Bagian 4 : Cerberus

150 122 19
                                    

Jangan lupa votment. (⁠☞゚⁠∀゚⁠)⁠☞ ⭐🗨️

Selamat membaca.

***

Nafina segera membuka pintu ruang kerja ayahnya dengan terburu-buru.

"Ayah!" panggilnya dengan nada sedikit meninggi.

Farraz yang tengah bersantai setelah menyelesaikan beberapa tugas dan berpikir akan segera kelonan dengan sang istri, terkejut dengan kehadiran Nafina yang tergesa-gesa.

"Aduh! Nafinaaa, kamu buat Ayah kaget aja. Ada apa rusuh gitu?" tanya Farraz kembali ke tempat duduknya.

Nafina cengengesan namun ia segera kembali serius karna takut melupakan tujuan awal ia datang.

"Ayah udah buat kesepakatan sama 3 hantu itu kan?" tanya Nafina sembari menarik kursi untuk ia letakkan di depan meja kerja Farraz.

"Iya, udah dari sebulan lalu, mereka ngapain aja untuk ngelindungin kamu?" tanya Farraz penasaran, meski ia yang membuat kesepakatannya, ia tak tahu apa yang para makhluk halus itu lakukan.

"Eum selama 3 minggu mereka gak pernah nampakin diri, dan sering bisikin macam-macam, dan udahnya nanti mereka bakal elus kepala aku," jawab Nafina yang sudah duduk di kursi.

"Gitu doang?" tanya Farraz meremehkan. Ia tak yakin akan berguna … namun selama ini Nafina tak di ganggu Bimantara mungkin pertanda itu berguna?

"Tapi Yah, kepala aku kerasa ringan setiap digituin," ucap Nafina. Ia menyembunyikan beberapa fakta bahwa dirinya sering sakit kepala, dan memiliki mimpi baru yang berulangkali selama 3 minggu.

Namun di mimpi itu hanya ada dirinya dan baru di minggu terakhir para makhluk halus itu menampakkan diri.

Farraz mengangguk paham, sembari berpikir suatu hal.

"Kalo buat kesepakatan itu, pasti mereka minta sesuatu kan?" tanya Nafina, ia penasaran apa yang para makhluk halus itu inginkan.

Farraz menatap sang anak lalu berkata, "mereka belum minta apapun dari Ayah, katanya mereka bakal minta langsung ke kamu."

"Ke aku? mereka selama ini belum minta apapun. Asal Ayah tahu! perkenalan diri aja baru kemarin malam," jawab Nafina sedikit kesal.

"Ah iya juga, Ayah gak pernah ngasih tahu ke kamu nama-nama mereka," ucap Farraz baru teringat, karna selama ini ia sudah cukup disibukan dengan pindahan rumah juga urusan kantor.

Nafina menggelengkan kepalanya, ia lalu teringat Cerberus dan bertanya, "oh iya, Cerberus, Ayah tahu gak sih?!"

Farraz menepuk dahinya, dan selang beberapa detik Cerberus muncul tiba-tiba lalu memeluk Nafina.

"Ahk!" Nafina terkejut dengan kemunculan Cerberus yang tiba-tiba bahkan memeluknya.

"Jangan sebut nama mereka, apalagi kita satu dunia seperti ini, itu mempermudah mereka untuk muncul saat di sebut namanya," beritahu Farraz dan hanya diam membiarkan Cerberus memeluk anaknya.

"Ih Ayah gak bilang!" omel Nafina dengan tangan kanan mengelus kepala Cerberus yang duduk di lantai dengan kepala berada di atas paha Nafina.

'Ah iya sebelum pindah … aku sempat manggil nama dia, mungkin karna jauh ya? jadi dia gak muncul,' batin Nafina, entah mengapa ia merasa sedih akan fakta tersebut.

"Nona, kenapa manggil aku?" tanya Cerberus dengan girang dan menatap binar Nafina.

"Ah itu aku cuman nyebut nama kamu untuk nanya ke Ayah," jawab Nafina yang masih mengelus kepala Cerberus.

Kynigitó (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang