Hubungan Jeno dan Jaemin terlihat baik-baik saja, mereka bahkan tampak lebih dekat. Tentu saja membuat Baekhyun dan Jongin senang melihatnya.Tapi tidak dengan Jisung, anak itu sepertinya tak senang melihat kedekatan keduanya. Pemuda itu sudah punya rencana agar pernikahan mereka di batalkan, setidaknya mereka tak bersama dan itu membuat nya bisa dekat dengan Jaemin, mungkin saja.
"Sana, keburu jam makan siang." Ucap Jongin pada Jaemin, pria manis itu menyuruh Jaemin membawakan makan siang untuk Jeno, seperti apa yang Haechan lakukan untuk Mark.
"Aku pake ojek aja buat anter, mager banget Pa. Serius deh." Sahut Jaemin, Jongin mendengus mendengarnya.
Anaknya itu, mager terus setiap hari!
"Nggak, sana ganti baju. Nanti berangkat di anter supir, sekalian sama kakak ipar mu." Kata Jongin, mendorong pelan tubuh Jaemin dari dapur.
Jaemin mendengus, hari ini hari liburnya membantu Jongin di butik. Jaemin kan ingin istirahat sebentar, kalau bisa sampai sore. Tapi kenapa ada aja penghalangnya.
Dengan malas Jaemin berjalan menuju kamar, menatap horor kearah tangga. Mau tak mau naik, melelahkan sekali!
Beberapa menit Jaemin selesai mengganti baju, tenang saja dia sudah mandi kok sebelum memasak dan masih wangi!
Tenang aja!
Jaemin turun perlahan menuju dapur, mengambil tas berisi makan siang untuk Jeno.
Kemudian berpamitan pada Jongin dan naik ke mobil yang sudah ada Haechan disana.
"Lama banget, kayak tuan putri." Celetuk Haechan.
"Bacot!"
Haechan terkekeh, tangan pemuda manis itu terulur mengusap surai Jaemin.
"Gitu dong, harus rajin. Jangan tidur terus, pertahanin na!" Ucap Haechan, Jaemin berdecak.
"Iya, si paling rajin."
"Terima kasih, gua anggap itu pujian dari si paling mager."
Jaemin menatap Haechan, kenapa ya kakak ipar itu ajaib sekali. Ada aja jawabannya, heran.
Haechan turun lebih dulu, pemuda manis itu mengacak rambut Jaemin gemas sebelum turun dengan buru-buru tentu saja membuat Jaemin berteriak marah. Haechan terkekeh dan berlari kecil menuju lobby kantor Mark, tersenyum menatap beberapa karyawan Mark.
Tak lama Jaemin sampai, pemuda manis itu mengucapkan terima kasih pada supir dan berjalan memasuki lobby kantor Jeno.
Pemuda itu berjalan ke meja resepsionis, mengatakan ingin bertemu dengan Jeno.
Jaemin kira ia akan mendapatkan nada sinis dari resepsionis atau di usir seperti cerita-cerita yang ia baca di novel, tapi ini tidak.
Wanita di depannya tersenyum sopan pada Jaemin, begitu langka.
"Ruangan pak Jeno berada di lantai lima tuan, hanya ada satu ruangan disana dan itu ruangan pak Jeno." Ucap wanita itu sopan, Jaemin mengangguk.
"Terima kasih."
Jaemin berjalan menuju lift, berbarengan dengan beberapa karyawan Jeno juga. Mereka tersenyum ramah pada Jaemin dan Jaemin membalas senyuman itu tak kalah ramah.
Ingat, selagi orang itu ramah atau baik maka Jaemin juga akan ramah atau baik juga bahkan lebih dari mereka.
Saat pintu terbuka, Jaemin berjalan kearah ruangan Jeno. Di depan ruangan itu terdapat pria manis yang duduk di sana, Jaemin tentu menyapa dengan sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
dijodohin | nomin [✓]
FanfictionJeno yang menerima ini karena tak ingin rencana gila yang papi buat di laksanakan, sedangkan Jaemin menerima karena ia lupa dengan janji yang ia buat.