Akhirnya, setelah dua tahun Sophia pulang kembali untuk benar-benar menetap. Sebelumnya tepat dua tahun lalu Sophia juga memutuskan untuk pulang karena ada beberapa hal yang harus dia urus. Tak banyak yang tahu dia pulang. Hanya Abi, Umi dan kakak nya saja, bahkan Cici saja tak tahu bahwa keponakan nya itu pulang selama beberapa hari. Saat itu, semuanya benar-benar serba mendadak. Tapi untunglah tak ada yang serius. Dia hanya menjeguk gurunya yang sakit keras dan harus dipulangkan ke Indonesia. Juga ada beberapa pemberkasan yang sempat dia lupakan ketika berangkat.
Dua tahun silam, Sophia juga menyempatkan untuk mampir ke rumah Isa. Tanpa sepegetahuan penghuni rumah. Dia menunggu beberapa jam untuk memastikan Isa tidak ada dirumah dan bertemu Sabrina. Menepati janjinya untuk membawa kue yang dia masak sendiri. Saat itu Sabrina kaget dengan penampilan Sophia yang sudah berbeda 180%. Mereka sempat bercerita panjang, tapi tak ada satupun cerita tentang Isa yang ditorehkan oleh Sabrina.
Saat itu, Sophia meminta pada Sabrina untuk merahasiakan kedatangannya dari Isa. Dan Sabrina setuju. Hanya ada satu cerita yang akhirnya Sophia dengar dari Sabrina.
"Sab, Tante tahu kamu nggak akan tanya soal Isa. Tapi tante mau bilang kalau Isa sekarang juga sudah menggapai cita-citanya. Selalu doakan Isa ya sayang. Tante tunggu kamu kembali lagi, tante juga selalu mendoakan kamu. Semoga kamu bisa dapat ilmu yang banyak disana ya sayang. Berguna untuk semua orang disini" tutur Sabrina saat itu.
Sophia hanya tersenyum mengangguk. Segera pergi dan tak kembali lagi selama dua tahun. Tapi kini dia benar-benar menetap. Menjalani kembali hari-harinya sebagai penulis muda. Kontraknya menjadi penulis belum habis setelah empat tahun pergi. Dia masih sibuk menulis bahkan ketika di perantauan. Total sudah lima belas karya selama delapan tahun trakhir dia menjadi penulis. Tapi, empat tahun ini dia mencoba mengubah gendre ceritanya. Tak hanya fiksi remaja, tapi juga self improvement yang tujuannya untuk menarik pembaca untuk semangat berhijrah dan juga selalu mengedepankan agama dalam hal apapun. Dia juga mau karya-karyanya dibaca oleh semua orang, bukan sekedar anak muda saja. Dengan ini dia juga berdakwah dengan buku yang ditulisnya.
*tok-tok
Suara ketukan pintu membangunkan lamunan Sophia yang sedang duduk di kursi ruang keluarga sendirian. 'Siapa yang bertamu pagi-pagi begini' tanya Sophia dalam hati. Dia mencoba mengintip di jendela, memastikan siapa yang datang.
"kakak Sophia!" tutur anak kecil yang Sophia kenal betul.
"hallo! Khali, masyaallah sudah besar" tutur Sophia tampa cadarnya.
"makin cantik aja kamu Sophie!" kini gantian Cici yang tersenyum pada Sophia. Ketika Sophia pulang, mereka hanya bertemu sebentar. Jadi tak bisa bicara banyak dan saling kangen, begitu juga dengan hari ini. Tampaknya Cici juga sedang terburu-buru.
"aduh, masyaallah. Masuk dulu Tan" tutur Sophia mengajak mereka masuk.
"Tante nggak masuk dulu deh, tujuan tante kesini mau nitip anak-anak ini ke kamu. Tante jadi ngerepotin nih, baru aja kamu pulang seminggu yang lalu. Nggak sibuk kan?" tutur Cici menjelaskan.
"enggak sibuk kok Tan, ini Alesya? Imut banget ciih" tutur Sophia mencubit pipi Alesya gemas.
"iya, aduh tante buru-buru nih. Tante tinggal ya Shop! Assalamu'alikum" tutur Cici pamit dan memberikan barang anak-anak kecil ini.
Sepeninggalan Cici, Sophia mengajak adik-adiknya ini untuk bermain di taman belakang. Empat tahun lalu dia pergi, Cici sedang hamil dan sekarang anak itu sudah berusia tiga tahun. Sungguh lucu dan menggemaskan. Sudah bisa berdiri dan berlari-lari kecil.
"kakak Sophia, aku sudah bisa baca loh!" tutur Khalisa pamer pada Sophia.
"wah, Iya? Terus gimana, kamu mau baca buku?" tanya Sophia pada Khalisa exited.
KAMU SEDANG MEMBACA
WINTER AND SUMMER
Fiksi RemajaProlog Katakan bahwa cinta adalah sesuatu yang suci. Tak salah jika mencita. Tak salah mencintai orang yang dicinta. Tapi, kenapa cinta itu hanya dirasakan oleh satu orang saja. Kenapa tak ada timbal balik dalam satu hubungan? Cemburu pada orang-ora...