2. (Bukan) Adik gue

15 1 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

2. (Bukan) Adik gue

"Vania, kita duluan ya."

Gadis cantik itu hanya melambai malas pada empat gadis itu. Pada jam terakhir para siswa diminta ke lab oleh guru mapel mereka. Karena jas lab Vania masih ada di loker, ia harus mengambilnya terlebih dahulu.

Vania itu tidak punya teman dekat dari dulu, jadi ia sudah terbiasa sendiri. Setelah selesai mengambil jasnya ia berjalan santai ke ruang lab yang letaknya lumayan jauh karena harus melintasi lapangan indoor terlebih dahulu. Matanya menyipit melihat sosok yang ia kenal sedang berjalan dari arah berlawanan dengannya.

Dengan sengaja salah satu di antara mereka menabrak bahunya. Sontak saja Vania mengaduh.

"Ups, sorry. Gak liat."

Vania menatap kesal cowok yang telah menabraknya itu membuat si empu balik menatapnya datar.

"Kenapa? Gak suka?"

"Kev, udahlah," sela temannya. Tidak biasanya Kevan mengganggu cewek. Yang dinasehati hanya menatap tidak peduli.

"Oh, gapapa kok. Sebagai seseorang yang matanya sehat, gue sangat bisa mengalah," ucap Vania dengan senyum manis. Lalu gadis itu melewati Kevan begitu saja dan dengan sengaja sepatunya yang sedikit ber hak menginjak sepatu Kevan.

"Sorry ya, jalannya sempit," katanya dengan manis, berbanding dengan Kevan yang terlihat geram.

"Brengsek," umpat Kevan membuat teman-temannya menatap tidak mengerti.

"Lo suka dia, Kev?" tanya satu cowok dengan wajah khas asia.

"Ya kali anjir, ogah banget."

Sibuk menertawakan Kevan, Vania sampai tidak sadar ada seseorang yang juga sedang berjalan berlawanan arah sambil bermain ponsel. Alhasil gadis itu menabrak orang tersebut hingga ponselnya jatuh.

Mata Vania melebar, ia segera mengambil ponsel itu yang untungnya tidak apa-apa lalu ganti menatap sang empu.

"Ma--" ucapan Vania terhenti karena orang itu pergi begitu saja tanpa memedulikan ponsel berlogo apel itu.

"Hei, hape lo ketinggalan," teriak Vania. Merasa diabaikan, ia mengejar orang itu dan menepuk bahunya.

Vania lagi-lagi dibuat terkejut saat tau siapa orang yang ia tabrak. Wajah orang itu terlihat sangat datar, anehnya ia tidak terlihat marah ponselnya jatuh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IRIDESCENT (new version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang