01 | Run or death

5 3 0
                                    

-Park jihoon- dan -Takata mashiho- kedua pentolan kelas 10 D itu menghela nafas berulang kali karena lelah berlari mencari tempat sembunyi yang aman karena seluruh gedung sekolah mereka kini penuh dengan monster shibal yang tak ntah datang dari mana

saat jam istirahat pertama, kedua pemuda itu tengah berada di kamar mandi untuk membolos pelajaran matematika eh malah ketemu monster mirip katak yang loncat keluar dari wc

man si monsternya bau lagi, beruntungnya mereka masih bisa lari menyelamatkan diri pas si kodok durjanah itu ngeluarin zat berbahaya dari ludahnya kearah mereka

"Juancok banget tu monster bau, bisa bisanya mau ludahin si tampan pentolan kelas" cibir jihoon tak menyangka

mashiho hanya mengangguk menanggapi kepedean teman seperjuangannya itu, karena sejujurnya mashiho udah bener bener lelah dan enggak ada tenaga buat ngomong

"kita harus kemana lagi hoon, dari tadi muter muter mulu cape gue" kata mashiho lelah, jihoon hanya diam karena sejujurnya dia juga bingung mau kemana

"kuy lah cari ajun sama asep" ajak jihoon, mashiho hanya mengangguk "kira kira mereka dimana ya?" monolog pemuda itu sambil melihat kesekeliling

jihoon sama mashiho jadi khawatir sama dua bocah mageran itu, pasalnya kalau mereka lihat monster bukannya lari malah berserah diri

keduanya berjalan sambil mencari duo mager itu, koridor terasa sepi dan mencekam apalagi genangan darah dan beberapa bagian tubuh siswa dan siswi berceceran dimana mana tak jarang keduanya juga melihat beberapa monster mengerikan melewat dan mereka terpaksa bersembunyi

hingga mata jihoon tak sengaja melihat seorang monster dengan kepala gagak dan tubuh manusia berjalan sambil menyeret kepala manusia yang dirantai besi

apalagi di sana ada kepala salah seorang temannya -hwang hyunjin- yang diseret secara mengerikan

di tangan monster itu juga terdapat gergaji mesin

"shio, lari ke koridor ke ruang guru" kata jihoon pelan agar tak menarik atensi mahluk menyeramkan itu, mashiho mengangguk ia mengambil ancang ancang kemudian berlari sekuat tenaga disusul oleh jihoon

untung otak mashi enggak lemot dan masih ada sinyal karena kalo enggak kayaknya kepala mereka juga bakalan diseret sama gagak buriq itu

mashiho menarik tangan jihoon agar kembali berlari kala pemuda itu mulai kelelahan, sejujurnya jihoon adalah pemuda yang kurang menyukai olahraga dan fisiknya pun kurang kuat

sedangkan mashiho adalah kapten basket yang telah dilatih sedemikian rupa agar memiliki fisik yang bagus

saat keduanya akan masuk keruang guru, mereka melihat sebuah kepala menggantung di atas pintu dengan rantai besi yang dipakai mahluk tadi, karena takut mengambil resiko akhirnya mereka masuk kedalam gudang peralatan yang terlihat masih baik baik saja

dan benar saja keputusan mereka untuk masuk kedalam ruang peralatan itu adalah keberuntungan karena sesaat setelah mereka masuk kedalam ruang peralatan yang sempit keluarlah gagak pemburu lain di ruang guru

jihoon yang mengintip lewat celah pintu menahan nafasnya kala gagak itu melewati ruang peralatan dan memilih masuk kedalam ruangan lain yang ada tanda kepala di rantai tepat di atas pintunya

"Sial! kita hampir aja mati" kata jihoon, tubuh pemuda itu melemas kemudian pingsan di tempat meninggalkan mashiho yang tengah menatap fentilasi di atas yang terus berbunyi seperti ada sesuatu di dalamnya

"ji, kalau gue enggak setia kawan gak papa kan ya?" lirih mashiho udah negative tingking

mashiho kemudian segera menutup ventilasi udara itu dengan kursi yang ada di sana, jaga jaga kalau ternyata yang ada di ventilasi itu adalah monster

"hoon, rasanya gue mau ninggalin lo aja sumpah" lirih mashiho, tubuhnya gemetar udah takut duluan
ia menggoyang goyangkan bahu jihoon mencoba membangunkan temannya itu dengan segala cara namun sialnya jihoon tak kunjung bangun

mashiho mengambil kain yang telah berdebu untuk menutupi tubuh jihoon dan meletakan sang sahabat di bawah meja guru bekas yang ada di ujung ruangan

kemudian dirinya sendiri bersembunyi di balik tumpukan meja dan alat kebersihan yang ada di ujung lain, mashiho menutupi tubuhnya dengan teplak meja bekas yang ada beberapa bolong kecilnya

semoga saja keduanya bisa selamat dengan bermodalkan barang barang yang ada di sana!

jantung mashiho berdetak semakin kencang kala pintu ventilasi nyaris terbuka dan muncul lah darah yang mengalir dari dalam sana

oh tuhan! firasat mashiho semakin buruk saja saat ini!!

"eomma" lirih mashiho kemudian penutup matanya rapat rapat berusaha mengurangi ketegangannya

dan...

BRAKK!!

MANOSTEROUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang