Jebakan Terbesar

0 0 0
                                    

Hari ini kita benar benar hancur

Lebur bahkan

Semuanya terasa begitu memuakkan

Membuat kita kehilangan alasan
Untuk tetap berlari

Tapi, remuk hari ini bukan hal yang aneh untuk terjadi

Kita sudah lama memiliki luka

Namun,bukannya mencari obat

Kita memilih untuk.....

"gak apa apa kok"

"Semua akan baik baik saja"

"Semua akan lebih baik setelah ini"

berulang kali kita katakan pada masing masing diri

kaki ini tetap berlari

Meski terseok seok

dan kembali menghantam kerikil
bahkan bantuan tajam

Dan, meski melihat darah yang mengucur

kita tetap merapal mantra

"Semua akan baik baik saja"

Terus seperti itu....

Hingga kita benar benar hancur

bahkan setelah mencoba berlari tanpa kaki

Inilah saat kita menyadari

keadaaan memaksa untuk berhenti

Lalu, kita mulai berandai

tentang angan yang tak pernah terlaksanakan

tentang mimpi yang dibuang

agar kaki tetap menapak di tanah

tentang keinginan untuk berhenti sebentar saja

Dan yang paling sederhana.....

"Seandainya waktu itu tak mengatakan bahwa semua baik baik saja"

mungkin sekarang lukanya akan sembuh

karena secara sadar mengakui batasan dan kekurangan

karena sadar bahwa diri sudah cukup lelah dan ingin berhenti sejenak

karena dapat memaafkan bukan melupakan

Andai saja dulu lebih jujur pada diri sendiri

bukan ketika luka tercipta

dibiarkan menganga

lantas disiram cuka terkadang

Andai dulu punya sedikit keberanian

untuk menangis dan berkata bahwa semuanya sedang tak baik baik saja

karena memang semuanya mulai runtuh

bahkan setelah saat itu

karena dulu terlalu takut kalah dan menyerah

Padahal mengobati luka lebih baik

daripada membuatnya jadi borok
apalagi kudis

sekarang kita cuma bisa menangis

dan bertanya

"kapan kita cukup dewasa untuk jadi diri sendiri?"

Tentang Bacotnya hidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang