Sudah cukup lama Sifania dan Leo terdiam setelah penuturan Sifania beberapa saat sebelumnya. Leo merasa sedikit bersalah karena sepertinya ia telah mengorek sesuatu yang seharusnya bukan menjadi ranahnya.
"Kak" Panggil Sifania. Leo menoleh mengisyaratkan kata 'Apa?' lewat ekspresinya.
"Mohon maaf sebelumnya tapi kalo bisa lupain aja kejadian tadi ya, saya gak nyaman. Sama kalo bisa gak usah dibahas lagi kak" kata Sifania dengan senyum sedikit memelas.
"Nama lo siapa?" tanya Leo tiba-tiba. "Haa?"
"NAMA KAMU SIAPA? NAME?!" Kata Leo memperjelas.
"Kak-
"Katanya tadi gamau dibahas lagi, yaudah gak dibahas lagi. Skarang jawab, nama lo siapa?" Leo menjulurkan tangannya layaknya ingin berkenalan. Dan Sifania? Jangan tanya ia hanya terdiam seperti orang bodoh saja.
"Hey.." panggil Leo.
"Aa ya kak, maaf maaf. Nama saya Sifania Adelia, biasa dipanggil Nia" Sifania menjabat tangan Leo kemudian tersenyum. Leo hanya mengangguk.
"Kalo gue Leo Edgar Wicaksono, Sastra Inggris semester 5" Balas Leo.
"Oiya kak"
"Kenapa masuk Sastra Indonesia?" tanya Leo. Sifania tersenyum sebentar "Papa mau saya jadi anak hukum dan Mama mau saya jadi anak kesehatan"
"Kenapa gak milih salah satunya aja?" Tanya Leo penasaran.
"Sebenarnya saya suka dunia kesehatan, saya juga suka politik. Tapi pas udah mau milih, eh mereka malah cerai" Kata Sifania dengan sedikit terkekeh diakhir.
"Oh maaf, gue gak bermaksud-
"Iya gapapa kak"
Cukup lama mereka terdiam tenggelam dalam pikiran masing-masing. Sampai Sifania kembali membuka pembicaraan, "Kak itu kakinya kalau udah pulang langsung di urut, takutnya bengkak"
"Iya. Eh tapi, lo kok perhatian?"
"Gak gitu kak, masalahnya kalo itu kakinya sampe bengkak nanti pasti bakal sakit banget"
"Iya tapi kenapa lo sampe segininya sampe ngingetin buat ke tukang urut segala? Lo suka sama gue?"
Sifania tertawa "Dih kok geer banget kak. Saya tuh gada maksud lain ya selain peduli sama keadaan kakak. Lagian orang peduli belum tentu suka kak"
Leo terkekeh "Gue juga cuma becanda kali, lagian serius amat"
---
Tepat jam 9 pagi Leo dan Sifania keluar dari perpustakaan. Satpam penjaga meminta maaf karena tidak menyadari keberadaan Leo dan Sifania yang terkunci di perpustakaan. Namun, keduanya tidak mempermasalahkan hal itu.
Leo sudah pergi lebih dulu, ia dijemput temannya untuk segera ke tukang urut terdekat. Dan Sifania? Ia juga sudah pulang ke kost nya.
Sifania izin untuk tidak masuk kelas hari itu karena badannya terasa sedikit demam. Entah mengapa Sifania tiba-tiba saja demam. Namun, ia kembali mengingat mimpinya semalam. Hal yang selalu Sifania ingin lupakan. Hal yang jika ia mengingatnya ia akan membenci dirinya sendiri.
Sifania menangis, ia menjambak rambutnya sendiri dan memukul tubuhnya. Singkatnya ia sedang menyakiti dirinya sendiri saat ini. Setelah puas menyakiti dirinya sendiri Sifania akhirnya tertidur.
---
Keesokan harinya Sifania pergi ke kampus menggunakan celana jeans, kaos putih dan cardigan rajut. Sifania langsung duduk di sebelah Ayu.
"Kemarin lo sakit?" Tanya Ayu. Sifania berdehem sebagai jawaban.
Ayu langsung menempelkan tangannya di dahi Sifania dan langsung ditepis. "Telat anjir. Sakitnya kemaren"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Isinya
DiversosSejak kecil Sifania selalu dihadapkan dengan berbagai macam rasa sakit. Gadis itu tumbuh dengan banyak luka yang ditorehkan oleh orang-orang terdekatnya. Ada banyak trauma di tiap masa dalam hidupnya. Batinnya benar-benar rusak dan banyak yang meng...