"SUDAH SEBERAPA KALI AYAH BILANG? JANGAN PERNAH BERHUBUNGAN SAMA CEWEK GAK BENER ITU ABI, PRIORITAS AYAH BISA RUSAK TAU KAMU?!"mata abi memerah menahan marah, kepalan tangannya sangat keras seolah-olah siap dilayangkan kapan saja. dirinya marah, karena ayahnya menghina moza----perempuan yang berhasil membuat abi takluk. ia tidak bisa tahan kalau orang lain menghina moza.
"moza punya salah apa sama ayah sampe ayah sebenci itu sama moza? abi sayang sama dia ayah." ucapnya dengan pelan, capek menguasai tubuhnya saat itu juga. kalau abi sudah marah sudah di pastikan matanya akan memerah dengan keringat yang bercucuran. dadanya akan naik turun.
"gak ada yang bisa ngelarang abi buat deket sama moza, termasuk ayah. ayah gak berhak!"
plakkk
tamparan keras mendarat di pipi abi. saking kerasnya, pipi abi sampai memerah. degupan jantung di pompa keras saat ayahnya itu berhasil membuat abi marah besar, sesaat ia langsung menghela napas saat tau orang yang ada di hadapannya ini adalah ayahnya.
"SUDAH BERANI MELAWAN SAYA?! IYA?! PRILAKU KAMU KAYAK GINI KARENA CEWEK ITU YANG BERHASIL NGEBUAT KAMU JADI GINI. CEWEK ITU EMANG NAKAL ALBINO!"
lagi-lagi rafi terus menyentak abi dengan ucapannya yang terbilang keras.
abi memejamkan matanya kuat, menahan amarah yang kini terkumpul di satu titik. tangannya mengepal keras. keringat bercucuran di pelipisnya membuat ia tambah berkali-kali lipat sangar.
"ABI CINTA SAMA MOZA AYAH! STOP BILANG KALAU DIA NAKAL, KARENA GAK ADA YANG BISA NGELARANG ABI, SEKALIPUN ITU AYAH!" abi berkata keras dengan urat leher yang menonjol sekitar rahangnya. bukan tidak sopan, tapi karena ayahnya itu yang dulu memulai.
BUGHH.
pukulan mentah mendarat tepat di rahang abi membuat abi tersungkur.
"ANAK TIDAK SOPAN! SUDAH, AYAH AKAN PESANTRENKAN KAMU ABI, TELAK. TIDAK ADA YANG BISA NGELARANG." perintah yang tak terbantah berhasil keluar dari mulutnya.
abi berharap, moza akan menerimanya. abi hanya sayang moza gak ada yang lain.
***
"za, aku pergi dulu. jaga diri baik-baik ya? pokoknya, setelah aku pulang pesantren, aku yang pertama kali jemput kamu. okee? jangan sedih lagi ya sayang?" abi berusaha menghapus air mata yang sedari tadi tidak henti-hentinya mengalir dari pipi moza. dengan lembut abi mengusap pipinya.
"T-tapi K-kamu harus janji kembali lagi, jangan lama-lama," ucap moza dengan terbata-bata. susah bicara karena cecengukan karena sedari tadi ia menangis.
"gak lama sayang, paling sekitar 2 tahun." abi terkekeh.
"itu lama abi,"
"gak lama, kalau kamu sabar nunggu," ucap abi. ia menatap sendu moza. ada tatapan yang sulit diartikan setelah ia melihat manik mata moza yang sendu, seperti tidak rela di tinggalkan begitu saja.
"terus sekolah kamu gimana bi? mau pindah?"
abi dengan gemas mencubit pipi moza. moza merengek karena sakit.
"yaiyalah, kan aku mau mesantren. otomatis sekolah juga harus pindah, dasar cil-cil," tidak tau seberapa sayangnya abi pada moza. hingga abi tidak bisa berlama-lama merindukan moza. mungkin, ia akan merindukan wajah moza yang menggemaskan setelah ia sudah di pesantren.
"love you abi, belajar ilmunya harus semangat ya? nanti ajarin aku. abi boleh aku minta? selama di pesantren jangan melirik cewek ya?" ucap moza dengan tersenyum tipis, sedikit menampilkan deretan giginya yang rapi.
"mana bisa ngelirik cewek, cewek dihadapan aku aja udah cantik."
"-----jaga diri baik-baik za, aku boleh minta? jangan lupain abi."
dan setelah itu hubungan yang di jalani selama enam bulan itu harus terpisah karena keadaan. disini moza dan abi mengetahui bahwa cinta mereka harus berakhir disini. dengan abi yang pergi, dan moza yang menunggu abi kembali.
tbc
bapru prolog pleaseee! ak ngebuat cerita ini karena terinspirasi dari kisah nyata. semoga aja klian sukak😭
harga seorang penulis dengan vote dan coment.
bye love you albino.
see you next part
salam manis dari nonanya abi,
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta kita berakhir di pesantren
Teen Fictionini tentang cerita kedua manusia yang harus terpisah karena larangan kedua orangtuanya. abi. lelaki itu harus terpaksa meninggalkan kekasihnya untuk pesantren karena suruhan orangtuanya. rela tidak rela, abi harus rela karena ini tentang perintah y...