Setelah selesai pre-test kelas 12 IPS 6 memasuki yang namanya jam kosong. Di jam kosong ini Arya melihat ke arah luar jendela."Hari pertama udah ada jam kosong aja gabut bener dah gue." batin Arya.
Tak lama kemudian ia pun melirik ke arah sebelahnya. Ia melihat Alina yang sedang fokus membaca buku tebal dengan judul "Literasi Perancis Kuno".
Arya mengambil pulpen dan tipe-x dari kantung seragamnya lalu ia berniat mengembalikan benda tersebut ke tuannya.
"Hmmm... Makasih ya pinjaman pulpennya gue jadi ngerepotin lo nih Lin." ucap Arya
"Santai aja kali kalo perlu lo bawa balik juga gapapa gue." jawab Alina
Beberapa saat kemudian Alina langsung bersin-bersin dan ia langsung menaikkan maskernya.
"Lo gapapa kan Lin? Kalo lagi nggak enak badan mending lo skip kelas aja jangan dipaksain takutnya tambah parah." ucap Arya yang prihatin dengan kondisi Alina.
"Skip kelas! Lo dah gila ya!" balas Alina.
"Alina... Alina... Sama yang lebih tua malah ngomong gitu! Gue tuh seumuran sama om lo tau." batin Arya.
Alina pun kembali bersin-bersin. Ia pun berusaha melanjutkan bicara. "Pokoknya gue harus ikutin nih ujian nggak peduli kalo lagi sakit."
"Si Alina tuh orangnya emang ambis Ar. Dia nggak bakalan nyerahin jabatan pengurus kelas yang udah dia pegang selama dua tahun berturut-turut ke orang lain." ucap seorang yang duduk di depan Alina.
"Bener tuh kata Dea. Hasil dari pre-test ini bakalan nentuin siapa yang jadi pengurus kelas. Dan selama ini Alina selalu dapat peringkat satu dan jadi pengurus kelas." sambung David.
"Ohhh gitu ya." jawab Arya.
"Namun tahun ini, si Imel pindah ke kelas ini. Imel itu pindahan dari kelas IPS 1 jadi Alina punya saingan berat deh." kata Dea.
Alina pun menurunkan maskernya dan memarahi Dea. "Geblek lo De! Jangan ngebocorin yang itu juga kali."
"Ya maaf Lin. Gue kebablasan njir." ucap Dea.
Saat Dea, Alina dan David saling bercanda ria. Arya pun kembali dengan melamunnya.
*****
Di kantin sekolah saat istirahat....
"Leon... Leon.... Leon...." Arya menghampiri Leon yang sedang asik bermain game mobile legend.
Arya terpaksa mencabut kabel headphone milik Leon agar Leon bisa mendengarkan ucapannya.
"Gue mau minta klarifikasi dari lo. Kenapa lo ada di sekolah? Mana pura-pura kagak kenal gue lagi." tanya Arya.
Leon pun menaruh ponselnya dan headphonenya lalu menjawab pertanyaan dari Arya. "Mas Arya... Mas Arya pertanyaan mas itu terlalu receh. Gini ya mas tugas saya tuh cuma satu yaitu cuma ngawasin subjek doang nggak ada yang lain. Dan saya ingin lihat wajah kagetnya Mas yang lucu itu loh."
"Sumpah bangke bener lo ya." Arya pun misuh-misuh ke Leon.
Namun Leon menanggapi dengan menjulurkan lidah ke Arya. Wajah Arya pun tiba-tiba lesu.
"Kenapa harus dibalikin ke kelas 12 sih? Masa-masa yang bikin otak meledak gara-gara belajar terus. Kalo mau cari teman lagi susah soalnya pada main sirkel semua. Sumpah stress banget gue." Arya pun curhat ke Leon.
Leon pun kembali fokus dengan ponselnya sedangkan Arya masih melanjutkan curhatnya. "Gue tuh kaget anak-anak zaman gue SMA sama anak-anak zaman sekarang sama aja nggak ada bedanya. Gue juga ngelakuin ini cuma demi dapat kerjaan layak buat makan sehari-hari sama bayar cicilan rumah doang udah. Lagipula dipikir-pikir gue bakal hilang dari ingatan mereka kan Le?"
Arya pun flashback saat Leon memberitahukan tentang ReLIFE saat mereka berdua nongkrong di warkop depan rumah Arya.
"Ketika ReLIFE kelar, maka ingatan mereka yang terlibat dengan Mas Arya tuh bakalan musnah." ucap Leon sambil mengambil gorengan sedangkan Arya sedang fokus melihat nota perjanjian eksperimen yang ada di tablet milik Leon.
"Hah? Kalo ingatan gue gimana?" tanya Arya bingung.
"Tentu aja ingatannya Mas Arya masih tersisa meskipun sedikit. Kalo nggak, gak ada gunanya ngelakuin ini. Dan mas bakalan balik jadi orang yang madesu lagi deh. Hanya aja.... Jika Mas Arya membocorkan tentang ReLIFE ini kepada orang lain dan umur asli Mas banyak yang tau maka ceritanya berbeda. Ingatan Mas Arya bakalan lenyap plus eksperimen ini pun gagal total." jawab Leon.
Kembali ke masa kini. Arya mempunyai ide yang cemerlang. "Mending gue ngejalanin hidup gue sebagai bayangan yang diam-diam tapi menghanyutkan."
Di sisi lain kantin ada antrian panjang karena ada seseorang gadis rambut twintail yang sedang dimarahin ibu kantin karena tidak bayar makanan.
"Tuh cewek kenapa Le?" tanya Arya yang melihat gadis rambut twintail itu dari kejauhan.
Gadis rambut twintail itu membikin antrian kantin makin panjang dan ruwet.
"Oh itu si Imel, tampaknya lagi kesusahan." jawab Leon sambil menaruh headphone ke lehernya.
Arya terdiam sejenak dan ia berniat ingin memberikan bantuan ke gadis rambut twintail itu.
Tak lama kemudian gadis rambut twintail itu berjalan keluar dari antrian. Arya pun langsung buru-buru menghampiri gadis rambut twintail itu.
"Imel!" panggil Arya ke gadis rambut twintail itu.
Gadis rambut twintail itu pun menghentikan jalannya dan Arya pun sedikit demi sedikit mendekat kepadanya.
"Oh si tukang ngudud. Kirain siapa yang manggil gue." ucap Imel ke Arya.
"Lo kalo ngasih julukan nyelekit bener ya." balas Arya.
"Maaf, gue keceplosan." Imel langsung minta maaf ke Arya.
"Tadi lo kenapa? Kok kaya orang susah dah." tanya Arya.
"Oh itu, cuma kebiasaan gue yang jarang bawa uang saku. Padahal gue udah berharap banget dapat voucher makan siang gratis karena gue pasti dapat peringkat satu lagi, namun ternyata gagal." jawab Imel.
Arya sedikit kebingungan dengan jawaban dari Imel. "Hmmm... Gue nggak paham maksud lo nih. namun intinya lo nggak ada uang kan."
Arya langsung mengambil dompetnya di kantong. "Nih gue pinjemin dah."
Lalu Arya mengeluarkan uang lima puluh ribu sepuluh lembar yang digulung dan dikaretin. "Nih gope buat lo."
Imel malu-malu antara menerima uang tersebut atau tidak. "Dapat minjemin uang sebanyak ini pasti lo orangnya dewasa banget nih."
"Dewasa ya...." gumam Arya lalu ia meralat ucapan Imel. "Hmmm... Nggak ini buat jaga-jaga doang soalnya uang saku gue kebanyakan tadi."
Arya pun memberikan uang tersebut ke Imel. "Pokoknya gue pinjemin ke lo. Gue ikhlas kok."
Telapak tangan Arya dan telapak tangan Imel saling bersentuhan satu sama lain. Sampai-sampai Arya merasa awkward.
"Kalo gitu mau lo. Gue terima dengan senang hati. Makasih ya." ucap Imel.
"Iya sama-sama." balas Arya.
Imel pun pergi meninggalkan Arya. Tak lama kemudian Leon mendekati Arya.
"Tipe cewek Mas Arya yang kaya dia ya." ucap Leon meledek Arya.
"Bu-bukan itu! Lo ngomong apa sih Le?" balas Arya.
Leon kembali meledek Arya. "Katanya mau jadi bayangan!"
Leon pun pergi meninggalkan Arya. Dan Arya langsung balik mengcounter Leon.
"Cemburu ya Le! Baru hari pertama sekolah gue langsung dapet cewek. Ya meskipun orangnya kaya gitu lah." gumam Arya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Re : LIFE (Indonesia Version)
De TodoTerinspirasi dari anime RE:Life Arya Wardhana (Fachri Albar - Suheil Bisyir) berusia 32 tahun dan menganggur. Dia berhenti dari pekerjaan sebelumnya setelah bekerja di kantor hukum tersebut selama 3 tahun. Arya memutuskan untuk mengambil bagian dal...