Selain mendaftarkan sang putra pada salah satu sekolah anak usia dini pasangan Indra dan Rinjani juga memutuskan memberikan kegiatan kegiatan lain untuk mengisi waktu luang yang berfungsi untuk membantu menghabiskan energi bocah itu dan menyalurkannya kepada hal hal yang lebih positif
Untuk usia baru menginjak 2 tahun, sekolah Alden memang belum mengharuskan siswa siswi kecilnya itu untuk masuk setiap hari melainkan hanya 2x tiap minggu maka dari itu Rinjani membuat kegiatan Alden lebih padat dengan tambahan les berenang 2x tiap minggu juga dan gymnastic 1x tiap minggu di tambah olahraga bersama kedua orang tuanya wajib 1x seminggu di tiap minggu pagi, tentu saja gagasan terakhir itu bukan berasal dari Rinjani karna nyaris tak mungkin ia menggerakkan badannya untuk berolah raga apabila tidak ada paksaan
Seperti hari ini keluarga kecil itu tengah sibuk persiapan jalan santai mereka di minggu pagi walau hanya berkeliling di sekitaran area rumah dinas namun Rinjani sebagai ibu sangat matang membuat persiapan
"Abang.. Pakai sun screen sini dulu biar ga gosong" Ucap Rinjani mensejajarkan tinghinya dengan Alden, membuka tibe sun screen dan mengaplikasikannya pada wajah tampan putra pertamanya itu
"Gosong juga gapapa ya bang, kan laki laki ga boleh takut hitam" Ucap Indra memanas manasi Alden
"Iya nda uca mah.. Itam aja" Jawab Alden mengusap usap wajahnya dengan kedua tangan mungilnya
"Kalau ga ganteng nanti gimana? Adek Arsen aja pakai kok abang ga pakai sih" Bantah Rinjani
"Mending ga ganteng tapi masuk Akmil sih bang dari pada ganteng ntar jadi anak band loh" Rinjani mendongak menatap suaminya yang sangat usil itu
"Anak band juga gapapa bang ntar disa jadi DPR RI" Rinjani menatap Indra sengit
" Abang apa? Main musik atau tentara kayak papa? " Indra membuat bahasanya lebih mudah di pahami Alden walau ia tau Alden tetap belum mengerti apa yang mereka perdebatkan
"Tentala.. " Jawab Alden menepuk nepuk perutnya
Rinjani yang gemas memeluk erat putranya itu dan menciumi seluruh wajahnya bertubi tubi membuat bocah kecil itu berteriak risih
Setelah perdebatan drama sun screen tadi usai, mereka ber 4 mulai berjalan keluar mengitari sekitaran kompleks rumah dinas menyapa beberapa tetangga lain yang juga tinggal disana
Indra yang hanya mengenakan kaos olah raga tanpa lengan berwarna biru dan celana pendek hitam ini menggendong Arsen menghadap depan sehingga menarik cukup banyak perhatian tetangga sekitarnya tak jarang juga beberapa dari mereka menyapa bahkan memberikan hormat
Kedua putranya yang sangat tampan dan sangat mirip dengan sang ayah, di tambah otot lengan Indra yang terekspose membuat ibu ibu di sana berbisik bisik kecil mengagumi paras keluarga kecil Indra Tirtana Wijaya tersebut
"Pagi bu... " Ucap Rinjani saat melewati sekumpulan ibu ibu yang tengah berbelanja
"Siap, Pagi Bapak Ibu" Ucap ibu ibu itu serempak
"Aku belanja sekalian disini aja ya? Biar nanti ga pake belanja lagi yangg" Tanya Rinjani pelan pada suaminya
"Boleh sekalian aja" Ucap Indra memainkan tangan Arsen
"Abang... Abang mau makan apa nanti? " Tanya Rinjani pada putra sulungnya, memang di awal pernikahan Rinjani tak begitu pandai memasak namun dengan berjalannya waktu ke waktu keahlian masak Rinjani sudah jauh meningkat walau ia merasa belum tentu seenak masakan ibunya namun setidaknya ia tak membuat masakan yang beracun dan masih bisa di makan
"Cop.. Cop aja mama" Pria kecil itu memang sangat menyukai sayur sop buatan ibunya, ia akan makan berkali kali dengan porsi yang cukup banyak yang kadang membuat Rinjani sendiri bertanya tanya apakah masakannya seenak itu?
