02. Suara nafsu

3.8K 96 6
                                        

"Bang?? Kok diem??" Tanya Dio yang langsung membuyarkan lamunan Raden.

"O-oh itu... Saya pinjem dulu ya sisirnya mas Dio." Ucap Raden yang dibalas anggukan oleh Dio.

Raden pun kembali ke kamarnya. Ia terdiam sejenak untuk berpikir bagaimana ia bisa mengalami hal-hal seperti ini. Terlebih lagi, ia ternyata baru menyadari bahwa Dio adalah seorang gay dan menyukainya.

Raden sebenarnya tidak masalah, namun ia sedikit terkejut karena Dio memikirkan hal seperti itu ketika Raden sendiri bisa mendengar isi pikirannya.

Entah ini adalah sebuah kemampuan yang bagus atau tidak, Raden berpikir ia harus tahu mengapa hal seperti ini terjadi padanya. Ia terus berpikir sesuatu yang memicunya.

"Sebelum mandi, gak ada yang aneh sih... Bahkan pas ketemu bang Eka pun masih normal, itu berarti... Apa jamu yang dikasih mas Tian?" Ucap Raden.

Untuk memastikan lebih lanjut, Raden mulai berpakaian dan segera menuju kamar Tian hingga ia lupa untuk mengembalikan sisir yang ia pinjam dari Dio.

Kamar Tian berada di lantai ke 2, seingat Raden, Tian itu tinggal bersama adiknya.

Tok tok tok

Bunyi ketukan pintu terdengar oleh penghuni kamar tersebut dari dalam. Terbuka lah pintu kamar tersebut menampilkan seseorang yang sepertinya baru saja bangun dari tidurnya dan hanya mengenakan sebuah sarung terlilit di pinggangnya.

Awalnya Raden terpesona dengan badannya yang terpahat rapih, namun ia alihkan kembali pandangannya.

"Pagi mas Tian, maaf ganggu pagi pagi gini, saya cum-"

Ucapan Raden terpotong sebelum ia bisa menyelesaikannya.

"Tian udah berangkat." Ucap laki-laki tersebut.

"Eh?? Maksudnya?" Tanya Raden kebingungan.

Raden jelas melihat Tian berada di hadapannya, namun ia bingung dengan ucapan laki-laki yang ada di depannya ini.

"Gua Bian, mas Tian udah berangkat ke sekolah." Ucap Bian.

Raden pun kini sadar bahwa adik yang dimaksud oleh Tian adalah adik kembarnya. Karena begitu identik, Raden tidak menyadari bahwa Bian bukanlah Tian yang ia kenal.

"Ohh mas adeknya mas Tian ya?" Ucap Raden.

"Iya." Jawab singkat Bian.

"Maaf kalo gitu mas Bian, silahkan tidur lagi." Ucap Raden.

Pintu kamarnya pun tertutup, Raden lalu kembali ke bawah. Saat ia melewati kamar para anak kost, ia selalu mendengar suara-suara dalam diri mereka.

Masih pagi, kelas juga siangan, enaknya ngapain ya...

Ucap salah seorang dari kamar nomor 3 yang Raden ketahui penghuninya adalah Randy.

Lalu ia kembali berjalan melewati kamar nomor 2 yang penghuninya adalah Eka yang baru saja ia temui tadi pagi.

Ohhhh shit... Emang paling enak abis olahraga ya coli...

Benar dugaan Raden, Eka tengah melakukan 'kegiatannya' setelah berolahraga, seperti yang ia katakan pada Raden saat pulang dari joging pagi tadi.

Lalu kamar nomor 1, kamar milik Dio.

Ahh... Ahhh... Enak bang... Terus bang... Mmhh...

Hah?? Dio lagi ngapain?? Masa dia... Ucap Raden dalam hati ketika ia terkejut mendengar suara tersebut.

Raden kemudian mendekati pintu kamar Dio, ia sebenarnya tidak memiliki niatan untuk mencari tahu apa yang tengah Dio lakukan namun entah mengapa tubuhnya memiliki keinginan tersendiri.

RADEN | BXBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang