Chapter 0

12 2 0
                                    

"Ketika gue masih bocah, terpikir kalau sudah gede ingin kuliah, lulus cumlaude dan mendapatkan kerjaan dengan menjadi seorang lawyer top. Dan pada usia 30 tahun, gue akan menikah. Akan tetapi diri gue yang sekarang...." Monolog seorang pria usia kepala tiga yang hidup di Kota Jakarta pada tahun 2024.

Pria itu sedang duduk di kursi rotan sambil merenungkan sesuatu dengan kertas-kertas lamaran yang masih numpuk di atas meja.

Ponsel pria itu pun berbunyi yang membuatnya terkejut. Lalu ia mengambil ponsel itu dan melihat notifikasi yang tertera di layar.

Notifikasi itu tertulis bahwa lamaran kerjanya ditolak. Pria itu pun terngiang-ngiang akan susahnya melamar dari kantor hukum satu kantor hukum lainnya.

"Mohon maaf sebelumnya untuk sementara lamaranmu akan kami tolak."

Pria itu pun menaruh ponselnya ke atas meja lalu ia mengacak-acak rambutnya karena sudah hampir putus asa lamarannya banyak ditolak.

Pria itu flashback saat ia berusaha melamar kerja ke tempat lain setelah mundur dari kantor lamanya.

Pria itu sedang diwawancarai oleh seorang HRD di sebuah kantor hukum terbesar di Indonesia.

"Hmmm.... Nama kamu Arya Wardhana kan?" tanya HRD wanita ke seorang pria dengan setelan jas rapi dan rambut plus brewok yang klimis.

"Iya, saya bu." jawab pria bernama Arya dengan lantang.

"Baru lulus S2 kamu mau ngelamar jadi pengacara. Agak laen nih. Nyali kamu gede juga ya." kata HRD wanita itu ke Arya.

"Iya, saya akan percaya diri dengan nyali yang saya punya." jawab Arya.

"Ohhhh... Terus kenapa kamu resign dari kantor hukum yang pertama, padahal baru bekerja selama tiga tahun?" tanya HRD itu ke Arya.

"Hmmm... Bisa dibilang karena berbeda pandangan dan saya ingin fokus ke masa depan. Pengambilan keputusan yang cepat, tepat dan transparan adalah bakat saya." jawab Arya.

"Gitu ya, oke saya akan pikir-pikir dulu." ucap HRD wanita itu ke Arya.

Di masa kini, Arya masih memikirkan masa depannya yang masih luntang-lantung nggak jelas.

"Umur udah 32 tahun masih nganggur aja. Delapan tahun lagi udah bau tanah nih gue." batin Arya sambil mengambil bungkus rokok kreteknya yang ada di atas meja.

Arya pun mengambil sebatang rokok kretek lalu menaruhnya diantara dua bibir. Saat mau menenangkan diri dengan merokok tiba-tiba ponselnya berbunyi. Ia pun membatalkan niatnya untuk merokok untuk mengangkat telepon di ponselnya.

"Halo siapa ya?" ucap Arya sambil bertanya kepada orang yang ada di balik telepon

"Ini gue Jono." jawab seseorang dari balik telepon

"Oh lo Jon kirain siapa." Arya pun membalas pria dari balik telepon itu dengan bercanda.

"Woy Arya, sekarang hari gajian lu kan? Mau nongki nggak?" tanya Jono dari balik telepon.

"Hmmm... Bisa sih, tempat biasa kan?" tanya balik Arya.

"Kayanya gue bakal naik jabatan deh." gumam Arya dalam pikirannya.

******

Malam harinya di klab malam, ada keempat orang pria yang sedang menikmati pemandangan dunia malam.

"Ayo mulai guys. Besok udah mulai kerja nih." ucap seorang pria gendut yang merupakan teman Arya.

"Nggak nyangka gue bentar lagi si Jono mau married." sambung pria kerempeng berkacamata yang juga teman Arya.

Re : LIFE (Indonesia Version) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang