Tiga

152 10 0
                                    

Hari-hari berlalu dengan cepat, Gwanhee di sibukan dengan latihan basket bersama timnya, LG Sakers. Sedangkan Hyeseon tengah mempersiapkan kepindahannya ke lain Benua. Keduanya terlalu sibuk untuk bertemu, kadang kala Hyeseon merasa kesepian saat pesannya tak kunjung di balas, sesekali ia protes pada kekasihnya, tapi Gwanhee menenangkan dengan berkata 'Jangan marah Chagi-a, maafkan aku'.

Seperti malam ini, Hyeseon berkirim pesan pada Gwanhee,

'Oppa, aku sudah mendapatkan kamar asrama di Durham, kemungkinan agustus aku harus berangkat :('

Tak ada balasan, seperti biasa.
Hyeseon kemudian menghempaskan badannya kedalam tempat tidur dengan berbagai boneka miliknya, meratapi ponselnya sepi bagai wanita single kebanyakan.

Lamat-lamat ia mengenang perasaan bulan lalu, saat ia dan Gwanhee saling mengungkapkan keinginan untuk bersama, kala itu ia amat senang, bahkan saking senangnya Hyeseon sampai kewalahan sendiri.

'Benarkah? Jika begitu aku sudah mulai
merindukanmu :(('

Bunyi pesan singkat yang baru Hyeseon baca dari balik ponselnya, ia mendengus lalu menenggelamkan wajahnya di antara tumpukan bantal tidur.

'Apa yang harus aku lakukan? Aku di depan rumahmu, tapi aku takut membangunkan orang tuamu :('

Bunyi pesan kedua dari Gwanhee sukses membuat Hyeseon mengubah posisi badannya menjadi terduduk dalam waktu singkat, ia segera membuka gorden kamar untuk memeriksa, dan benar saja, Gwanhee sedang berdiri di luar memakai Hoodie biru kesukaannya.

Hyeseon segera berlari menuruni anak tangga, ia berusaha tidak membuat suara gaduh agar kedua orang tuanya tidak terbangun.

Gwanhee membentangkan kedua tangannya saat mendapati Hyeseon dari kejauhan berlari kecil menghampiri, ia langsung tertawa kala Hyeseon juga melakukan hal yang sama.

Hyeseon mendekap tubuh kekasihnya, menghirup bau parfum rasa vanila kesukaannya, tubuhnya terasa hangat saat di rengkuh Gwanhee,

"Aku merindukanmu," kata Gwanhee
"Sangat rindu, hingga rasanya hampir gila."
"Masih hampir," balas Hyeseon, lalu menengadahkan wajahnya sambil mempoutkan bibirnya.

Cupp

Aksi Gwanhee membuat Hyeseon kaget, ia melepaskan pelukan mereka sambil menutup mulutnya,
"Oppa, ini di depan rumahku."

Tanpa merespon ucapan Hyeseon, Gwanhee memeluknya kembali, ia benamkan kepalanya sebentar, menghirup aroma kekasihnya,
"Biarkan aku kembali ke rumah sebentar."
"Eumh," bingung Hyeseon.
"Kau rumahku, biarkan aku sebentar," lirih Gwanhee.

Hyeseon terdiam, lalu membalas dekapan Gwanhee yang tak kalah erat, sejujurnya dia merasakan hal yang sama, Hyeseon merindukannya.

"Hyeseon-ahh, ayo keluar sebentar!" Sambil menyudahi acara peluk memeluk keduanya.
"Tapi-"
"Kumohon! Hanya sebentar," pinta Gwanhee.

Dengan pertimbangan agak lama, akhirnya Hyeseon menyetujui, mereka berjalan menghampiri mobil Gwanhee yang terparkir agak jauh, sengaja untuk tak menimbulkan bunyi gaduh di tengah malam.

To be continued ~

Us (Hyeseon X Gwanhee) fanfictTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang