(둘)

435 48 1
                                    

——————————————————
Note dari author: Aku nggak sadar nulis sampai ribuan kata, jadi kalau kepanjangan mohon di maklumi.
——————————————————

Seusai pembelajaran, Flora lagi-lagi menghela nafas berat. Kepalanya serasa mau pecah, mana hari ini ini perkumpulan pembelajaran paling mematikan.

Dia bangun dari bangkunya dan berjalan keluar dari kelas, perutnya sudah keroncongan sejak pembelajaran kedua tadi. Dia pergi ke kantin, hendak membeli makanan dan minuman.

Eh, dia baru ingat kalau Bunda ataupun Ayahnya tidak memberikan uang jajan. Flora yang merasa kesal, menghentakkan kakinya ke lantai, mengundang perhatian beberapa murid.

"Anjing lah, gua gak bisa makan hari ini." gerutu Flora. Dia sudah hampir sampai ke kantin dan rasanya males banget buat putar balik.

Tiba-tiba saja, seseorang berdiri di belakangnya. Dia lebih tinggi dari Flora, ya, lebih.

"Ck, ngapa lu? Jadi murid baru udah caper aja." sindir Orang itu. Flora membalikkan badannya dan melihat si kulkas, Adel.

"Dih, caper darimana? Orang gue lagi kesel." ketus Flora.

"Bodo, lo ngalangin jalan gue."

Flora mengerutkan kening, kan masih ada jalan lain. Kenapa malah nyalahin coba? Dasar manusia tiang ini, tidak tahu tata krama.

"Lo punya mata gak sih? Jelas-jelas lo bisa lewat sana!" geram Flora, baru hari pertama masuk udah di ajak berantem sama ni orang satu.

"Terserah gue lah!" sahut Adel. Keningnya mengerut dan bibirnya sedikit terangkat.

"Eh, anjing! Gue baru masuk ke sini ya setan, jangan ganggu kehidupan gue yang tentram ini!"

"Dih, emang ada yang namanya hidup tentram?"

"Bacot lu."

Karena tidak mau memperpanjang pertengkaran, Flora memilih untuk minggir dan membiarkan si rese lewat.

Adel menyeringai kemenangan dan berjalan melewati Flora, andai saja dia bisa melihat wajah tidak suka yang ditunjukkan oleh si Gadis mungil itu.

"Belum aja gue tikam lo!" batin Flora yang masih kesal.












































Flora kembali ke kelasnya dan duduk di bangkunya dengan perasaan kesal.

Orang yang duduk didepannya membalikkan badannya.

"Nama lo Flora kan?"

"Iya," jawabnya singkat, tidak tertarik untuk mengobrol dengan orang yang didepannya itu.

"Nama gue Febriolla Sinambela, panggil aja Olla." ucap Olla.

"Hmm,"

Olla mengerutkan kening mendengar jawaban Flora yang sangat singkat, bahkan tidak tertarik untuk berbicara padanya.

"Panjangan dikit kek jawabnya, serasa ngomong sama tembok gueh."

"Ya,"

Olla tersenyum simpul mendengar jawaban dari Gadis itu.

"Lo gak ke kantin?"

"Males."

"Emangnya lo ga laper?"

"Laper, cuma gak ada duit."

"Gak di kasih uang jajan?"

"Lupa di kasih."

Semanis KaramelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang