fifth chapter🍒

695 46 2
                                    


" Sangat menyenangkan jika menyangkut dengan darah. Ah~ aku sangat merindukan darah manis milik dia. Sepertinya aku akan meminta darah milik Leon mulai sekarang. Membayangkannya membuat lidah ku tergiur. "

" All of you will not be able to get out and leave Rafael Benitez's game. "


****

" Leon. " Suara dingin milik Rafael memecah keheningan yang berada di mobil

Leon yg dipanggil menoleh kebelakang tempat dimana rafael duduk " ada apa tuan? Anda butuh sesuatu? "

Rafael mengangguk sekilas. Leon yg melihat itu mendadak merinding, Leon berharap apa yg ada dipikirannya tidak akan terjadi.

" Anda ingin apa tuan? " Tanya Leon dengan sedikit hati hati

" Darah. " Singkat Rafael dengan mata yg mengarah pada Leon. Leon yg mendengar itu langsung shock dibuatnya tapi dia langsung mengubah ekspresi wajahnya menjadi datar.

" Anda ingin darah? Saya akan mencarikannya nanti Sir. " Datar Leon dan mengalihkan tatapannya kearah tablet yg sedang dia pegang.

" Hm "

( Percakapan yg sangat gaje. )

Back to topik

Setelah percakapan singkat tersebut tidak ada lagi yg berbicara hanya ada suara dengkuran dari Jay. Baik Rafael maupun Leon tengah sibuk dengan pekerjaan masing masing.

Rafael yg sedang mengelus rambut Jay dan juga mengerjakan pekerjaan milik Rafiel yg belum dia selesaikan saat Rafiel hidup, dan Leon yg sedang sibuk merangkai jadwal untuk Rafael besok hingga lusa. Hening~ itulah yg sedang terjadi di mobil setelah percakapan singkat Rafael dan Leon.

Skip sampai di mansion Rafiel

Rafael turun dengan mengendong Jay ala koala. Disusul oleh Leon yg berjalan dibelakangnya semua maid dan bodyguard membungkuk setelah melihat sang tuan besar yg sangat lama tidak kembali ke mansion.

Rafael hanya menampilkan wajah datarnya, dirinya melangkah menuju kamar miliknya. Sesampainya didepan kamar dirinya membuka pintu dengan sidik jari miliknya dan pintu itu langsung terbuka Rafael masuk dan meletakkan Jay di kasur, menyelimuti tubuh Jay sampai dada, dan mengecup singkat kening milik sang adik.

Setelahnya Rafael pergi untuk membersihkan diri, dia sudah menyuruh salah satu maid untuk membawakan kopi panas untuk menemani dirinya menyelesaikan berkas berkas yg belum di periksa.

1 jam berlalu tiba tiba saja ada orang yg mengetuk pintu kamar miliknya yg padahal ini sudah tengah malam.

Tok

Tok

Rafael yg sedang duduk dengan memangku laptop miliknya langsung berdiri dan membuka pintu. Dirinya mantap dingin dan tajam kearah orang yg mengetuk pintu kamarnya di tengah malam.

" Axel Garren Smith. " Orang di hadapannya adalah salah satu sahabat dari Rafiel asli yaitu anak tunggal dari keluarga Smith.

Axel hanya tersenyum tipis melihat sahabatnya yg belum tidur padahal ini sudah tengah malam. Bagaimana dirinya bisa tau bahwa Rafael berada di mansion ini? Axel di beritahu oleh leon setelah mendengar berita dari Leon dirinya langsung pergi ke mansion milik sahabatnya itu.

" Hey lo pulang tapi gak ngabarin gw?Dan kenapa Lo juga ga bilang kalau Selama ini Lo ada di mansion si tua Bangka itu? " Pertanyaan bertubi tubi Axel layangkan kepada Rafael

Rafael menatap datar sahabat Rafiel dia berfikir apa Rafiel tidak tuli dengan mulut cerewet Axel? Ah~ dia baru ingat Rafiel kan sama seperti mereka cerewet dan banyak tingkah.

" Masuk. " Singkat Rafael dan meninggalkan Axel yg sedang berbicara.

" CK. " Axel masuk kedalam kamar dan duduk di sofa dekat Rafael. Dirinya juga bertanya tanya siapa bocah yg tidur di kasur milik sahabatnya itu.

Hening.

" I need your help Axel. " Axel yg mendengar nama nya disebut langsung menatap Rafael

Axel mengangkat sebelah alisnya. tidak biasanya Rafael menggunakan bahasa Inggris dan meminta bantuan dengannya ataupun ke sahabatnya yg lain.

" Cari informasi mengenai Allen Riccardo Sapphire, gw butuh semua info itu besok siang. " Jelas rafael dengan ekspresi yg masih datar

Axel mengangguk singkat " I'll help you, do you need anything else? "

( Saya akan membantu Anda, apakah Anda memerlukan yang lain? )

" No. I just need your help." Tolak Rafael dirinya melepas kacamata baca miliknya memijit pelipisnya pelan.

( Tidak. Aku hanya membutuhkan bantuan mu saja.)

Axel hanya mengangguk dan langsung mengerjakan apa yg diminta oleh sang sahabat. Tidak ada yg bicara selama mereka sedang sibuk.

" Ungh " lenguh pemuda imut yg baru saja terbangun dari tidurnya. Yg pertama. Dilihat nya adalah kamar dengan nuansa hitam tapi tetap elegan dilihatnya.

1 detik

2 detik

3 detik

" HUAAAA GW DIMANA ANJ!! HIKS..ABANG HIKS..J JAY TAKUT GELAP ABANG!!!! " Tangis Jay pecah saat tau bahwa ini bukan kamarnya dan apa lagi kamar milik Rafael minim pencahayaan, ingatkan Rafael bahwa Jay sangat takut dengan yg nama nya gelap.

" Hey little boy, calm down, you are safe here. "

🐦🐦🐦🐦

Thank you for reading and voting 💟

TBC.

Jangan lupa tinggalkan
- like
- vote
- and Comment🐦

See you....

Benitez Or SapphireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang