1. Petugas Freya

825 41 5
                                    

"Masuk!"

Pintu kayu itu terbuka, memunculkan seorang gadis manis dengan kulit sawo matangnya yang sangat identik. Gadis itu berdiri tepat di depan meja Komandannya. Tadi, saat baru saja ia sampai kantor, salah satu petugas langsung memberitahu bahwa Komandan meminta dirinya untuk menghadap di ruangannya.

"Ya, ada yang bisa saya bantu pak?" Tanya gadis itu to the point, ia tahu Komandan tidak suka bertele-tele apalagi jika sudah langsung diminta untuk menghadap di ruangannya.

Sudah pasti mendapat tugas baru yang merepotkan dan menyebalkan.

"Kamu tahu 'kan, kalau kasus sekolah itu masih belum terpecahkan?" Gadis itu mengangguk, Komadan kembali berucap. "Memang pelakunya sudah ditangkap oleh kepolisian pusat, tapi sejujurnya dia bukan pelaku sebenarnya, pusat terpaksa membuat skenario bahwa pelaku berhasil ditangkap untuk meredam kericuhan masyarakat dan permintaan dari pihak seluruh sekolah yang terlibat. Kamu tahu sendiri beberapa sekolah itu," tepat seperti dugaannya, tugas baru.

Gadis itu mengangguk tegas, menanggapinya dengan sangat serius. Tentu saja ia tahu, beberapa senior dan temannya –bahkan atasan dan juniornya– sering membahas hal ini. Sesekali ia akan menimpali jika mereka sudah memulai konspirasi-konspirasi aneh mereka, dengan ikut berkomentar dan memberikan penjelasan yang lebih masuk akal daripada konspirasi-konspirasi itu.

Gadis itu menunggu atasannya untuk berbicara kembali. Komandan menyenderkan punggungnya pada senderan kursi, dan membaca kembali berkas yang sudah anggotanya buatkan.

"Seperti instansi lainnya, instansi kita juga turut menyelidiki kasus ini. Dan saya sudah sempat mengirimkan beberapa anggota ke sekolah yang terindikasi, hanya saja mereka tidak pernah memberikan laporan berarti. Sekarang, hanya tersisa satu sekolah saja, yang kecil kemungkinannya, namun justru sangat dicurigai oleh publik, sehingga pusat terpaksa memasukkan mereka dalam indikasi.

"Jadi Freya, kamu bersama Cikal akan saya tugaskan di sekolah ini." Komandan memberikan berkas yang sudah selesai dibacanya, ke atas meja, di hadapan Freya.

"Bagaimana dengan tugas saya di divisi satu?" Freya tampak ragu menerimanya, pasalnya ia baru saja kembali setelah satu pekan meninggalkan divisi kesayangannya dengan tugas-tugas menyebalkan. Ia sedikit khawatir teman-teman divisinya kerepotan karna kurangnya anggota.

"Saya sudah minta ijin kepada Bima, ketua divisi yang kamu tempati untuk meminta kamu dibebas tugaskan sampai waktu yang tidak ditentukan. Karna menangani kasus yang cukup penting dan menyangkut masa depan instansi kita." Komandan tersenyum penuh arti.

Helaan napas keluar secara halus dari kedua lubang hidung Freya. "Saya akan menerimanya, tapi dengan syarat saya tidak benar-benar dibebas tugaskan dari tanggung jawab saya. Hanya cukup dilonggarkan."

Komandan mengangguk, itu lebih baik. "Baik, saya kabulkan. Asalkan kamu harus tetap fokus pada tugas utama kamu ini."

Freya mengambil berkas itu dari atas meja. Dan tersenyum, "terimakasih Komandan."

Komandan tersenyum balik dan mengangguk. "Terimakasih kembali Freya. Kamu sudah boleh pulang sekarang, dan tidak akan mendapatkan tugas untuk kamu mempersiapkan diri. Untuk beberapa berkas yang masih belum lengkap atau kamu butuhin bisa minta ke mas Aji, dia akan menjadi asisten kamu dan Cikal untuk tugas ini."

"Baik, Komandan. Sekali lagi saya berterimakasih."

"Sama-sama Freya. Sekarang silakan nikmati waktu istirahat kamu."

FreyanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang