Menang Lelang Dengan Syarat

719 2 0
                                    

Mata bu Elis berbinar saat membuka pengumuman lelang proyek nasional dari sebuah situ lembaga pemerintah. Sebuah usaha yang tak sia-sia, selama ini bu elis membangun relasi dengan segala cara. jamuan, menyuap hingga menyerahkan tubuhnya

**

Siang panas di ibu kota tak dirasakan Bu Elis yang sudah duduk santai sebuah resto kafe khsusus privat. Dia bersama pak Utoyo, pejabat di departemen energi dan tambang negara bersama mas Indra seorang kepercayaan pak Utoyo yang selama ini menjadi mediator memfasilitasi pengurusan izin para pengusaha. 

Perbincangan mereka santai diselingi tawa dan cerita. Menikmati makan siang dengan menu enak dan tarif mahal tentunya.

"Serius.." ujar bu Elis dengan muka bertanya dan terkejut.

"Ah jangan-jangan bapak-bapak pernah nih," ujar bu Elis melanjutkan.

"Owh tidak, saya tak sembarangan urusan seks. Takut tertular penyakit," pak Utoyo menjelaskan cerita sebuah seks liar yang dilakoni para pejabat pendahulunya.

Sudah menjadi rahasia umum para pejabat di negari yang korup ini perilakuku moralnya juga busuk. Termasuk soal seks, mereka selalu haus halnya mengumpulkan pundi kekayaan dengan cara memanfaatkan jabatannya. Pesta seks dengan beragam tema, termasuk gangbang, mendatangkan pelacur kelas celebritis yang sudah maniak dan siap diperlakukan apa pun saat pesta. Tree some dan gangbang kali ini menjadi tema cerita ketika manusia bisnisman dan birokrat di resto itu.

" Jadi saya sekali lagi ucapkan banyak terimakasih kepada bapak semua," bu Elis mulai mengalihkan pembicaraan ketika kedua klienya itu sejenak sepi dalam diam. Ia juga menyediakan sebuah tas isinya tentu uang tanda terimaksih kepada kliennya itu.

"Sama-sama jeng Elis," kata pak Utoyo merespon pernyataan bu Elis. "Kita ini seperti keluarga, bahkan telah akrab satu sama lain," katanya melanjutkan.

"Iya kan ndra," pak Utoyo menoleh ke arah Indra yang duduk di kursi lain dalam ruangan itu.

"Kayaknya sukses kita ini perlu dirayakan," Pak Utoyo terus melanjutkan.

Ada sebuah keinginan yang hendak Utoyo sampaikan. Meski keinginan itu mungkin sangat absurt. Sebuah perayaan sukses saling membantu, ketika Bu Elis berhasil menang lelang dalam sebuah tender pengurukan proyek naisonal. Nilai dari pengurukan itu hingga mendekati angka Rp2 triliun.

"Kami lelaki biasa jeng Elis," kata Utoyo melanjutkan.

Pelan tapi pasti, Utoyo merupakan pria setengah baya yang matang soal menyampaikan sesuatu dan mendapatkan ambisinya.

Meski diakui dia sering mendapatkan tubuh bu Elis yang kencang dengan layanan memang diakui tak ada bandingnya. Bu Elis memang lain. Memeknya dan sejumlah titik vital di tubuhnya dipasang susuk, itu membuat para pria tergila-gila pada perempuan yang usianya sudah memasuki 45 tahun itu.

Begitu juga Indra, stafnya yang ikut mengawal perebutan proyek untuk perusahaan bu Elis. Dia juga beberapa kali menikmati tubuh bu Elis. Pertama kali saat survey kawasan tambang dulu.

Kali ini dua lelaki itu ingin layanan lebih, meski keduanya saling menutup rahasia layanan dari dari bu Elis sebelumnya. Hanya bu Elis sendiri yang tahu bagimana kedua lelaki itu pernah merasakan memeknya.

Rasa penasaran atas layanan sebelumnya membuat otak dua lelaki ingin mendapatkan sensasi lebih. Mengangbang memek bu Elis secara bersamaan.

Melakukan pesta keberhasilan dengan pesta seks keinginan itu disampaikan saat makan siang di resto itu. Pak Utoyo dan Indra sama-sama punya scenario.

                                                                                                        ***

Bu Elis senyum dingin agak terkejut. Sedangkan Utoyo pura-pura seakan baru kali ini mengajak bu Elis melakukan pesta itu.

"Kami akan menjaga rahasia ini jeng. Sebelumnya mohon maaf, sekali lagi maaf kelancangan ini" pak Utoyo meyakinkan seakan baru kali ini mengajukan permintaanya.

"Ih ngeri juga imaginasi bapak-bapak ini."Hmss. Bagaimana ya," bu Elis menimpali dengan senyuman yang dibuat. Otak di kepalanya mendadak blank.

"Demi keakraban dan kerja sama selama ini saya oke, tapi tolong hargai saya," ujar Bu Elis.

Ia minta syarat hasil cek kesehatan yang membuktikan kedua pria itu tak mengidap penyakit. Waktu satu pekan pun diberikan untuk keduanya mengecek hasilnya dari rumah sakit. Bu Elis tak mau gegabah. Sejak ditinggal suaminya yang ditahan atas kasus korupsi, ia seperti janda bebas, dengan begitu yang sering berganti pasangan. Namun ia memperthatikan kebersihan dan Kesehatan. Tak hanya cek memek ke dokter kandungan usai melakukan seks, dia juga suntik vaksin anti HIV dan penyakit menular lain.

Pak Utoyo tersenyum puas, begitu pula Indra. Siang itu mereka asik dalam bincang, sama-sama menghasilkan kesuksesan. Bu Elis mendapatkan proyek senilai hamper Rp2 triliun. Sedangkan pak Utoyo dan mas Indra juga mendapatkan free proyek itu, tak kalah menarik juga menikmati pesta gambang. Sebuah imaginasi liar. *

Relasi Bisnis, Uang dan SeksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang