Bab 1

274 29 0
                                    

01. Pagi hari dikediaman Januarta.

"Selamat pagi, Bunda." sapa Renjana pada Bunda Senja yang sedang memasak didapur.

"Eh, pagi juga Renja."

"Yang lain sudah bangun?" tanya Bunda senja.

Renjana yang tengah memeluk sang Bunda dari belakang menggeleng.

"Kayaknya belum, Bunda."

Bunda Senja menghentikan aktivitasnya sejenak, "Renja, tolong bangunin ya nak. Bunda mau masak."

"Oke, Bunda."

Renjana melepaskan pelukannya, lalu melangkah pergi menuju kamar saudaranya yang ada dilantai 2.

Kamar yang pertama ia tuju adalah kamar yang ada didekat tangga, kamar Jenggala dan Jendral

"Gala, bangun. Hari ini sekolah." Renjana menepuk pelan kaki Jenggala.

Dan berhasil, tanpa menunggu lama Jenggala bangun dari tidurnya.

"Eungh, Pagi Kak Renja." sapanya.

Renja tersenyum tipis, lalu membalas sapaan sang adik.

"Pagi juga, Gala."

"Kamu mandi duluan, biar Kakak yang bangunin Jendral." lanjut Renjana.

Jenggala mengangguk, "oke, Kak."

Kemudian Jenggala pergi menuju kamar mandi yang ada dikamar tersebut.

"Jen, bangun!" kata Renjana cukup keras.

Jendral tampak terganggu, dengan mata yang masih tertutup ia bergumam.

"Lima menit lagi, Bunda."

"Ini Kak Renja, bukan Bunda." beritahu Renja.

Jendral kembali bergumam tak jelas.

Renjana menghela napas pelan, Jendral ini memang cukup sulit dibangunkan, walaupun tak sesulit membangunkan Laskar.

"JENDRAL CEPAT BANGUN!!" teriak Renjana hilang kesabaran.

Walaupun sangat menyayangi saudara-saudaranya, tetapi kesabaran Renjana hanya setipis tisu dibagi lima. Jadi jangan coba-coba membuat Renjana marah kalau tidak ingin mendengar ocehan Renjana yang lebih mengerikan daripada hantu, begitu kata Hepta.

"IYA KAK REN!" secara refleks Jendral juga ikut berteriak.

"Gitu kek daritadi, susah banget dibanguninnya." gerutu Renjana.

Jendral hanya diam seraya menggeliat lalu bangun dari tidurnya. Telah menjadi kebiasaan, sebelum bangkit dari tidur ia akan menggeliat dulu.

"Tunggu Gala selesai mandi, habis itu kamu yang mandi." titah Renjana yang diiyakan Jendral.

Setelah itu Renjana pergi menuju kamar saudaranya yang lain.

Ia pergi ke kamar Laskar dan Jiwa yang ada diseberang kamar Double J.

"Laskar, Jiwa. Bangun."

Jiwa perlahan membuka matanya, kemudian ia bangkit seraya mengumpulkan nyawa.

"Pagi, Jiwa." sapa Renjana.

"Pagi, Kak Ren." sapa balik Jiwa tersenyum pada sang kakak.

tak lama terdengan leguhan dari sebelah Jiwa, itu Laskar yang sudah membuka matanya.

"Pagi, Laskar." sapa Jiwa. Laskar hanya mengangguk, mungkin karena ia masih mengantuk.

"Kalian mandi, selesai mandi pakai seragam yang udah disiapin Bunda. Habis itu sarapan, oke?"

7 ; Januarta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang