Lagi-lagi aku mengintip aktivitas seks bosku. Kali ini lebih liar, suatu yang tak kuduga, meski ku awali dari kecurigaan. Siang sebelumnya aku curiga saat bu Elis minta diantar ke vilanya dengan alasan hendak istirahat. Namun aku curiga ketika sampai di sana sudah ada dua lelaki yang menunggu sambil duduk santai di halaman belakang. Aku pun diminta Kembali ke rumah saat bosku menemui tamunya itu.
**
"Kamu ada jam kuliah kan," tanya bu Elis. "Kembali ke sini jika ku telepon nanti," katanya.
**
"Aduuugghh ... ..... eeegghhhhhhhzzz ...... aaaampuuuuuun ......" suara bu Elis mendesis di ruang tamu vila miliknya. Saat ku buka di Kawasan pingiran kota.
Sore itu Bu Elis masih memakai blaser dan rok klok hitam ketat di pinggul. Ia duduk di sofa disamping pak Utoyo yang melingkarkan lengan ke tubuh bu Elis, tangan menyusup ke blazer putih bu Elis.
"Waaaah ini yang ku suka, payudara super ..."kata pak Utoyo sambil meremas-remas kedua payudara montok bu Elis di balik blazer putihnya.
Sementara kedua kakinya dijepit oleh mas Indra sehingga terkangkang lebar tepat dihadapan
kepalanya yang jongkok menyingkapkan rok klok hitam ketat di pinggul. Sesaat kemudian mas Indra mengelus celah celana dalam pink bu Elis sehingga selangkangan kelihatan jelas. Kali ini bulu jembut bu Elis belum dicukur, kemungkinan dia belum siap melakukan seks seperti biasa yang sering ku lihat dia selalu mencukur habis jembutnya.
Saat celana dalam pink itu dibuka menyamping kelihatan bulu kemaluan tampak jelas dari tempatku mengintip.
**
"Eeeeeeeeegggggghhhhhhhzzzzzzz ........ " bu Elis mendesis-desis saat jari-jari tangan kiri mas Indra mengerayangi selangkangan usai menarik celana dalam pink, permainan jari mas Indra membuat pantat bahenol bu Elis menggelinjang. Sementara itu, tangan kiri mas Indra mengambil sebuah kaleng gel dari tas bu Elis .. dan menyemprotkannya ke selangkangan bu Elis dan terus meratakan busa putih mengusap-usap selangkangan bu Elis.
"Tenang jangan gerak bu. Atau selangkangan mu bisa teriris......"kata mas Indra mengambil pisau cukur mengkilat.
Dengan cekatan ia memotong bulu kemaluan lebat bu Elis, jari-jari tangan kirinya memegang dan menekan selangkangan tangan lainnya mengerakkan pisau cukur. Sesaat kulihat tampak selangkangan bu Elis tak ada lagi bulu kemaluan sehingga tampak gundul dan lipatan bibir memek tampak jelas, termasuk kelentit atau klitorisnnya.
Mas Indra mengambil tissue basah kemudian menggosok-gosok selangkangan bu Elis yang terus menggelinjang.
"Ndraa ..........." suara bu Elis mendesis saat kulihat jempol tangan kiri Mas Indra menggosok-gosok kelentit bu Elis. Jari-jari tangan pria lebih muda dari pak Utoyo itu menggaruk garuk bibir vagina bu Elis yang semakin menggelinjang keras.
Sedangkan pak Utoyo sudah berhasil membuka semua kancing blazer putih bu Elis sehingga kulihat jari-jari tangan lelaki yang besar-besar itu dengan mudah dan dengan kasar meremas-remas kedua payudara montok bergantian, tampak kedua puting susu hitam sebesar kelingking bu Elis mulai menegang.
"Bu Elis terangsang ......? " pak Utoyo pura-pura bertanya sambil memilin-milin putting.
"Eeeeeeeeegggggghhhhhhhzzzzzzz ........ " bu Elis hanya mendesis-desis saat secara bersamaan pak Utoyo memencet, memelintir sambil menarik narik puting susu hitam sebesar kelingking dengan jari-jari tangan lelaki yang besar-besar itu ....
Sementara mas Indra juga memencet, memelintir klitoris bu Elis sambil menarik narik dengan cubitan kecil, tubuh bu Elis sulit bergerak bebas bergetar hebat yang ada hanya lengguhan.
"Aduuugghh ... " bu Elis melenguh keras saat kulihat mas Indra menjejali liang memek bu Elis dengan jari tengah yang besar dan kasar.
"Eeggghhzzz ......Ndraa ........... ...." Bu Elis kembali melenguh saat mas Indra mengocok jari tengah kanan yang besar dan kasar di liang vagina bu Elis. Jari telunjuk itu memencet, memelintir sambil menarik narik kelentit bu Elis sehingga suara kecepak lendir memeknya terdengar
"Ndraaa. ........... "bu Elis melenguh kembali saat mas Indra menjejali liang memeknya dengan tiga jari, telunjuk, tengah dan jari mani. Jari-jari mas Indra terus mengobok-obok memek bu Elis dengan gemas.
Pantat bahenol bu Elis terangkat-angkat bergetar hebat karena mas Indra semakin ganas dan kasar mengobok-obok liang memek dengan keempat jari. Terlihat lendir memek bu Elis membasahi jari mas Indra yang tiba-tiba tiba tiba berdiri dan menarik rambut bu Elis sehingga wajah menongkak menghadap penis mas Indra yang rupanya sudah memelorotkan celana panjang dan celana dalam.
Wajah Bu Elis diusap usapkan ke batang penis mas Indra yang ukuranya super. Bu Elis sempat terbelalak kaget melihat ukuran batang kemaluan seukuran botol minuman larutan penyegar.
Bu Elis yang sempat mendongak oleh tarikan mas Indra yang berdiri kini dikejutkan penis yang mas Indra yang ia pahami harius dioral.
"AAAAapppphhhhhhhzzzzz...."erangan bu Elis saat mulutnya mengulum kepala penis mirip jamur yang dijejalkan.
Sementara pak Utoyo dari belakang mengangkat pantat bu Elis dari duduk, ia sigap menarik rok klot hitam ke atas menampilkan pantat bu Elis yang tak lagi tertutup celana dalam. Mulut Pak Utoyo menjilat area pantat kemudian dilanjutkan ke memek di antara lubang anus bu Elis.
Mulut bu Elis sendiri kini sibuk mengoral mas Indra. Sementara memeknya dijilat dari belakang. Possinya bu Elis sentengah berdiri di antara sofa. Tangan kirinya mengocok penis pak Utoyo, tangan kanannya aktig mengocok penis mas Indra. Kedua penis itu telah tegak seiring dengan birahi liar mereka.
Ini merupakan pengalaman bu Elis menerima seks secara liar, baru kali ini ia merasakan dua layanan sekaligus dari dua pria.*
KAMU SEDANG MEMBACA
Relasi Bisnis, Uang dan Seks
AvventuraMata bu Elis berbinar saat membuka pengumuman lelang proyek nasional dari sebuah situ lembaga pemerintah. Sebuah usaha yang tak sia-sia, selama ini bu elis membangun relasi dengan segala cara. jamuan, menyuap hingga menyerahkan tubuhnya.