Home Alone

1K 19 3
                                    

Aini's POV

Aku terbangun dari tidurku, layar laptop di depanku sudah mati otomatis. Aku menguap, meregangkan badan, ketiduran membuat badanku pegal - pegal. Sepertinya hari sudah malam, aku segera keluar kamar, menyalakan lampu - lampu karena rumah terlihat gulita. Aku mengecek pesan di Hpku, mama memang bilang akan berlatih yoga sore tadi, tapi aku tak tahu kalo akan selama ini. Dan benar saja, mama memberitahu ia ada urusan di rumah temannya, sehingga akan pulang larut malam. Mama menyuruhku delivery untuk makan malam bersama Kevin.

Aku hampir lupa kalau ada Kevin di rumah, sampai aku melihatnya tertidur di sofa. Tangannya terkulai ke samping, mungkin bermain Hp hingga ketiduran. Aku menghampirinya, memperhatikan wajah manisnya ketika tidur. Aku mendekatkan wajahku ke Kevin, menyadari jika sepertinya ia bukan ketiduran karena Hp. Aku menghirup aroma yang familiar di wajahnya, salad, kubis terutama. It was Mom's. Sepertinya mereka berdua sedang "berperang" hebat selagi aku di kamar. Gas maut mama selalu lebih busuk setelah memakan salad, apalagi ditambah protein shake favoritnya.

Well, mine as well. Aku memegang perutku yang bergejolak pelan. Antara lapar dan kembung, lambungku juga agak memberontak jika aku makan salad sayuran, melahirkan angin ribut di dalam sana. Aku jadi punya ide, karena sudah waktunya makan malam, aku mencoba membangunkan Kevin. Namun bukan dengan cara biasa, aku mengarahkan bokong seksiku ke wajahnya, memejamkan mataku, lalu...
Pppppppppppppppppprrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrffffffffffffffffffffffffssssssssssssssssshhhhhhhhh......
Angin sepoi - sepoi mengalir di duburku, membuat celana pendekku terasa hangat. Aromanya langsung menyapa hidungku, menyebar cepat ke ruangan, menggantikan aroma milik mamaku yang mulai memudar. Aku mendesah lega, merasakan kembungku berkurang. Perutku mulai mengajak kerja sama, mengalirkan kembungnya turun ke bawah, mengetuk pintu keluar di ujung rektumku.

Aku memegangi pantatku, berusaha menahan angin yang memberontak. Menoleh ke Kevin, berpikir sejenak, lagian dia juga belum bangun.
Bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbrrrrrrrrrrrrrrrrooorrrrrrrrrrroooooooooooooooooooopppppppppppprrrrrrrrrrttttttttt........
Ddddddddddddddddddddhhhhhhhhhhhuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuttttttttttttttttrrrrrrrrrrrrrttttttttttttt...........

Aku memejamkan sebelah mataku, mulutku terbuka selagi kentutku berhasil mendobrak keluar, menggetarkan bokongku, aku bisa melihat poni rambut Kevin yang bergerak terkena hembusannya. Walau masih tak ada tanda ia akan bangun dari mimpinya. Entah sedahsyat apa ledakan bom mamaku yang mengenainya, membuatnya senyenyak ini. Aku gemas melihatnya, sepertinya aku harus memakai cara yang lebih kasar. Aku langsung menaiki sofa, menduduki dada sepupuku itu, agak menundukkan badan agar lubang pantatku mengarah pas ke wajahnya, menyamankan posisi agar bisa menembakkan amunisiku dengan maksimal.

Aku menarik nafas, bersiap - siap meluncurkan serangan, lalu sedikit mendorong bokongku, memangkas jarak ke wajah manis sepupuku.
Pppppppppppppppppprrrrrrrrrrrrrrrrrrrroooooooooooooooooorrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrppppppppppppptttttttttttttttttssssssssssssss.....
Pppppppppppppppppprrrrrrrrrrrrrrrrrreeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeettttttttttttttttthhhhhhhhhhh.......
Bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrooooooooooooooooooooorrrrrooooooooooooooooooooottttttttttttttttthhh..........

"Aaaaagggghhh!!..." aku mendesah keras, lega sekali rasanya. Kali ini suaranya kencang dan terdengar basah seperti diare. Membuat duburku menegang nyeri. Aku yakin Kevin mulai terganggu di alam mimpinya, atau mungkin ia sedang bermimpi tertimpa badai tornado disana. Walau lega, aku masih belum merasa puas, gas sulfurku masih memberontak di dalam tubuhku. Aku menginginkan lebih, aku pun berdiri, menurunkan celana pendek, sekalian dengan celana dalamku. Menghilangkan penghalang antara liang mautku dengan lubang hidung Kevin, agar seranganku bisa mengenainya tanpa filter. Aku pun duduk kembali, kali ini tepat di wajahnya, memposisikan hidung sepupuku tepat di duburku. Kemudian menarik nafas panjang
Dddddddddddddddhhhhhhuuuuuuuuuuuuuuuutttttttttttttttttttttttttttthh..
Pppppppppppppppppppppprprrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrppppppppllllllllllllttttttttttttttsssssssssssss.....

Kevin's Desire (Hasrat Kevin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang