Pagi ini Sophia memutuskan untuk ke Caffe, setelah dua hari lalu cukup lelah menjaga adik-adiknya dan bertemu seseorang yang agak membuat moodnya terombang-ambing. Sebelum pergi dia akan membereskan rumah dahulu, supaya ketika pulang dia tak melihat rumahnya berantakan. Sehingga enak dipandang mata.
"mau kemana nak?" tanya Yusuf (abi Sophia).
"mau ke Caffe Abi, mau nitip. Bentar lagi aku pergi" tanya Sophia pada sang Abi.
"enggak deh, ini Abi juga mau berangkat kerja. Hati-hati ya" tutur Yusuf sambil menegelus kepala Sophia lembut.
"iya Abi" ujar Sophia dengan senyuman khas nya.
Sophia dengan Yusuf memang tidak begitu dekat. Tidak banyak pembicaraan khusus diantara mereka. Sophia banyak bercerita hanya kepada Utami. Mungkin karena orang tuanya begitu sibuk setiap harinya. Tetapi Sophia tentap maklum dengan semua kesibukan orang tuanya. Yang penting mereka bahagia dan juga sehat. Tak ada doa baik selain sehat. Itu yang diharapkan seorang anak pada orang tua mereka. Sehingga mereka bisa melihat anak-anak lebih lama.
Setelah bersih-bersih, Sophia langsung berganti pakaian dan menyiapkan barang-barang yang ingin dia bawa. Seperti laptop, mukenah dan juga dompet, serta buku kecil yang selalu dia bawa kemanapun.
Jam 1 siang Sophia sudah duduk tenang Caffe yang dia tuju sambil menulis. Dia hanya ditemani secangkir kopi dan juga satu potong cake coklat yang biasa dia pesan akhir-akhir ini. Sophia mencoba fokus pada laptopnya dan menarik nafas perlahan. Dia meraih buku kecil untuk melihat beberapa ide baru yang dia catat. Kerangka yang dia tulis akan dikembangkan menjadi tulisan. Begitulah caranya menulis akhir-akhir ini. Entahlah, dia sudah banyak lupa. Sehingga harus segera mencatat ide-ide yang datang.
Sesekali dia menyeruput kopi panas yang ada didepannya dan kembali fokus pada laptop. Caffe ini membuatnya nyaman untuk mengerjakan tulisan. Desain bangunanya dan juga letak Caffe yang bagus. Membuatnya asri dan tenang. Semua dinding dihiasi warna putih dengan berbagai bunga soft yang menghiasi setiap meja. Ada pula jendela-jendela besar dengan pemandangan sungai dan sawah. Caffe ini masih di daerah perkotaan, tapi pemandangannya sangat menyejukkan mata. Dua jam berlalu sejak Sophia mulai duduk di Caffe ini. Tiba-tiba saja adzan berkumandang menandakan waktu sholat ashar masuk. Sejenak, Sophia berhenti dari aktivitasnya dan melanjutkan kembali setelah adzan. Maklum, kali ini dia sedang berhalangan untuk beribadah.
-Jadi jangan tanya lebih jauh, kalian pasti paham. Xixixixi-
Detik berikutnya, ketika Sophia ingin menggapai cake yang ada di tengah mejanya. Tiba-tiba saja ada yang menepuk lengannya.
"Mbak Sophia ya?" tanya wanita itu sambil memicingkan matanya.
"eh, Alma. Kamu nggapai di sini?" tanya Sophia bingung melihat Alma yang sudah ada disampingnya.
"aku duduk ya Mbak" tuturnya langsung mendudukan diri pada kursi disamping Sophia.
"duduk deh" ujar Sophia mempersilahkan.
"aku habis rapat di dekat sini Mbak. Jadi mau mampir beli kopi sama sholat juga" tutur Alma memberi tahu sambil memegang kopi yang di pesannya.
"owh gitu. Terus habis ini mau pulang? Sama siapa?" tanya Sophia agak kepo.
"hmm, aku mau beli kado buat ultah mama Mbak . Kayaknya naik gocar aja deh" ujar Alma memberi tahu.
"sama Mbak aja, kebetulan mau pulang juga. Nggak ada kegiatan lagi" tutur Sophia mengangguk pasti.
"boleh deh, ada teman ngobrol akunya kalau gitu" ujar Alma tampak senang.
"okey deh, Mbak beres-beres dulu" tutur Sophia segera membereskan barang-barang nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WINTER AND SUMMER
Teen FictionProlog Katakan bahwa cinta adalah sesuatu yang suci. Tak salah jika mencita. Tak salah mencintai orang yang dicinta. Tapi, kenapa cinta itu hanya dirasakan oleh satu orang saja. Kenapa tak ada timbal balik dalam satu hubungan? Cemburu pada orang-ora...