepalkan tangannya, mulai mendorong jeruk keluar dari pantatnya.
"Ekhhhh, huffft ekkkkk arggggghhhhhh"
Satu demi satu, buah jeruk itu dikeluarkan dengan paksa dari pantat Denis dengan tenaga yang kuat.
" Good boys" Ucap gue sembari mengelus ngelus lubang boolnya.
Denis tertawa bodoh dan denis mulai memasukkan keempat jari tangan kanannya ke dalam lubangnya yang kendur. Dia mengerang, menambahkan pelumas ke tangan kanannya dan memasukkannya ke pantatnya sendiri.
"Ahhhhh yaaa arghhhh ahhhh" erangan denis terdengar.
"Hahahhahah, Anjing tolol!" berbisik pada denis.
Denis malah mempercepat kocokannya.
Denis melanjutkannya untuk membiarkan pantatnya seterbuka mungkin. Dia mendorong seluruh kepalan tangannya jauh ke dalam, menyebabkan ujung anusnya meregang di sekitar pergelangan tangannya. Gue masih melihat saja sampai dia cape kalo sudah cape biar gue yang melanjutkan.Denis terkencing atas ulahnya sendiri, air kencingnya menyebar ke seluruh perutnya dan jatuh ke meja. Denis Menarik tinjunya dari dalam dengan sedikit kekerasan, Denis mengelus elus lubang boolnya, yang ujungnya bengkak dan berwarna merah muda.
Gue bisa melihat ke dalam lubang boolnya, seolah-olah itu adalah terowongan gelap tak berujung.
Denis memasukkan dua jari dari masing-masing tangan ke pantatnya, menarik kembali tepi lubangnya untuk lebih mengekspos dirinya.
Gue menyeringai, gue mengambil pisang dan membuang kulitnya. Dengan mudah buah itu meluncur ke bawah pantatnya yang terbuka,dan gue memasukan lagi pisang kedua dengan mudahnya memasukkannya kedalam lobang bool denis, lalu pisang ketiga, keempat dan gue memasukkan lima buah pisang ke dalam lubang bool denis. Kemudian gue menambahkan susu kedalam lubang bool denis.
"Cepetan keluarin pisangnya!!" Perintah gue
Denis kemudian mulai mendorong isi lubang boolnya, menumpahkan pisang yang hancur ke atas meja.
Denis merangkak mengambil terong lalu memberikan kepada gue dan gue mulai memasukkan terong ke pantatnya, Denis segera membungkuk untuk memakan pisang bahkan tanpa menggunakan tangannya.
Pisang tersebut bercampur dengan kencingnya yang di meja, tapi Denis sepertinya tidak mempermasalahkannya karena dia hanya seekor anjing dan budak. Denis bahkan menyesap air kencingnya sendiri. gue mencabut terongnya, memberikan ke denis lalu dia menjilatnya, lalu juga menjilati ketimun yang sebelumnya ada di pantatnya dan memakan timun tersebut sampai habis.
"Kalo abis makan pasti butuh minum kan?" Ujar gue
"Guk guk" jawabnya sembari duduk bersimpuh.
Denis tersenyum, lalu membuka mulutnya. Gue tertawa, lalu denis menghela nafas, matanya berkibar saat kepalanya miring ke belakang dan kencing yang panjang melesat ke udara.
Denis mengerang, Air kencing panas mengalir ke tubuhnya, membasahi dadanya. Gue membasahi satu sisi, lalu sisi lainnya sebelum mengarahkan ke atas dan melapisi pipi denis.
Denis memejamkan mata saat aliran air mengalir ke dahinya, ke rambutnya, lalu kembali ke bawah hingga akhirnya memenuhi mulutnya yang terbuka.
Denis menunggu sampai aliran kencing gue mengalir ke dagunya, lalu menelannya dan kembali lagi untuk mengambil seteguk lagi.
Denis menelan lagi, terengah-engah saat gue mengalirkan aliran kencing kembali ke tubuhnya, membasahi perutnya dan membasahi ke kontolnya yang ngaceng.
Gue memasukkan kontol gue kedalam mulut denis dan melanjutkan kencing di dalam mulut denis. Air kencing ini mengalir langsung ke tenggorokannya.
"Gluk gluk" suara denis meminum kencing gue terdengar jelas. Iramanya sangat indah saat denis menelan seteguk demi seteguk kencing gue.
Gue menarik keluar kontol gue dari mulut denis, lalu gue mengencingi denis lagi dari jarak dekat.
Gue menatap dengan mata gue sendiri saat cairan itu menggenang di mulutnya dan lidahnya menari nari, suara percikan sepertinya bergema saat air kencing itu keluar dari bibirnya dan menetes ke dagunya.
"Telan bego" titah gue.
Denis bersusah payah menelan seteguk besar kencing gue.
"Good boys"
Denis menjulurkan lidah dan menggonggong.
"Gue sarapan di kantor aja, bersihin rumah ini sampai tidak ada bau pesing di mana mana" perintah gue.
Akhirnya gue pergi mandi dan bersiap siap ke kantor.

KAMU SEDANG MEMBACA
Family Slave
FantasyDengan sebuah keluarga yang menemukan sebuah kebahagian masing masing diawal hingga akhirnya bertemu kembali dengan satu tuan yang sama