" Hey little boy, calm down, you are safe here. "
****
Setelah kejadian Jay menangis Rafael langsung menggendongnya ala koala dan Axel yg setia dengan laptop di pangkuannya, yah~ mereka turun ke bawah karena Jay takut masuk ke kamar Rafael lagi.
Jay yg masih terisak menduselkan kepalanya pada pundak Rafael, Rafael hanya diam sambil mengelus elus punggung bergetar milik Jay. Dirinya baru tau bahwa adik barunya ini takut dengan gelap. Ah~ sepertinya dia harus memerintahkan Leon untuk merombak habis Kamar dan juga lorong lantai 3 yg menuju kamar jay.
Kamar Rafiel/ Rafael berada di lantai yg sama dengan kamar baru Jay, lantai 2 di isi oleh kamar tamu, kamar sahabat Rafiel, ruang rapat, ruang santai, ruang game, dan ruang persenjataan. Lantai 1 di isi oleh ruang tamu utama, dapur, ruang makan, bar mini, perpustakaan, ruang gym, kolam renang, taman, terdapat juga lift dan tangga yg menghubungkan lantai 1,2 dan 3.
Rafael berjanji akan menjaga Jay selama dia hidup, dirinya tidak akan membiarkan keluarga Davis menemuinya. Memikirkan itu membuat Rafael ingin cepat cepat menghabisi keluarga Davis yg membuat adiknya terluka.
" Axel. " Panggil Rafael dengan suara seraknya
Axel langsung menatap wajah Rafael dengan sebelah alis terangkat. Rafael menghelan nafas panjang dan menatap lurus ke depan.
" Besok kita akan kembali bersekolah Hubungi yg lain, suruh mereka untuk bersiap mulai besok akan banyak kejutan menanti kita. " Sebuah senyum tipis menghiasi wajah datar Rafael
" Tentu. " Axel hanya menjawab singkat, matanya melirik singkat Jay " gw bakal bilang ke mereka Lo tenang aja, Btw who is he? "
Rafael melihat arah pandangan Axel" He is my new little brother " ucap Rafael dengan memeluk Jay yg sudah terlelap lagi.
( Dia adalah adik baru ku )
Axel hanya memandang buntal yg berada di gendong milik sahabatnya itu. Adik? Apakah sahabatnya mengadopsi anak orang? Atau menculiknya?. Buntalan itu sangat menarik perhatiannya.
" He looks very cute and attractive. " Perkataan Axel membuat Rafael menatapnya tajam.
( Dia terlihat sangat lucu dan menarik )
" Jangan pernah macam macam. " tekan Rafael dingin atmosfer di ruang keluarga tiba tiba menjadi dingin.
Axel hanya mengangkat bahunya acuh. Dirinya kembali fokus pada laptop miliknya sesekali dia melihat jam yg sudah menunjukan pukul 2 pagi. Mereka berdua hanya diam Jay sudah dipindahkan ke kamar yg terang.
Keesokan paginya
Rafael sudah bersiap dengan seragam sekolah barunya dirinya duduk di meja makan bersama Axel yg juga memakai seragam yg sama dengan miliknya dan juga Jay.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benitez Or Sapphire
Teen Fiction" Don't give up. Life is sometimes painful and sometimes happy. Keep fighting until you are at the highest point." Rafael seorang pria berusia 28 tahun Bertrasmigrasi ke raga seorang bocah SMA. Yang di abaikan, dan tidak dianggap oleh keluarganya...