"Sop mulu sih bang" Protes Indra, pasalnya hampir tiap minggu Rinjani selalu memasukan sayur sop dalam daftar menu mingguan mereka
"Ikan goreng aja ma, pakai sambel" Ucap Indra menggoda Alden
"Iii papaaaa... Abang mam cop aja, mam cop" Ucap Alden memukul kaki papanya benar benar keras kepala, Rinjani meninggalkan mereka berdua dan masuk ke warung tersebut untuk berbelanja
"abang kan waktu itu bilang suka ikan?" tanya Indra mencoba membujuk Alden
"ikan di lumah oma?" tanya Alden dengan wajah polosnya
"bukan yang itu, yang mama goreng biasanya itu loh" Indra belum menyerah melatih kemampuan bicara dan konsentrasi Alden dalam dialog yang lebih panjang
"iya papa, ikan yang belenang... abang juga belenang kayak ikan" ucap Alden menceritakan sesi les renangnya kemarin, memang pada dasarnya Alden sangat menyukai air jadi ia sama sekali tak takut dan menangis di kelas renang pertamanya
*****
Telah tersaji diatas meja makan sayur sop dengan tambahan telur puyu dan potongan sosis kesukaan Alden, juga Ikan mujair goreng lengkap dengan tahu tempe dan lalapan timun serta kemangi
Setiap hari minggu pasangan ini selalu membagi tugas mereka usai berolah raga Rinjani akan memasak sedangkan Indra akan memandikan kedua putra mereka yang sudah pasti berkeringat, usai membersihkan diri Indra menyusul kedua putra dan istrinya ke meja makan, Indra mengambil mangkuk kecil dan mengisinya dengan sayur sop
"Itu abang punya, papa... " Ucap Alden melihat papanya mengambil potongan potongan sosis berbentuk bunga yang mengambang kesukaannya
"Trus papa ga boleh minta? " Tanya Indra mengangkat potongan sosis itu dengan sendok
"Jangan cocis wotel aja papa" Ucap Alden menunjuk nunjuk dengan jari telunjuknya yang mungil, Rinjani yang melihat itu tertawa ia sama sekali tak tau bahwa perilakunya sangat menyebalkan hingga Alden mengcopy seluruh perilakunya, Keras kepala, pandai bicara dan suka berdebat. Indra melirik Rinjani lalu mulai mengembalikan potongan sosis itu pada mangkuk sayur sop
"Naa... Papa wotel aja, cehat lo" Kali ini Indra yang di buat gemas dan mengigit pelan pipi tembam Alden
"Jangan cepet besar bang, kecil aja gini lucu" Ucap Indra mengacak acak rambut Alden
"Aah aaaaaaaa... " Celoteh Arsen dalam pangkuan Rinjani, memukul mukul meja untuk menarik perhatian papa dan abangnya yang sibuk berdebat
"Ini juga ini... Jangan cepat besar" Ucap Rinjani menciumi pipi Arsen
"Acen... Acen.. No no" Ucap Alden menggelengkan kepalanya
"Kenapa adek no no? " Tanya Rinjani
"Tiak tiak mama.. Itu bad kan bad, halus bicala baik baik" Ucap Alden mengajari adiknya, Oh astaga... Usia dua tahun sepertinya tak cocok pada abang kecil ini
Panggilan telephone masuk dari handphone Indra dengan Id penelpon yang tertera di sana RI 1, Panggilan dari Bapak Prabowo Subiyanto
"Siap, selamat pagi pak" Ucap Indra memberi salam kepada panglima tertinggi tersebut
"Aaaa... Acen... Mamaaa Acen... " Teriak Alden pasaknya sang adik membuang buang makanan yang ia pegang sementara Rinjani langsung berdiri dan membekap mulut kecil Alden dengan tangan kirinya, merasa bising Indra pergi mencari tempat yang lebih sepi untuk menghormati beliau yang menelpon
"Pagi... Ndra, kamu lagi ada acara ga? Saya sore nanti kosong.. Mau ketemu cucu cucu saya, kamu kesini ya sudah saya belikan mainan" ucap pak Prabowo, kurang lebih dua bulan beliau belum bertemu dengan kedua cucu kesayangannya itu
"siap pak" ucap Indra sebelum sambungan teleponnya terputus
Bersambung...

KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu dan Negara S2 [SELESAI]
Romance🚨🚨 DISCLAIMER 🚨🚨 Cerita ini hanya Fiksi belaka, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan tokoh tokoh di real life yang memiliki nama, jabatan, gelar yang sama... apabila ada pihak yang kurang berkenan maupun kesamaan tokoh dan alur cerita, say...