~💙2~

4K 261 8
                                    

HAPPY READING





"Terlambat"

Suara berat itu menggema seluruh ruangan makan. Arvie langsung menunduk sambil mengerat tangannya pada pakaiannya

Dia tau bahwa suara berat itu adalah papa nya.

Damian Phlegethon Maelstrom, Seorang kaisar di kerajaan Maelstrom. Sifatnya yang sangat kejam tanpa ampun serta tatapan yang dingin membuat siapapun menunduk saat melihatnya

Arvie tau bahwa papanya membenci dengan dia. Karena membuat Raferryn(ibunya) meninggal saat melahirkannya. Kepergian Raferryn, membuat Damian berubah total(taulah kalian sifatnya kek mana)

Sejak saat itu, hanya kakak-kakak nyalah yang merawatnya walaupun secara diam-diam(maksudnya tu tidak terlalu menampakkannya)

Kadang Arvie di hukum oleh papa nya hanya karena kesalahan sedikit, namun tidak ada yang menolongnya. Kakaknya pun mau bagaimana pun tidak bisa ikut campur urusan papanya

Bahkan lebih parahnya lagi saat ia berumur 6 tahun ia pernah dicambuk 30 kali oleh papanya sampai pingsan 3hari karena luka cambukan itu

Trauma terhadap papa itu masih mendalam di hati Arvie, kadang dia juga menangis keras dikamarnya. Tidak ada yang menenangkannya.

"M-maaf.. p-papa..." ucap Arvie pelan

Segera ia berjalan ke meja makan dan duduk, agak jauh dengan mereka(cuma 2 kursi) keheningan itu kembali lebih lama tanpa ada yang berbicara saat makan

Beberapa menit Arvie sudah menyelesaika makanannya, kini ia tengah makan-makanan penutup manis. Apalagi Pudding kesukaannya itu

"Arvie, papa ingin memberitahumu sesuatu yang penting" ucap Damian dengan suara beratnya itu dan tiba-tiba

Arvie yang kendengar itu langsung menyudahi makanannya

Apa yang ingin papa katakan?" Ucap Arvie

"Papa dan kakak²mu akan pergi ke acara di wilayah selatan selama 2 minggu. Jadi aku harap kau harus tetap berada di istana selama kami pergi dan aku juga akan memberimu pengawal pribadi untuk menjagamu"

setelah mengatakan itu, Damian Langsung melanjutkan makanannya yang masih tersisa

Arvie yang mendengar ucapan papanya menunduk sedih, kenapa hanya mereka yang pergi? Apa aku tidak boleh iku? Batin arvie

"P-papa, a-apa aku tidak boleh ikut?" Ucap arvie pelan namun masih terdengar oleh mereka

"Sudah papa katakan kau cukup di istana saja! Mengerti?!"

Mendengar bentakan dari papanya langsung menunduk, mata birunya mengeluarkan air dan terisak kecil.

Ia meremat kuat ke bajunya untuk menahan air matanya namun sia²

"Hikss.. hiks.. J-jahat..." suara tangisan kecil itu membuat rahang damian mengeras, damian mengepal tangannya untuk tidak menampar pipi gembul anak bungsunya itu

"Kenapa kau menangis, hah!? Kau sudah besar dan berhentilah menjadi cengeng!!"

Arvie langsung beranjak pergi keluar dari ruangan saat mendengar perkataan papanya itu

Damian serta ketiga anaknya yang melihat kejadian itu hanya terdiam

"Setidaknya papa tidak perlu mengatakan seperti itu padanya. Dia itu smaaa seperti itu, sangat lemah tapi papa malah melemahkannya lagi"

Mendengar ucapan anak ke-2 nya, Ahslan Kasiell Maelstrom

Hanya menghela napas kasar. Ia tau sifat serta ciri² anak terakhirnya itu sangat mirip dengan mendiang istrinya

Tapi entah kenapa ia malah membencinya dan mengabaikannya sejak dulu

Damian ingin meminta maaf pada bungsunya namun ia tau kalau anak itu sudah sangat takut padanya bahkan mendekatinya saja langsung berlari

Renarld dan Lucas, Lucas De Maelstrom (anak ke-3) hanya terdiam mendengar dan melihat kejadian tersebut




kiw kiwww
Lagi ada mood mwehehe

Kalo ada typo maaf ya, maklum saya baru pemula 🗿🙏


[The little Prince] (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang