Chapter 1

13 0 0
                                    

Hidup Taeyeon berubah saat Appa memutuskan untuk menikah lagi. Kehadiran Tiffany sebagai adik tirinya membuat Taeyeon jengah. Rasa marah membuat Taeyeon ingin mengenyahkan gadis itu dari hidupnya. Namun ada sesuatu yang misterius pada Tiffany, ucapan dan tindakan yang terasa intim, dan tatapan yang terlalu dalam seolah dia telah mengenal Taeyeon dalam kehidupan yang berbeda

"Aku rindu padamu, Kim Taeyeon." Aku bergeming. Ada yang janggal ketika mendengar Tiffany membisikan kalimat itu tepat di telingaku. Serupa ucapan... kekasih yang sangat lama tidak bertemu. Membuat tubuhku meremang.

Genree: Science Fiction, Romance

Rated: M

Warning: Yuri, AU, OOC, 18+

Cast: SNSD

Author: Marisa Jaya

Do Enjoy, People...

PROLOG

Wanita berambut hitam pekat itu memliki dua mata yang selalu menatap tajam dan tampak terfokus pada setiap detail di sekelilingnya. Wajahnya kaku tanpa eskpresi apapun yang tergambar seolah ketegangan tengah menjerat seluruh otot-otot wajahnya. Dari kejauhan telinganya dapat mendengar ledakan yang bergemuruh begitu memekakan, namun tidak sedikitpun membuatnya gentar.

Gelas-gelas kaca dalam ruang laboratorium tampak bergetar karena dentuman yang tidak henti dari luar. Kekacauan terjadi dan terus mendesak mereka untuk segera pergi dari tempat itu, menyelamatkan seluruh situasi yang telah terjadi. Ketiga wanita itu tahu, hanya ada satu cara yang mungkin.

"Kita harus melakukannya sekarang sebelum pasukan itu menghancurkan tempat ini." Ujarnya pada dua wanita lain yang berdiri ragu tidak jauh darinya.

Kedua wanita itu tersentak ketakutan ketika lagi-lagi terdengar ledakan yang memekakan telinga, tanpa tatapan yang pasti dan raut kekhawatiran luar biasa menggenggam erat tangan satu sama lain untuk menguatkan. Seorang yang berambut coklat memiliki rahang tegas yang menampakan kekuatan hanya dari sekali pandang, sedang wanita yang satunya dengan rambut panjang bergelombang berwajah cantik namun memiliki sorot mata intens yang menunjukan ketekunan dan ambisi.

"Bagaimana dengan yang lainnya? Bagaimana jika para pasukan itu..."

"Tidak ada sedikitpun ruang untuk keraguan. Dengar aku, kita akan mampu menyelamatkan mereka dan dunia kita jika berhasil menghentikan awal dari seluruh tragedi ini." Ujar wanita berambut hitam memotong perkataannya. "Sekarang, atau tidak sama sekali." Tukasnya mantap.

"Mereka akan menemukan cara," bisik si wanita berambut coklat. "Kita pasti berhasil melakukan ini."

"Tentu saja kita akan berhasil." Ujar si wanita berambut hitam dengan keyakinan. "Rencana ini akan sangat bergantung padamu, kau harus yakin dan tidak ada sedikitpun kesempatan untuk mundur. Mengerti?"

Wanita di hadapannya mengangguk mantap pada akhirnya, "Kau bisa percaya padaku." Ujarnya, sebelum mereka kembali menatap ke depan. Tempat dimana sebuah pintu yang sangat besar tampak gagah dan mengintimidasi, dengan perlahan pintu itu terbuka, menunjukan gelembung berwarna hijau tua bergolak di dalamnya, mereka dapat mendengar denging yang kencang hingga ketiga wanita itu mengernyit.

Kini suara lengkingan putus asa terdengar begitu keras hingga mampu menembus dinding baja yang mengelilingi laboratorium, namun ketiga wanita itu tetap bergeming. Tidak ada satu hal pun yang dapat menggoyahkan tekad demi menyelamatkan kaum mereka.

Mereka saling menatap satu sama lain, sebelum melangkah bersama menapaki undakan-undakan kecil, mendekatkan mereka pada pintu yang kini telah terbuka lebar memberikan akses penuh. Sekali lagi wanita dengan rambut bergelombang menatap ruang laboratorium kerjanya untuk yang terakhir kali, sebelum mengeratkan genggaman tangan pada orang di sisinya, dan dengan perlahan melangkah menembus gelembung itu.

Step SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang