🧚Happy Reading 🧚Hari pertama, pengalaman pertama, aku harus bisa tepat waktu! Itulah kata yang kutanam pada diriku semalam. Kenyataannya kebiasaan buruk memang selalu berdampak buruk, bukan? Sudahlah, tidak peduli akan apa yang diucapkan Pak Arya atau bahkan anggota keluarganya nanti. Dengan aku sudah berangkat saja, telah membuktikan bahwa niatku benar-benar ingin bekerja, bukan? Walaupun masih dengan berat hati aku menerima bahwa kenyataannya harus bekerja di rumah dosen menyebalkan yang tidak punya hati menjebakku dengan sebuah 'Kontrak pekerjaan' aneh itu.
Buru-buru aku melangkahkan kaki segera memasuki rumah itu. Rumah dengan model kekinian yang memiliki halaman sedikit luas namun 'gersang' membuat siapa saja yang baru melihatnya pasti akan beranggapan kalau rumah ini tidak memiliki penghuni. Entah mungkin mereka memang sudah terbiasa dengan pemandangan sehampa ini atau'kah memang merekanya saja yang cukup malas walau hanya sekedar menanam beberapa tumbuhan di sana? Siapa peduli? Baik rumah, halaman dan pemiliknya sama-sama tidak bisa dimengerti.
"Aduh. Pak, maaf, saya terlambat~
Aku menghentikan ucapanku setelah menyadari bahwa laki-laki yang di hadapanku ini menggunakan seragam SMA. Sedikit menyerit begitu juga dengannya. Siapa dia? Duplikat Pak Arya? Kenapa dia begitu sangat mirip dengan dosen menyebalkan itu?
"Cari siapa?" Katanya.
"Ah. Hmm, aku Kirana,
"Oh, yang kemarin." Potongnya.
Mendengar itu aku teringat akan sosok robot rusak yang menjawab panggilanku kemarin. Betul, tidak salah lagi. Dari ucapan dan ekspresi datar yang sudah kubayangkan kemarin ternyata dia lebih menyebalkan saat bertemu langsung.
"Mingkem, jam segini lalat biasanya masih di tong sampah."
Entah secara sadar atau tidak, aku dengan reflex mengikuti ucapan itu. Hingga... "APA? APA KATANYA?!" Tersadar, sembari aku melihat sekitar. Nihil. Sosok laki-laki itu sudah tidak terlihat lagi. Kemana perginya? Awas saja jika bertemu lagi denganku, tidak akan kuloloskan dia!
"Kir?"
"HUAA..!!"
Sejak kapan kedua kakak beradik itu sudah berdiri di situ? Aku mengelus dada, untuk kesekian kalinya aku hampir dibuat pingsan di rumah ini. "Kenapa?" Tanya Findo tanpa bersalah. Maksudku, setidaknya ia mengatakan 'maaf' karena telah mengejutkanku.
Aku mengendus, lalu menggeleng. "Tadi siapa?" Tanyaku balik.
"Oh. Itu, Fajar, adik aku," jelas Findo. "Aku kira kamu ga dateng."
Jadi, nama laki-laki tadi, Fajar? 'nama saja yang Fajar tapi kelakuan magrib' pikirku. Sekarang aku mengerti arti dari 'F4' yang tertulis pada papan hiasan yang tergantung di depan pintu rumah ini. Farresta-Findo-Fajar-Ferdio. Cukup unik, apalagi bagi orang awam sepertiku pasti akan mengira itu singkatan dari serial drama Korea 'Boys Over Flower' yang dibintangi oleh Lee Min-Ho itu.
"Kenapa?" Sahutku, pasalnya Findo-laki-laki itu memasang wajah yang sedikit mencurigakan. Kulihat intense dari atas hingga ke bawah cukup terlihat jelas style yang dikenakan laki-laki ini menunjukan bahwa ia pasti hendak keluar. Berbanding terbalik dengan Ferdi yang masih menggunakan piyama dan boneka beruang kecil di peluknya. Melihat wajah bantalnya yang sedikit judes menatapku membuat aku ingin sekali mencubit gemas pipi gembulnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My C(St)upid Kirana's
General FictionBANYAK TYPO DAN AKAN DIREVISI JIKA SUDAH END⚠️⚠️ 🦁🦁🦁🦁🦁 Ini bukan kisah sedih yang membuat hati tersentuh. Juga, bukan kisah romantis yang membuat hati menjerit ke-baperan. Ini, adalah kisahku, hanya kisahku!! 🦁🦁🦁🦁🦁 Hai.... aku Kirana, Kira...